Pemko Berencana Naikkan Gaji THL, Honor Guru, dan TPP ASN Seiring Momen HUT ke-241
HUT Kota Pekanbaru ke-241
PEKANBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga pendidik dan aparatur pemerintahan.
"Gaji THL, Honor Guru, dan TPP ASN bakal dinaikkan."
"Kami ingin meningkatkan kinerja masyarakat dari ASN dan THL. Kita akan mengevaluasi gaji yang selama ini tidak membuat mereka sejahtera," kata Walikota Pekanbaru Agung Nugroho bertepatan saat Hari Jadi Kota Pekanbaru ke-241 yang diperingati Senin (23/6).
"Di hari ulang tahun Kota Pekanbaru ini (HUT ke-241), kami akan evaluasi agar kehidupan mereka ke depannya lebih sejahtera lagi," sambungnya.
Walikota Agung Nugroho, mengumumkan rencana kenaikan gaji bagi Tenaga Harian Lepas (THL), honor guru, serta peningkatan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi ASN.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi sistem penggajian THL, ASN, dan honor guru yang selama ini dinilai belum cukup mensejahterakan.
Tak hanya itu, Pemko Pekanbaru juga berkomitmen untuk membayarkan TPP ASN sebanyak 14 bulan dalam setahun.
Kenaikan gaji bagi THL dan guru honorer juga sedang dikaji dan akan disesuaikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP).
"Gaji honor dalam waktu dekat akan kita evaluasi karena harus masuk di dalam APBDP. Kami juga akan tagih kinerja mereka dalam melayani masyarakat Pekanbaru," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Forkopimda atas dukungan dan kerja sama yang solid dalam menjaga stabilitas dan mendukung program pembangunan di Kota Pekanbaru.
Ia juga mengklaim bahwa hingga hari peringatan HUT ini, Kota Pekanbaru berhasil mencapai kondisi zero sampah, berkat kerja keras seluruh elemen.
"Dan kita buktikan bahwa di 23 Juni ini kita bisa katakan Pekanbaru zero sampah. Ini mudah-mudahan bisa kita pertahankan," imbuhnya.
Agung mengingatkan seluruh jajaran pemerintah agar tidak mudah tersinggung terhadap kritik publik. Menurutnya, kritik adalah bentuk perhatian yang harus dijawab dengan kerja nyata, bukan emosi.
"Pemerintah tidak boleh baper. Kami tidak boleh baper semuanya. Karena ketika salah kita dikritik. Tapi ketika berhasil, kita jangan berharap dipuji. Cukup jadikan itu semangat untuk terus bekerja," tutup Agung Nugroho. (rp.ind/*)
