PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengambil langkah cepat dalam menyikapi maraknya tenda pengungsian Rohingya yang berdiri di atas trotoar Jalan Wan Datuk Abdul Jamal atau tepatnya di belakang Purna MTQ Pekanbaru.
"Penampungan pengungsi Rohingya di pinggir trotoar jalan belakang purna MTQ dibahas."
"8 Mei kemarin sudah kita tinjau. Kami beri mereka waktu 20 hari untuk bongkar (tenda, red) dan cari tempat lain," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru, Zul fahmi Adrian.
Sebelumnya pengungsi Rohingya mendapat gangguan dari warga sekitar dan perlakuan yang tak menyedapkan.
Menghadapi situasi ini, Pemprov Riau mengambil langkah cepat untuk melakukan penanganan dan menempatkan pengungsi ketempat yang lebih aman.
Tak diketahui apa motif warga melempari para pengungsi. Namun, diduga akibat terpengaruh ujaran kebencian yang menyebar di media sosial.
Sudah 3 bulan lebih berada di camp darurat dengan mendirikan tenda menggunakan terpal, pengungsi Rohingya tersebut belum mendapat kejelasan apapun terkait nasib mereka.
Zul fahmi Adrian telah memberikan waktu selama 20 hari untuk para pengungsi untuk membongkar tenda darurat tersebut.
Pasalnya, lokasi yang dihuni oleh 151 orang pengungsi Rohingya itu berdiri di atas trotoar dan berpotensi menggangu ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Satpol PP sudah berkoordinasi dengan IOM, UNHCR, dan kepolisian.
Diharapkan, pengungsi Rohingnya ini bisa bergeser ke lahan yang tidak mengganggu pengendara.
Pemprov Riau menggelar rapat koordinasi terkait fasilitas dan tempat penampungan sementara bagi pengungsi Rohingnya ini.
Sore ini, Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto akan menggelar rapat koordinasi bersama pihak terkait dan juga Pejabat Tinggi Pratama (PTP) lainnya.
Rakor langsung digelar di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah, Kompleks Kediaman Gubernur Riau, Kamis 16 Mei 2024 kemarin.
Melihat sejumlah pengungsi Rohingnya di Pekanbaru mengalami luka-luka akibat lemparan batu warga. Aksi ini kerap dilakukan bocah SMA dan geng motor tersebut terjadi siang dan malam.
Kegiatan mendirikan dan tinggal di tenda darurat di atas trotoar Jalan Wan Datuk Abdul Jamal atau di sekitaran Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru itu berpotensi menggangu ketentraman masyarakat.
"Saya kumpulkan kita semua disini karena ingin membahas permasalahan Rohingya yang ada di pekanbaru," kata Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto yang memimpin Rakor menyoroti berbagai persoalan yang terjadi pada Pengungsi Rohingya tersebut.
"Karena Pemprov riau baru dapat surat dari Kemenkopolhukam untuk pemindahan Pengungsi ke tempat aman," sambungnya.
Selain menggangu ketertiban masyarakat, setidaknya 154 pengungsi Rohingya itu juga berpotensi membahayakan keselamatan mereka dari kecelakaan lalu lintas.
"Jadi kita carikan mulai dari tempat tidak layak hingga angka kelahiran yang tinggi ini," sebutnya.
"Mereka itu kan tinggal di belakang MTQ tentu itu mengganggu pandangan dan juga tidak manusiawi. Buat tenda di atas trotoar, mereka banyak anak kecil tentu mengganggu arus lalu lintas, dikhawatirkan akan menyebabkan kecelakaan," tuturnya.
SF Hariyanto menyebutkan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pemko Pekanbaru, Imigrasi dan pihak keamanan untuk mencari solusi terbaik bagi nasib Pengungsi Rohingya ke depannya.
"Nanti kita carikan tempatnya entah itu gedung atau lapangan, yang penting mereka bisa berteduh. Dan kita akan minta bantu pihak kepolisian, TNI dan lainnya untuk menjaga keamanan," pungkasnya. (*)
Tags : pengungsi rohingya, pekanbaru, pengungsi rohingya dapat perlakuan buruk, pemprov riau ambil langkah penampungan pengungsi yang baru, pengungsi rohingya dihujani batu, pengungsi rohingya di pinggir trotoar jalan belakang purna mrq, News,