PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) memoles kembali berbagai situs peninggalan sejarah zaman Belanda sebagai salah satu kota yang banyak menyimpan sejarah.
"Salah satu situs yang dibenahi adalah rumah kapitan dan melabeli bekas peninggalan kapitan dengan kaca agar tidak hilang dan rusak."
"Saya sudah melihat langsung salah satu objek wisata yakni eks rumah kapitan. Saya agak tertegun melihat kondisi rumah itu dan sangat merasa prihatin dengan kondisinya," kata Larshen Yunus, Ketua Dewan Pembina Daerah I Komite Nasional Pemuda Indonesia [DPD I KNPI] Riau yang mengaku sudah memantau langsung kondisi dilapangan.
Menurutnya, eks rumah kapitan itu dikembangkan bisa menjadi salah satu objek wisata negeri seribu kubah.
"Salah satu keturunan kapitan yaitu Tono, menyanggupi apa yang menjadi niat baik untuk dilakukan pembenahan rumah tua tersebut."
Tetapi menurut Larshen Yunus, untuk membenahi gedung tua milik kapitan dizaman kepemerintahan belanda itu terlebih dahulu dilakukan musyawarah dengan pihak keluarga ahli waris.
Phak keluarga pun sudah menyetujui kalau rumah kapitan itu di benahi untuk dijadikan objek wisata.
"Jadi pembenahan dilakukan untuk kunjungan para wisatawan dapat dinikmati oleh keluarganya dan daerah ramai dikunjungi oleh para wisatawan," kata Larshen.
Ia mengatakan ada beberapa item yang sangat menarik. Pertama adalah alat musik berupa piano buatan belanda.
Kemudian yang kedua adalah tempat tidur kapitan, foto-foto kapitan dan keluarga, serta topi kapitan yang sebelumnya ada di Kota Batam, Propinsi Kepri.
"Pihak keluarga pun sudah berupaya untuk mengupayakan kembali memperoleh topi kapitan itu," ujarnya.
Menurutnya, jika barang-barang peninggalan kapitan itu diserahkan pihak keluarganya kepada Pemkab Rohil, maka akan bisa menjadikan objek wisata.
"Disparpora juga telah meminta barang-barang peninggalan kapitan itu untuk menjaganya dengan baik. Agar tidak rusak, maka barang-barang bersejarah itu dikurung di dalam kaca agar tidak disentuh oleh pengunjung," ujarnya.
Terkait renovasi bangunan sebutnya kerusakannya cukup berat dan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Jika pihak keluarga sudah menyetujui dilimpahkan pengelolaannya ke Pemkab Rohil, maka akanbisa meminta dana ke pemerintah pusat untuk merenovasi semuanya itu.
Selain dari pada itu, Makam kapitan dan istrinya yang berlokasi di Jalan pahlawan gang Candu (sekarang jalan Putra, red) juga akan dibenahi.
"Jika pengunjung berkunjung kerumah kapitan tentunya juga akan mengunjungi makam kapitan, pihak Pemkab bisa menyediakan dan siapkan transportasi becak hias seperti yang ada di negara Malaysia agar wisatawan mudah untuk berkunjung setiap saat," pungkas Larshen Yunus.
Situs peninggalan Belanda dan Portugis yang terus digali
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) akan terus menggali kembali berbagai situs peninggalan zaman ke pemerintahan Belanda dan Portugis yang ada di pusat ibukota Bagansiapiapi.
Selain mampu meningkatkan Pendapatan Asil Daerah (PAD) di sektor kepariwisataan tentunya juga sebagai salah satu bentuk dan upaya pemerintah daerah untuk mengangkat kembali nama ibukota bagansiapiapi yang memiliki banyak sejarah agar tidak hilang hingga sampai ke anak cucu.
Sebagaimana yang di ketahui dulunya kota bagansiapiapi sangat berjaya dan mendapatkan predikat sebagai kota nomor satu penghasil ikan di indonesia dan nomor dua di dunia setelah negara norwegia.
Hal itu dibuktikan dengan masih adanya bekas besi tiang pelabuhan internasional yang terletak di areal perkantoran Bea Cukai (BC) Pratama Bagansiapiapi yang panjangnya lebih kurang 200 meter.
"Konon bekas besi tua pelabuhan itu dulunya dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1931."
"Selain dari pada itu, kejayaan Kota bagansiapiapi dulunya juga dibuktikan dengan berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada tahun 1917 di Bagansiapiapi yang menandakan perekonomian masyarakat pada saat itu sudah maju," kata Larshen Yunus.
Kemudian pada tahun 1946 pelabuhan itu tidak bisa lagi dipergunakan akibat terjadinya pendangkalan laut yang membuat kapal dunia tidak bisa berlayar dan berlabuh di pelabuhan tersebut.
Tetapi Sekretaris Daerah (Sekda) Rohil, Drs H Surya Arfan Msi telah melakukan peninjauan ke beberapa tempat situs peninggalan Belanda dan Portugis.
Surya Arfan berjanji dalam waktu dekat dirinya akan meminta Dispora dan Disdik Rohil untuk mendata dan membenahi berbagai situs peninggalan sejarah yang ada di Rohil, khususnya di Bagansiapiapi.
"Wisata pokok kita saat ini hanya ritual bakar tongkang, dan wisata bahari pulau jemur. Namun situs peninggalan sejarah yang ada juga memiliki nilai jual dan jika digali dengan maksimal akan mampu menambah PAD," sebutnya.
"Maka dari itu kita minta disparpora untuk melakukan pendataan dan membenahi situs yang ada secara maksimal," pinta Surya Arfan.
Disebutkan, saat ini bekas pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan ekspor impor dunia saat ini masih ada besinya.
Maka dari itu kita berupaya untuk membangkitkan kembali sejarahnya agar anak cucu kita nanti mengetahui kalau Bagansiapiapi dulunya pernah berjaya di mata dunia.
Kemudian yang akan digali sejarahnya adalah Rumah dinas BRI yang telah berdiri sejak tahun 1836, rumah kapitan, dan water leading yang telah dibangun pemerintah belanda pada tahun 1924.
"Kalau rumah dinas BRI akan kita jadikan museum dan sejarahnya akan kita gali. Sementara situs lainnya akan kita benahi dengan baik," janjinya.
Selain itu lanjutnya, RSUD Dr RM Pratomo juga akan dijadikan situs bersejarah.
Dimana rumah sakit itu dulunya dibangun oleh pratomo yang istrinya orang belanda.
"Sebenarnya banyak situs bersejarah di kota bersejarah ini, namun belum kita gali secara masimal. Makanya kita telah bertekat dengan bulat untuk menggali dan membenahi berbagai situs bersejarah di negeri seribu kubah ini agar sejarah tidak terlupakan hingga akhir zaman," tandasnya.
Warisan untuk anak cucu
Tetapi seperti kembali disebutkan Larshen Yunus yang juga Wakil Sekretaris Jenderal [Wasekjend] KNPI Pusat Jakarta ini, bahwa peninggalan belanda maupun peninggalan portugis yang ada di negeri seribu kubah dinilai selain mampu meningkatkan Pendapatan Asil Daerah (PAD) di sektor kepariwisataan juga sebagai salah satu upaya agar situs yang ada nantinya bisa diketahui oleh anak cucu dimasa mendatang.
"Situs bersejarah di Rohil terus di gali dan kembangkan secara bertahap, ini merupakan salah satu bentuk dan upaya pemerintah daerah untuk mengangkat kembali nama Ibu Kota Bagansiapiapi yang menyimpan banyak sejarah agar tidak hilang hingga sampai ke anak cucu," kata Larshen.
Dulunya kota bagansiapiapi sangat berjaya dan mendapatkan predikat sebagai kota nomor satu penghasil ikan di Indonesia dan nomor dua di dunia setelah negara norwegia.
Hal itu dibuktikan dengan masih adanya bekas besi tiang pelabuhan internasional yang terletak di areal perkantoran Bea Cukai (BC) Pratama Bagansiapiapi yang panjangnya lebih kurang 200 meter.
"Konon bekas besi tua pelabuhan itu dulunya dibangun oleh pemerintah belanda pada tahun 1931."
Selain itu, kejayaan Kota Bagansiapiapi dulunya juga dibuktikan dengan berdirinya Bank Rakyat indonesia (BRI) pada tahun 1917 di bagansiapiapi yang menandakan perekonomian masyarakat pada saat itu sudah maju, kata Larshen Yunus.
Kemudian pada tahun 1946 pelabuhan itu tidak bisa lagi dipergunakan akibat terjadinya pendangkalan laut yang membuat kapal dunia tidak bisa berlayar dan berlabuh di pelabuhan tersebut.
"Selama ini wisata Rohil hanya ritual Bakar Tongkang, dan wisata baharinya pulau jemur. Namun situs peninggalan sejarah yang ada juga memiliki nilai jual dan jika digali dengan maksimal akan mampu menambah PAD," diakui Larshen.
Maka dari itu kata Larshen lagi, pihak Disparpora merasa penting untuk terus melakukan pendataan dan membenahi situs yang ada secara maksimal.
Miliki 5 Cagar Budaya yang Dilindungi
Pemerintah Kabupaten (pemkab) Rokan Hilir (Rohil) memiliki 5 cagar budaya yang telah terdaftar dibalai pelestarian cagar budaya batu sangkar, Propinsi Sumatra Barat (sumbar). Kelima cagar budaya itu telah dilindungi oleh undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya.
"Kita telah mendaftarkan sebanyak 30 cagar budaya dibalai pelestarian cagar budaya batu sangkar, namun yang dilindungi itu cuma ada lima cagar budaya," kata Kepala Seksi (Kasi) sejarah kepurbakalaan dan Museum Disparpora Rohil, Zakia Hada.
Kelima cagar budaya itu adalah kelenteng ing hok king, Rumah Kapitan, Gereja Khatolik yang terletak dikota Bagansiapiapi. Kemudian Candi Sintong yang terletak dikecamatan Pujud, dan terakhir adalah situs sedinginan yang terletak dikecamatan Tanah Putih," ujarnya.
"Memang kemaren kita mendaftarkan sebanyak 30 cagar budaya, namun yang dilindungi itu hanya lima. Sedangkan 25 lainnya termasuk eks palabuhan sei garam yang terletak diarel kantor bea Cukai juga telah terdaftar di balai pelestarian cagar budaya batu sangkar," terang Zakia.
Agar Cagar budaya yang ada tidak diganggu dan bisa dilestarikan sebagai tempat objek wisata negeri seribu kubah, maka dalam dekat pihaknya akan membentuk Tim yang khusus menangani cagar budaya dan aset sejarah lainnya dirohil.
"Kita akan bentuk tim, kemudian setiap cagar budaya akan dipasang plang agar lebih diketahui masyrakat," janjinya.
Disambungkan, adapun tim yang nantinya bertugas menangani cagar budaya dirohi itu terdiri dari Disparpora Rohil, Bappeda, Balai Persatuan batu sangkar, akademisi, dosen sejarah kepurbakalaan, serta pihak terkait lainnya, " pungkasnya. (*)
Tags : pemkab rohil, knpi riau, peninggalan sejarah di rohil, pemkab poles situs sejarah, berbagai peninggalan sejarah di rohil, pemkab rohil banyak situs sejarah, pemkab rohil banyak simpan situs zaman belanda,