
PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mulai mengalihkan arah pembangunan ekonomi dari ketergantungan pada sektor minyak dan gas bumi (migas) menuju sektor-sektor unggulan yang dinilai lebih berkelanjutan, seperti perkebunan kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.
"Pemprov Riau alihkan arah pembangunan ekonomi."
“Produksi migas kita saat ini hanya sekitar 200.000 barel per hari akibat penurunan produksi dari sumur-sumur tua. Ini tidak lagi bisa menjadi andalan,” kata Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Riau Tahun 2025 di Balai Serindit, Jumat (2/5).
Gubri menegaskan bahwa Riau tidak lagi bisa bergantung pada migas sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
Ia juga mengungkapkan bahwa penerimaan daerah dari Dana Bagi Hasil (DBH) migas mengalami penurunan signifikan, hanya sekitar Rp350 miliar.
Jumlah tersebut dinilai belum cukup untuk mendanai pembangunan secara menyeluruh di wilayah Riau.
Sebagai langkah strategis, Pemprov Riau mendorong diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan berbasis kehutanan.
Kedua sektor ini dianggap memiliki prospek jangka panjang yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Dengan fokus pada hilirisasi perkebunan dan industri pulp and paper, kita bisa menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan menarik investasi baru,” ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas lahan perkebunan kelapa sawit di Riau pada 2023 mencapai 2,5 juta hektare, terdiri dari 415.000 hektare milik petani swadaya dan 2,1 juta hektare milik perusahaan. Sementara itu, ekspor produk kertas dan karton dari Riau pada April 2024 tercatat sebesar US$659 juta, menunjukkan kekuatan sektor industri pulp and paper di provinsi ini.
Wahid menekankan pentingnya hilirisasi untuk mengoptimalkan potensi sektor unggulan, agar Riau tidak hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga menghasilkan produk jadi dengan nilai ekonomi lebih tinggi.
“Migas tetap menjadi sektor andalan, tetapi fokus ke depan adalah memperkuat sektor perkebunan dan industri pengolahan. Ini akan menjadi prioritas pengembangan ekonomi kita,” tambahnya.
Dengan strategi ini, Pemprov Riau berharap dapat menciptakan struktur ekonomi yang lebih tangguh, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan pasar global serta transisi energi. (*)
Tags : pembangunan ekonomi, pemprov riau alihkan arah pembangunan ekonomi, pemprov lepaskan ketergantungan sektor migas, News,