
PEKANBARU - Saat ini, fasilitas pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah menjadi primadona masyarakat di Provinsi Riau, khususnya Kota Pekanbaru. Cukup membawa ponsel, pembayaran non-tunai mudah dilakukan diberbagai merchant.
Seperti yang disampaikan Yuli Meliani, pemilik Gerai Sangsa yang beralamat di Jalan Datuk Setia Maharaja, Kecamatan Bukit Raya. Gerai Sangsa menjadi tempat ratusan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Sejak QRIS diluncurkan Bank Indonesia (BI) pada tahun 2019, banyak pelaku usaha di Pekanbaru menjadi merchant untuk mengadopsi pembayaran non-tunai. Di Gerai Sangsa sendiri sejak lama memanfaatkan pembayaran digital menggunakan QRIS berbagai bank, termasuk dari BRI.
Bahkan Yuli ikut bersama BI mensosialisasi penggunaan QRIS. Mulai dari pasar-pasar hingga ke pedagang kecil dan daerah pinggiran.
"Dulu saya ikut mensosialisasi QRIS. Enggak seperti sekarang, dulu banyak UMKM menolak. Alasannya takut enggak masuk pembayarannya, sampai ada yang ragu dengan jaringan internet," sebut Yuli yang akrab disapa Teh Yuli, Selasa (25/3/2025).
Namun ia tak menyerah, tetap membantu sosialisasi QRIS, terutamanya ke UMKM yang tergabung dalam Gerai Sangsa. Perlahan namun pasti, pedagang kecil yang memakai metode pembayaran QRIS bertambah.
"Terkadang pedagang mereka ragu, transaksinya gagal atau tidak masuk ke rekening pengusaha (settlement). Tapi ada juga yang sudah dibuatkan QRIS, tapi disimpan di bawah meja. Ternyata sekarang kan terbukti, pembayaran digital sudah jadi kebiasaan masyarakat khususnya generasi muda. Banyak dari mereka yang tidak membawa uang cash, hanya modal ponsel ke mana-mana," sebutnya.
Bahkan dirinya pernah mengalami saat ingin membeli produk di mal, ternyata tidak tersedia QRIS. Yuli pun memilih tak jadi beli, karena memang dirinya tak membawa uang cash banyak, lagi pula jika harus ke ATM untuk tarik tunai malah ribet.
"Kan sayang ada orang mau beli, karena tak ada QRIS, tak jadi beli. Padahal harus diakui untuk sekarang, adany QRIS bisa menambahkan omzet UMKM," sebutnya. Ia mengakui omzet Gerai Sangsa bertambah sejak menyediakan pembayaran digital seperti QRIS BRI.
Dirinya berharap untuk UMKM terutama di lokasi-lokasi wisata di daerah harus terbiasa dengan pembayaran digital. Sebab era sekarang semua sudah serba digital.
Seperti diketahui penggunaan QRIS tak lagi menjadi alat transaksi pembayaran dalam negeri dan antarnegara (cross border) saja. Ada juga fitur yang memungkinkan pengguna melakukan tarik tunai, transfer, dan setor tunai tanpa perlu pergi ke ATM.
Sebelumnya Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha mengatakan, tren penggunaaan pembayaran digital sangat digemari saat ini. Sehingga pihaknya turut andil dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan ekosistem cashless society di masyarakat.
"Kami dorong masyarakat baik karyawan, ibu rumah tangga, hingga UMKM memanfaatkan layanan digital seperti BRImo, EDC, QRIS dari BRI,” ujarnya saat ditemui di Menara BRI Pekanbaru belum lama ini.
Untuk meningkatkan minat masyarakat, BRI juga menyediakan berbagai fitur. Bukan hanya sekedar transaksi pembayaran saja, tetapi juga bisa berinvestasi lewat BRImo.
"Kami punya super apps BRImo, usernya sudah mencapai 32 juta pengguna, dan sangat aktif. Jadi kami melihat peluang digitalisasi ke masyarakat sangat besar. Kita akan terus pasarkan BRImo, khususnya di Pekanbaru, Riau. BRImo banyak manfaat selain transaksi, juga bisa berinvestasi," sambungnya.
Senada dengan itu, Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Pekanbaru, Reza Syahrizal Setiaputra, mengatakan saat ini sudah era cashless. Orang-orang terbiasa bertransaksi menggunakan ponsel saja, ketimbang harus membawa uang cash.
"Sekarang era cashless, cukup dengan membawa gadget, kita sudah bisa transaksi. Tentunya BRI mendukung program pemerinta untuk memilimalisir penggunaan uang cash. Maka itu BRI berinovasi dengan QRIS Tap, jadi cukup menempelkan ponsel ke perangkat penerima pembayaran, seperti mesin EDC (Electronic Data Capture). Dalam hitungan detik transaksi bisa dilakukan, tanpa perlu membuka kamera dan scan QR secara manual," ujarnya pada Selasa (26/3/2025).
Berbeda dengan metode pembayaran QRIS standar yang mengharuskan pengguna memindai kode QR, QRIS TAP memanfaatkan teknologi NFC (Near Field Communication), sehingga transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan praktis. Inovasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih seamless dan nyaman.
PT Marita Makmur Jaya Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Relawan Prabowo Gibran: 'Ini Terobosan Baru Demi Wujudkan Program Asta Cita Presiden'
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - PT Marita Makmur Jaya (MMJ) mendukung program makan bergizi gratis berkolaborasi mendukung percepatan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah (12 Kabupaten/Kota) yang ada di Riau.
Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) mendukung gebrakan perusahaan MMJ untuk memperluas cakupan penerima manfaat.
"Guna mengakselerasi program tersebut, kita dukung yang disesuaikan dengan tugas, peran, dan penentuan di wilayah 12 masing-masing daerah, mungkin bisa disetiap sekolah yang ada di daerah," kata Larshen Yunus, Ketua Umum (Ketum) Relawan GARAPAN, tadi ini Selasa.
Sebelumnya, Larshen Yunus mengaku telah mendapat laporan informasi dari Suparman yang merupakan orang dalam di MMJ. Bahwa perusahaan perkebunan itu, menyampaikan bahwa rencana mereka sepenuhnya mendukung program yang diinisiasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), sekaligus salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan dampak langsung kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional MMJ,” ujarnya.
Menrutnya, MMJ akan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan bisa bekerjasama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau untuk memastikan distribusi makanan bergizi dapat berjalan tepat sasaran.
“Dengan sinergi antar-perusahaan dengan organisasi pemuda, program itu diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka kekurangan gizi khususnya di Riau, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Larshen.
Tetapi Larshen juga menawarkan sekaligus mengajak perusahaan itu lebih dahulu untuk melihat secara langsung proses pelaksanaan program ini, mulai dari persiapan bahan baku, pengemasan, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
“Jadi kami siap bersedia sepakat untuk mendukung Program MBG, khususnya di daerah-daerah. Kami juga sudah melihat langsung dapur MBG yang cukup modern. Kami juga akan menyiapkan proyek percontohan dapur yang nantinya dapat menjadi model bagi perusahaan lainnya untuk membangun dapur di wilayah lain,” ujar Larshen.
"Jadi program MBG, kata dia sebelumnya bahwa Kementerian BUMN sedang memetakan bentuk PMO guna menentukan bantuan yang paling sesuai untuk mendukung Program MBG."
“Sebagai contoh, Pertamina dapat berfokus pada penyediaan pasokan gas untuk memasak, PLN memastikan suplai listrik yang stabil di lokasi dapur, dan Telkom mendukung pengembangan ekosistem digital. Semua pihak akan berkolaborasi sesuai bidangnya masing- masing,” tambahnya.
Sejumlah perusahaan swasta, kata dia harus bisa respons atas arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pencapaian Program MBG.
Menurutnya, pemerintah daerah juga dapat berkontribusi, misalnya dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung program tersebut.
“Untuk pemerintah daerah, ini menjadi ranah Kementerian Dalam Negeri," pesan Larshen.
Sama halnya dengan pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah, itu menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan. Namun, semua bentuk dukungan yang diberikan sesuai tata kelola dan ketentuan akan sangat diapresiasi,” kata dia. (*)
Tags : Quick Response Code Indonesian Standard, Pembayaran Digital Melalui QRIS, QRIS Kian Digandrungi, QRIS jadi Primadona Ditengah Masyarakat,