Riau   2025/12/06 10:13 WIB

Pemprov Mulai Pulihkan Pendapatan Asli Daerah yang Alami Penurunan Signifikan

Pemprov Mulai Pulihkan Pendapatan Asli Daerah yang Alami Penurunan Signifikan

PEKANBARU - Pansus Optimalisasi PAD DPRD Provinsi Riau mulai melakukan langkah awal pemetaan potensi pendapatan untuk mengatasi penurunan signifikan pada APBD beberapa tahun terakhir.

"PAD alami penurunan segera dipulihkan."

"Kami sudah mulai berkomunikasi dengan perguruan tinggi. Semua dilakukan berbasis data dan kajian ilmiah untuk mengejar potensi PAD yang masih bisa digali," kata Abdullah, Ketua Pansus Optimalisasi PAD DPRD Riau, Kamis (4/12/).

Menurutnya, langkah pertama dilakukan dengan menghimpun masukan dari para rektor dan akademisi perguruan tinggi di Riau.

Abdullah menyebut, pihaknya tengah mengumpulkan data dan melakukan kajian ilmiah demi menemukan ruang baru peningkatan pendapatan.

Abdullah menjelaskan, kolaborasi tidak hanya dilakukan dengan kalangan akademisi.

Kedepan, pansus juga akan memperluas koordinasi dengan berbagai lembaga pemerintah di luar Pemprov Riau demi memperluas sumber informasi dan memperdalam pemetaan potensi.

"Masih banyak peluang yang bisa digarap, tetapi selama ini belum maksimal. Pansus ini kami bentuk agar potensi itu benar-benar bisa dikejar," tegasnya.

Pansus Optimalisasi PAD resmi dibentuk DPRD Riau dengan mandat mengembalikan struktur APBD ke angka ideal.

Riau sebelumnya pernah mencapai APBD di atas Rp11 triliun, namun kini nilai tersebut merosot signifikan. Pada RAPBD 2026, kondisinya diperkirakan hanya menyentuh kisaran Rp8,3 triliun.

Pansus yang terdiri dari 14 anggota ini diberi tugas memetakan berbagai sumber PAD, mulai dari pajak, retribusi, hingga pemanfaatan aset daerah.

Abdullah optimistis target pemulihan bisa tercapai.

"Target optimistis kita dua digit, sementara target realistis berada di atas Rp9 triliun," jelasnya.

Ia menekankan, upaya peningkatan PAD tidak boleh membebani masyarakat dengan penambahan pajak atau retribusi baru.

Fokus utama pansus adalah menggali potensi yang tersedia namun belum tergarap optimal, termasuk optimalisasi kinerja BUMD, pemanfaatan aset milik pemerintah provinsi, hingga peluang dana bagi hasil dari komoditas unggulan daerah.

"Potensi sawit sangat besar, termasuk produk turunannya yang seharusnya bisa menjadi sumber PAD baru. Begitu juga energi terbarukan selain migas, serta pajak air permukaan dan bahan bakar," ungkapnya.

Pansus menargetkan waktu kerja enam bulan untuk menyelesaikan kajian dan verifikasi lapangan.

Abdullah meyakini upaya ini dapat mengembalikan kondisi fisikal Riau ke posisi ideal.

"Harapan kita PAD kembali normal. Jika memungkinkan, bisa kita dorong hingga Rp11 triliun. Relatif bisa, menurut saya," tutupnya. (*)

Tags : pendapatan asli daerah, pad, riau, pad alami penurunan, pemprov pulihkan pad pad riau alami penurunan signifikan,