
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM — Pemerintah Kota Pekanbaru mengungkapkan bahwa penanganan banjir membutuhkan anggaran yang sangat besar, bahkan mencapai lebih dari Rp1 triliun.
"Pemko Pekanbaru terkendala anggaran untuk tangani banjir."
"Banjir di Pekanbaru sebenarnya bisa diatasi, asalkan seluruh tahapan dalam master plan dijalankan. Namun, masalahnya adalah anggaran. Kami sudah hitung, kebutuhan anggarannya lebih dari Rp1 triliun," kata Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, Jumat (11/4).
Hal ini merujuk pada master plan penanggulangan banjir yang telah disusun pemerintah kota.
Agung Nugroho, menyebutkan bahwa banjir masih menjadi ancaman serius bagi sejumlah wilayah, terutama di Kecamatan Rumbai yang sempat terdampak cukup parah pada Maret 2025 lalu. Saat itu, status siaga darurat banjir sempat diberlakukan.
Menurutnya, anggaran sebesar itu dibutuhkan untuk membuka sumbatan pada sistem drainase yang sudah ada dan membangun saluran air baru di berbagai titik di kota.
Ia menambahkan, jika pembangunan drainase harus menjangkau permukiman warga, maka anggaran yang dibutuhkan akan jauh lebih besar.
"Masih banyak perumahan-perumahan yang belum bisa kita anggarkan. Belum ada dananya," ungkapnya.
Meski terbatas secara anggaran, Agung menegaskan bahwa pemerintah kota tidak tinggal diam. Ia menyadari bahwa penanganan banjir tidak bisa hanya mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru.
"Kita harus proaktif, jemput bola ke pemerintah pusat. Kita coba perjuangkan agar anggaran penanganan banjir ini bisa masuk ke Pekanbaru," ujarnya.
Saat ini, Pemerintah Kota Pekanbaru masih berupaya menyusun skala prioritas dalam penanganan banjir sambil membuka peluang kerja sama dengan pemerintah pusat maupun pihak lain untuk mendukung pembiayaan infrastruktur pengendalian banjir.
Tetapi anggota DPRD Kota Pekanbaru Hamdani punya cara untuk tangani banjir.
Hamdani memaparkan, penyebab pemukiman warga kerap dilanda banjir karena beberapa parit dan gorong- gorong yang tidak memadai.
"Maka perlu dilakukan perbaikan serta penggantian gorong-gorong menjadi saluran yang lebih besar seperti box culvert."
"Perlu dilakukan perbaikan, karena warga sudah resah dengan kondisi rumah yang kerap dilanda banjir. Penanganan banjir kita ketahui menjadi salah satu visi dan target prioritas Pj Walikota Pekanbaru untuk menuntaskan masalah banjir di Pekanbaru, mudah-mudahan ini terealisasi," ungkap Hamdani.
Hamdani menyatakan kalau bisa dimuali perbaikan parit dan gorong-gorong karena memang itu sangat penting dalam rangka solusi di masyarakat dan juga merealisasikan target prioritas.
Menurutnya, persoalan banjir hingga saat ini menjadi aspirasi yang dominan di tengah masyarakat, dan untuk memastikan penyebab serta solusi terbaik yang diberikan dalam penangan banjir adalah perbaikan parit dan gorong-gorong.
Yang menggembirakan, Pemko Pekanbaru belum lama ini menerima bantuan signifikan berupa alat operasional dan dana senilai total Rp85 miliar dari Kementerian PUPR untuk memperkuat upaya penanganan banjir dan pengelolaan drainase.
Bantuan tersebut meliputi satu unit mobil penyedot lumpur berteknologi tinggi senilai Rp5 miliar dan satu unit mobil CCTV mini untuk inspeksi gorong-gorong.
Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, mengatakan bantuan ini merupakan hasil dari upaya pendekatan dan koordinasi yang telah ia lakukan sejak sebelum resmi dilantik sebagai wali kota.
Ia menyadari keterbatasan ruang fiskal Pemko Pekanbaru akibat beban tunda bayar sebesar Rp500 miliar, yang menyulitkan realisasi berbagai program pembangunan daerah, termasuk penanganan banjir.
"Kita sudah rapat dengan kabalai sungai dari kementerian bersama PU Kota Pekanbaru. Sejak jauh hari sebelum saya dilantik, saya sudah safari ke menteri-menteri, karena saya tahu kita punya anggaran yang sangat terbatas. Hanya ratusan miliar yang bisa digunakan untuk pembangunan, dan itu jelas tidak cukup untuk menyelesaikan banjir Pekanbaru," ujar Agung Nugroho.
Selain mobil penyedot lumpur canggih, Pemko Pekanbaru juga menerima hibah mobil kecil berkamera CCTV yang mampu masuk ke dalam saluran air bawah tanah.
Mobil ini akan digunakan untuk memantau kondisi gorong-gorong, mendeteksi sedimentasi dan sampah yang menyumbat aliran air, sehingga mempermudah perencanaan pembersihan.
"Ini mobil kecil yang bisa masuk ke saluran air bawah tanah. Bisa terlihat di dalamnya seperti apa, dan sangat berguna untuk perencanaan pembersihan saluran air kita," kata Agung.
Lebih lanjut, Kementerian PUPR juga mengucurkan dana sebesar Rp80 miliar untuk proyek pembangunan Parit Belanda sepanjang 12,8 kilometer di kawasan Rumbai. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi secara signifikan risiko genangan banjir di wilayah tersebut.
"Pembangunan ini tentunya memerlukan dukungan dari masyarakat, terutama yang terdampak. Ada kemungkinan pembebasan lahan atau masyarakat yang bersedia memberikan sebagian tanahnya demi kelancaran pembangunan parit tersebut," ucapnya.
Sebagai tambahan dukungan, Pemko Pekanbaru juga menerima dua unit bus sekolah dari Kementerian Perhubungan yang akan segera dioperasikan untuk membantu transportasi pelajar.
"Ini akan sangat membantu anak-anak kita dalam perjalanan ke sekolah. Kita akan segera operasikan. Ke depan kita juga akan terus berupaya melobi kementerian lain agar Pekanbaru bisa terus mendapat dukungan pembangunan," tutup Agung. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : banjir, langganan banjir, pekanbarupemko kelabakan tangani banjir, banjir menahun, parit dan gorong- gorong tidak memadai,