PEKANBARU - Rencana pemerintah yang disampaikan melalui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, akan melakukan impor 1,5 juta ton dalam waktu dekat ini sepertinya terancam gagal. Pasalnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut tahun ini Indonesia tak akan lagi mengimpor beras. Alasannya, masih banyak beras impor yang belum terpakai sehingga turun mutunya.
Budi Waseso menyatakan bahwa Perum Bulog untuk saat ini masih memiliki stok beras impor dari pengadaan tahun 2018 lalu. Dari total pengadaan sebanyak 1.785.459 ton beras, masih tersisa 275.811 ton beras belum tersalurkan. Dari jumlah tersebut, 106.642 ton di antaranya merupakan beras turun mutu. "Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor, jadi sudah menahun kondisinya," ujar Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI dirilis detik.com, Senin (15/3).
Atas apa yang disampaikan Direktur Utama Perum Bulog yang akrab disapa Buwas ini, Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia (Gerbang Tani) Riau sangat menyambut baik. Ketua Gerbang Tani Riau, Albert Susanto, SP, bila rencana impor beras besar-besaran ini batal dilakukan, maka petani akan sangat terlindungi. "Kami tentunya sangat mengapresiasi atas apa yang disampaikan Dirut Forum Bolug, Bapak Buwas tersebut. Kami merasa keputusannya sudah sangat tepat," jelas Albert, Selasa (16/3).
Albert Susanto menilai, rencana Erlangga untuk melakukan impor beras disamping dari sisi waktu tidak tepat, juga menduga Erlangga tidak matang dalam membuat kebijakan soal impor beras ini. "Disamping tak tepat dari segi waktu dimana petani kita juga akan panen, ternyata stok beras kita masih banyak. Apa yang disampaikan Bapak Buwas malah bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Bapak Erlangga, beliau bilang untuk cadangan, tapi ternyata stok beras kita masih banyak. Ada apa?" ucap Albert bertanya.
Sebelumnya, beberapa organisasi sempat mengecam kebijakan Kementrian yang dipimpin Erlangga soal impor beras 1,5 juta ton ini. Salah satunya organisasi yang getol menolak adalah Gerbang Tani Riau. Mereka menolak dengan keras kebijakan Erlangga yang dinilainya sangat tidak memihak dengan petani di Indonesia. (rilis)
Tags : Pemprov Riau, Anggaran APBD, Berbagai Prestasi Diperoleh,