BATAM - Pemerintah Kota dengan BP Batam menyusun strategi penanganan banjir yang kerap terjadi.
"Pemko dan BP Batam buat strategi untuk tangani banjir."
"Masalah banjir ini adalah atensi utama yang memerlukan solusi terstruktur dan berkelanjutan. Penanganan ini mencakup identifikasi akar masalah hingga implementasi solusi dalam tiga tahapan," kata Deputi Bidang Infrastruktur BP Batam, Mouris Limanto, Kamis (4/9).
Timnya telah turun langsung ke lapangan, menyisir sembilan kecamatan bersama tim dari Pemko Batam.
Kunjungan ini bertujuan untuk memetakan langsung kondisi di lokasi-lokasi rawan banjir dan memahami penyebab utama genangan air yang terjadi.
"Langkah proaktif ini menjadi fondasi awal dalam merumuskan kebijakan yang tepat," sebutnya.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan, ditemukan penyebab banjir di Batam bervariasi, katanya.
Dia menjelaskan, genangan air terjadi bukan hanya karena satu faktor, melainkan kombinasi dari beberapa penyebab.
“Ada yang memang karena drainase, sedimentasi, ada juga yang memang dalam pembangunannya tidak di desain jangka panjang. Ada juga memang faktor permukaan laut,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini secara bertahap, BP Batam dan Pemko telah merancang tiga strategi: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Penanganan jangka pendek sudah mulai diimplementasikan dan hasilnya mulai terasa.
Strategi jangka pendek adalah normalisasi sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang masih berbentuk saluran alam.
Pada strategi jangka menengah, pemerintah telah melakukan pembukaan hilir-hilir baru, terutama di kawasan Bengkong dan beberapa daerah lainnya.
Langkah ini sangat krusial untuk memperlancar aliran air menuju laut. Selain itu, ada juga perbaikan pada box culvert yang dinilai berpengaruh terhadap aliran air.
Sementara itu, untuk penanganan jangka panjang, Mouris menyebut bahwa perencanaan sedang dimatangkan.
Salah satu agenda utamanya adalah penggantian jembatan-jembatan yang ada di atas sungai.
“Yang tadinya sungai lebar 10 meter, tapi karena ada jalan penyeberangan jadi mengecil mungkin sisa 2 meter.Rencana ini ditargetkan terealisasi pada tahun 2026,” kata dia.
Selain perbaikan jembatan, pemerintah juga berencana membuat kolam-kolam retensi. Kolam ini berfungsi sebagai penampung air sementara saat curah hujan tinggi, sehingga mengurangi debit air yang mengalir ke permukiman.
Mouris mencontohkan keberhasilan program serupa yang telah diterapkan di Jakarta, memberikan gambaran visual tentang rencana ini yang mungkin akan berbentuk seperti taman.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Batam, Suhar, membenarkan kolaborasi ini.
Pihaknya bekerja berdasarkan arahan dari Mouris Limanto. Sejak beberapa bulan lalu, DBM-SDA telah melakukan pemetaan terhadap 105 titik banjir yang memiliki berbagai macam permasalahan.
Dia menambahkan, penanganan 105 titik tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda, mulai dari normalisasi hingga pembangunan infrastruktur. Namun, ia mengakui adanya keterbatasan alat berat yang dimiliki Pemko Batam.
“Alat kita memang tidak cukup untuk seluruh Batam,” ujarnya.
Pemko Batam telah mengambil langkah konkret untuk mengatasi keluhan itu. Melalui APBD-P, dinasnya telah ditugaskan untuk melakukan penambahan alat berat.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat upaya normalisasi yang sedang berjalan dan memastikan penanganan jangka pendek dapat dilakukan dengan lebih efektif dan cepat di seluruh wilayah rawan banjir.
Suhar menuturkan, untuk jangka menengah dan jangka panjang, penanganan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Prioritas akan diberikan pada penyelesaian masalah-masalah primer secara bertahap.
Sinergi antara BP Batam dan Pemko Batam ini menjadi kunci utama dalam memastikan setiap langkah penanganan berjalan optimal. Setiap instansi memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas, mulai dari pemetaan, perencanaan, hingga eksekusi di lapangan. (rp.ant/*)
Tags : banjir, pemko dan bp batam atasi banjir, pemko buat strategi tangani banjir, News Daerah,