"Dua proyek [gedung Quran Center dan Riau Creative Hub/RCH] terkesan molor lantas pemerintah dituduh tidak fokus melakukan pembangunan infrastruktur baru di tahun politik"
embangunan tahap ketiga gedung Quran Center Riau di Jalan Sudirman, dan Riau Creative Hub [RCH] di Jalan Arifin Achmad Pekanbaru saat ini sudah berjalan dan hampir selesai hingga diperkirakan mencapai 95 persen.
Dua proyek itu menelan anggaran hingga Rp 37 miliar lebih, tetapi dalam perjalanannya dinilai sempat molor dari kontrak yang disepakati. Hingga awal tahun 2024 proyek tersebut belum tuntas dan pekerjaannya masih berjalan.
Proyek itu anggarannya bersumber dari APBD Riau tahun anggaran 2023 yang sudah berakhir.
Namun hingga tutup buku 2023, pihak kontraktor belum menuntaskan pembangunan proyek tersebut.
Tetapi Koordinator Indonesia Corupttion Investigation [ICI], H. Darmawi Wardhana Zalik Aris SE Ak menilai pemerintah tidak lagi fokus untuk melakukan pembangunan baru memasuki tahun politik menjelang Pilpres 2024.
"Pemerintah seharusnya melakukan audit terhadap proyek-proyek infrastruktur yang telah dikerjakan selama pemimpin Riau periode itu menjabat ketimbang mengerjakan proyek infrastruktur yang baru."
“Saya sudah sarankan BPKP supaya melakukan audit proyek gedung baru itu, supaya diaduit semua pembangunannya selama periode itu apakah berjalan baik, setengah baik, atau tidak baik,” kata Darmawi Wardhana, Jumat (9/2/2024).
Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan [PUPR-PKPP] Provinsi Riau, M Arief Setiawan, pada Jumat 5 Januari 2024 kemarin membenarkan jika pekerjaan proyek pembangunan gedung RCH di Jalan Arifin Ahmad belum selesai.
Arief mengatakan, hingga akhir tahun 2023, progres pembangunan RCH baru mencapai 94 persen.
"Iya pembangunan RCH tidak selesai, sampai akhir Desember kemarin sudah 94 persen, sisanya masih dikerjakan, kita beri perpanjangan waktu 50 hari," ujarnya.
Seperti diketahui, proyek pembangunan gedung RCH dimulai sejak tahun 2021. Pembangunan gedung masuk dalam proyek multi years atau tahun jamak dengan tiga kali penganggaran. Dengan total anggaran sekitar Rp 37,9 miliar.
Proses pemabangunan gedung Riau Creative Hub
Tahapan awalnya didistribusikan sejumlah Rp 4,4 miliar, tahapan ke-2 sebesar Rp 6,5 miliar, selanjutnya tahapan ke-3 Rp 27 miliar.
Gedung ini nantinya difungsikan sebagai wadah untuk mempromosikan dan menampilkan produk-produk ekonomi kreatif.
Pemprov Riau mengklaim, pembangunan RCH ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada para pelaku ekonomi kreatif [Ekraf] di Bumi Melayu Lancang Kuning.
Gedung Utama RCH rencananya akan mengakomodir 16 subsektor ekonomi kreatif diantaranya adalah pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, musik, desain produk, fashion, desain komunikasi visual, fotografi, tv dan radio, seni pertunjukan, film, animasi dan video, penerbitan, aplikasi, periklanan, kriya dan seni rupa.
"Nantinya akan kita diskusikan terlebih dahulu ke semua elemen termasuk kepada pelaku ekonomi kreatif yang telah berhasil maupun organisasi ekraf," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau Roni Rakhmad.
Keberadaan RCH diharapkan dapat membawa dampak positif bagi anak muda pelaku ekonomi kreatif di Provinsi Riau sehingga perlu dukungan semua pihak.
Keberadaan gedung ini juga diharapkan dapat menjadi tempat kumpulnya anak-anak kreatif, sharing ide-ide baru, wadah pameran ekonomi kreatif, kolaborasi terjalin, inkubator Ekraf dan ekosistem ekonomi kreatif Riau maju.
"RCH punya seluruh anak ekraf, jadi semua boleh masuk dan harapannya tidak ada yang khusus. Tentunya semua ada tata cara pengelolaan. Mudah-mudahan keberadaan RCH membuat ekonomi kreatif kita maju selangkah dari daerah-daerah lain," katanya.
Tahapan proyek
Kepala Bidang Cipta Karya PUPR Riau Thomas Larfo Dimeera, selaku PPK proyek menjelaskan, untuk pembangunan tahap ketiga gedung Quran Center Riau pihaknya mengalokasi anggaran sebesar Rp16 miliar.
"Anggaran itu untuk penyelesaian bangunan pendukung di belakang gedung utama. Termasuk untuk landscape, meliputi pagar, perapian drainase dan lainnya," ujarnya.
Sedangkan untuk gedung RCH sendiri, sebut Thomas, pihaknya tahun ini mengalokasikan anggaran lebih kurang sebesar Rp27 miliar.
"Kalau RCH, tahap ketiga itu ada bangunan pendukung yang belum terakomodir di bangunan utama, termasuk kawasan landscape, tapi landscape lebih besar dari Quran Center karena kawasannya 2 hektare," terangnya.
Untuk diketahui, pembangunan dua gedung itu, Pemprov Riau mengalokasikan anggaran secara bertahap. Tahap ketiga merupakan penyelesaian gedung.
Gedung RCH dibangun di eks Pujasera, jalan Arifin Achmad Pekanbaru. Pembangunan gedung secara bertahap, tahap awal dialokasikan sebesar Rp4,4 miliar, tahap kedua senilai Rp6,5 miliar, kemudian tahap ketiga Rp27 miliar.
Gedung RCH yang nantinya digunakan sebagai wadah untuk mempromosikan dan menampilkan produk-produk ekonomi kreatif [Ekraf] masyarakat Riau dikelolah oleh UPT Bandar Seni Raja Ali Haji, Dinas Pariwisata Riau.
Sedangkan Gedung Quran Center Riau tahap pertama tahun 2021 dialokasikan anggaran Rp14,4 miliar. Kemudian tahap kedua tahun 2022 dialokasikan sebesar Rp21,6 miliar, dan tahap ketiga tahun 2023 sebesar Rp27 miliar.
Sebelumnya, masa Gubernur Riau [Gubri] di jabat Syamsuar menargetkan kedua bangunan tersebut dapat diresmikan pada Agustus 2023, sehingga bisa menjadi kado Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Provinsi Riau.
"Riau Creative Hub masih ada pekerjaan lagi di tahun 2023. Tapi mudah-mudahan Insya Allah pada bulan Agustus lalu gedung RCH seharusnya sudah diresmikan. Karena kami berkeinginan RCH bisa menjadi hadiah ulang tahun Provinsi Riau tahun 2023. Termasuk Gedung Quran Center Riau," katanya.
Pembangunan Riau Creative Hub (RCH) di Jalan Arifin Achmad Pekanbaru
Sedangkan Darmawi Wardhana mengatakan, proyek mangkrak tidak hanya sebagai julukan untuk proyek-proyek yang tidak selesai, tapi juga untuk proyek yang telah dibangun tapi belum beroperasi secara optimal.
Menurutnya, audit diperlukan digunakan untuk bisa mengoptimalkan infrastruktur-infrastruktur yang masih belum beroperasi sesuai dengan tujuan awalnya.
“Membangun gedung yang belum berfungsi, namun tidak memperbaiki infrastruktur di Riau yang akses jalannya masih banyak yang rusak sangat percuma, karena waktu tidak lagi mencukupi karena nanti kabinet baru akan punya yang lain,” ujarnya.
Adapun, PUPR hendaknya bisa menyeleksi proyek infrastruktur baru yang dikerjakan agar tidak meninggalkan proyek mangkrak pada era pemerintahan sekarang [Pj Gubri] yang bakal diunjuk.
Kontraktor janji tuntaskan proyek
Proyek belum tuntas dan kembali molor, pembangunan gedung Riau Creatif Hub [HUB] yang berlokasi di Jalan Arifin Achmad Pekanbaru itu, hingga kini ternyata belum dilakukan serah terima pekerjaan pertama atau PHO.
Pihak rekanan maupun pihak PUPR Riau belum bisa memastikan gedung selesai, meski kontrak sudah diperpanjang waktu 50 hari paska kontrak berakhir pada akhir Desember 2023 lalu.
Proyek yang menyedot APBD Riau senilai Rp38 miliar lebih itu, hingga kini masih belum rampung dikerjakan kontraktor pelaksana dan diperkirakan masih dibawah 95 persen realisasi fisiknya.
Pada Sabtu, 9 Februari 2024 di lokasi proyek kelihatan para tukang masih sibuk mengerjakan bangunan ketiga gedung teatrikal yang belum rampung dikerjakan oleh PT Boriandy Putra selaku kontrakor pelaksana.
Para tukang, tampak sedang memasang kaca hingga memasang keramik di pinggiran gedung utama teaktrikal dan memasang plafon.
Para tukang disana juga enggan berkomentar kepada awak media, mereka hanya bisa menyarankan untuk menemui pihak kontraktor PT Boriandy Putra.
Muhammad Ali selaku penangjawab proyek menjelaskan pada media bahwa proyek tersebut belum tuntas dikerjakannya dan belum dilakukan serahterima pertama PHO proyek tersebut.
Ia menyebutkan, pihaknya masih ada waktu dalam mengerjakan proyek yang belum tuntas itu, dan diperkirakan akan berakhir pada pertengan Februari, paska dilakukan adendum waktu pelaksanaan 50 hari oleh pihak Bidang Cipta Karya PUPR Riau.
"Benar pekerjaan ini masih belum kita serahterimakan, paska dilakukan ademdum waktu 50 hari kerja oleh pihak PUPR Riau," kata M Ali seperti dirilis oketimes.
Ia menyebutkan, saat itu pihaknya sedang melakukan pekerjaan pemasangan kaca gedung teatrikal, lantaran kaca tersebut baru datang dari penyedia barang dari Jakarta.
"Kaca yang kita pasang saat ini, memiliki spesifikasi khusus, sehingga barangnya agak sulit didapatkan dan baru tiba di lokasi untuk kita pasang," ujarnya.
Saat ditanya, kapan proyek akan tuntas dikerjakan pihaknya, M Ali hanya bisa mengatakan dalam waktu dekat ini akan tuntas dikerjakan, setelah itu akan dilakukan proses serahteriama pertama dengan pihak Bidang Cipta Karaya PUPR Riau.
"Sabar aja, tak lama lagi kita akan tuntaskan proyek ini sebelum perpanjangan kontrak berakhir pada bulan Februari nanti," katanya.
Pagar gedung RCH sempat roboh
Pagar sepanjang 25 meter di proyek gedung Riau Crative Hub di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, sempat mengalami roboh. Pagar itu roboh akibat diguyur hujan deras.
Pagar yang mengelilingi Riau Creative Hub roboh dari sisi kiri. Pagar yang terbuat dari cor beton dan besi hollow itu roboh ke arah jalan.
PT Boriandy Putra sebagai kontraktor dari proyek itu langsung bergerak cepat. Pagar yang roboh langsung dibereskan dan ditutup pagar seng.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Provinsi Riau Thomas Larfo membenarkan pagar tersebut roboh. Pagar roboh akibat curah hujan tinggi pada malam.
"Hujan dengan curah yang sangat lebat dan durasi singkat mengakibatkan luapan air dari drainase Arifin Ahmad masuk ke Jalan Bakti. Lalu air masuk ke kawasan RCH melalui akses jalan masuk yang elevasinya lebih rendah karena masih proses pembangunan," kata Kepala Bidang Cipta Karya PUPR Riau Thomas, Senin (6/11).
Akibat topografi dari Jalan Bakti menuju ke Jalan Karya Bakti miring, air membentuk alur menghantam dan menggerus dinding. Termasuk pondasi pagar pada sudut Jalan Karyabakti.
"Yang mana titik tersebut masih dalam proses penimbunan. Akibat gerusan dan hantaman air dari Jalah Bakti itu lah mengakibatkan pagar tumbang ke arah Jalan Karya Bakti. Panjang pagar roboh sekitar 25 meter," kata Thomas.
Thomas memastikan pagar di proyek RCH tersebut masih jadi tanggungjawab pihak kontraktor. Dimana nilai keseluruhan dari proyek tersebut mencapai Rp 38,3 miliar.
"Pelaksana bertanggungjawab selesaikan. Kita sudah instruksi untuk langsung dikerjakan," kata Thomas.
Diketahui, proyek itu dibangun era mantan Gubernur Riau Syamsuar. Pertengahan 2023 lalu, Syamsuar meninjau proyek dan manergetkan tuntas pada Agustus lalu dan bisa digunakan.
Sayangnya, proyek molor dan ditargetkan baru akan tuntas pada Desember 2023. Proyek itu sendiri pada saat itu baru mencapai 75 persen pengerjaan.
"Sekarang 75 persen keseluruhan pekerjaan. Rp 38,3 miliar mulai gedung serbaguna, masjid, lansekap termasuk pagar," kata Thomas.
'Gedung RCH dan Quran Center belum bisa difungsikan'
Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang dibangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah [APBD] Riau tahun 2021 itu dipastikan tidak akan bisa dimanfaatkan hingga tahun 2023 kemarin.
Pasalnya fisik bangunannya belum selesai 100 persen.
Di antaranya adalah proyek pembangunan Riau Creative Hub, di Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru. Kemudian pembangunan Quran Center Riau Jalan Sudirman dan gedung Makorem 031 Wira Bima, Jalan Singamangaraja, Pekanbaru.
Belum bisa difungsikanya tiga bangunan ini karena sesuai kontrak, tahun 2022 lalu pihak kontraktor hanya mengerjakan hingga 60 sampai 70 persen.
Sisanya akan dilanjutkan kembali di tahun angaran 2023 dengan kontrak yang baru.
"Jangan sampai masyarakat salah memahami karena pembangunannya belum selesai. Sesuai dengan kontrak sejak tahun 2021, pembangunan 100 persen itu berada pada kondisi fisik 60 sampai 70 persen dan kemudian dilanjutkan tahun berikutnya," kata Edy Natar Nasution masa itu masih menjabat Wagubri saat melakukan peninjauan proyek pembangunan Riau Creative Hub, Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru, Senin (27/12/2021) lalu.
Pembangunan Gedung Riau Creative Hub itu, merupakan bagian dari upaya Pemprov Riau untuk mendukung ekonomi kreatif dan menjadi wadah untuk pelaku kreatif di Provinsi Riau agar bisa berkreatifitas.
Edy Natar Nasution menyampaikan bahwa peninjauan tersebut, merupakan sikap keseriusan dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap pembangunan yang ada di Provinsi Riau.
Edy Nasution menyebutkan, Pembangunan Gedung Riau Creative Hub progresnya belum mencapai 100 persen, sesuai kontrak pengerjaan yang telah disepakati sejak pada tahun 2021.
Kendati demikian, ia menjelaskan, jika progres pembangunan itu tidak selesai, jangan sampai ada yang beranggapan, pembangunan gedung tersebut terbengkalai atau gagal.
Saat ini progres pembangunan Riau Creative Hub sudah mencapai 92 persen sesuai kontrak.
"Jika sudah mencapai 100 persen, pengerjaan pembangunan tahun ini artinya selesai meskipun secara fisik di lapangan bangunan dari proyek tersebut belum selesai 100 persen."
Edy Nasution menjelaskan, pembangunan tersebut akan dilanjutkan pada program tahun 2022 dengan penambahan anggaran kurang lebih Rp 5 miliyar yang akan dilakukan pada lelang berikutnya untuk dilakukan pengerjaan penambahan.
"Jadi ini bukan termasuk dalam multi years kontrak. Namun, dalam progres pembangunannya selesai sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah direncanakan dalam pembangunan gedung tersebut," katanya.
Gubernur Riau Edy Natar Nasution
Edy kembali menegaskan, jika untuk pemberian kesempatan waktu selama 50 hari kerja tersebut, Pejabat Pembuat Komitmen [PPK] PUPR Riau tidak hanya asal memberikan kesempatan.
Tetapi harus berdasarkan penilaian yang betul-betul diyakini tuntas dalam kurum waktu 50 hari kerja. Artinya, jika dalam waktu 50 hari kerja tetap tidak tuntas akan menjadi pertanyaan dan wanti-wanti penilaian PPK dalam memberikan kesempatan pada Kontraktor.
"Dan ini sudah berulang-ulang kali saya sampaikan, karena ini kewenangannya ada pada PPK. Untuk itu PPK harus betul-betul memahami memberikan kesempatan ini. Pasalnya waktu 50 hari kerja ini frasa nya bukan frasa penambahan waktu tapi pemberian kesempatan," katanya.
Disinggung persentase pengerjaan tiga gedung tersebut, Wagubri menyampaikan, jika untuk pembangunan Gedung Riau Creative Hub, Jalan Arifin Achmad, memasuki 92 persen, sementara waktu kontrak berakhir 31 Desember 2021.
Untuk, Quran Center Riau, Kawasan MTQ pembangunan masuk 85 persen dengan batas akhir kontrak 30 Desember. Sedangkan gedung Makorem 031 Wira Bima masih 78,76 persen dengan waktu akhir kontrak 31 Desember 2021
"Tiga gedung ini diberikan pihak PPK kesempatan 50 hari kerja. Dengan denda berjalan. Sesuai keterangan dari kontrak mereka optimis bisa menuntaskan 100 persen. Jadi kita lihat dan tunggu saja. Jika tidak kita juga sudah koordinasikan dengan BPKP dan Inspektorat untuk pengawasan pengerjaan yang bisa diberikan tindakan ke depan," tegas Wagubri.
Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PUPR Riau, Syafri Apis menyampaikan, jika pemberian kesempatan pada kontraktor tersebut sesuai dengan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Artinya masih dipercaya bisa untuk menuntaskan pekerjaan 100 persen sesuai kewenangan PPK.
"Kita juga sebelumnya juga sudah mengeluarkan SCM untuk pengerjaan ini, jadi pemberian kesempatan ini juga sesuai kondisi pengerjaan berjalan dan kesiapan yang ada," katanya.
Penilaian kesempatan ini tambahnya, juga sesuai penilaian dari kesiapan persyaratan yang dipenuhi, yaitu 5 M, Money, Mesin, Material, Men Power dan Metode.
"Semua itu terpenuhi maka itu kita berikan kesempatan. Insyaallah, kita juga optimis pengerjaan-pengerjaan ini bisa dituntaskan Kontraktor ke depan," ujarnya.
Sedangkan sebelumnya Thomas Larfo Dimiera mengakui untuk Gedung Quran Center pemenangnya adalah PT Inanta Lansekap Indonesia. Dengan nilai pagu sebesar Rp16.500.000.000. Sedangkan untuk Gedung Creative Hub pemenangnya adalah PT Boriandy Putra dengan nilai pagu Rp27.500.000.000.
Kedua proyek Pemerintah Provinsi Riau tersebut merupakan pekerjaan lanjutan dari tahun 2022 dengan kontraktor berbeda.
Berapa progres terakhir masing-masing proyek secara keseluruhan sesuai direncanakan, Thomas tak merincikan. Pasalnya ada pengurangan item pekerjaan.
"Kalau pekerjaan kontraktor sebelumnya sudah tuntas persentase pekerjaannya sudah 100 persen. Tapi kalau keseluruhan harus dihitung lagi, karena ada pengurangan item pekerjaan," ujar Thomas.
Quran Center yang berlokasi di kawasan Purna MTQ Jalan Sudirman Pekanbaru misalnya. Awalnya ada perencanaan satu bangunan asrama putri. Kemudian tidak dilanjuti karena tak diperlukan tak jadi dibangun. Begitu juga untuk kuliner juga dipending sementara dulu.
"Kita lihat nanti. Kalau Gedung Creatif Hub di Jalan Arifin Ahmad, pekerjaan terbesar itu ada pada pekerjaan landscape, pagar keliling, akses jalan dalam lingkungan., tempat ibadah, plaza," papar Thomas.
Diharapkan, kedua gedung ini sudah tuntas pada Juli nanti. Namun untuk peresmian, tentu menunggu arahan pimpinan.
Darmawi Wardhana yang juga Ketum LMR ini kembali menilai Gubernur Riau, Edy Natar Nasution tidak mungkin untuk mengungkap kasus bolak-balik molornya dua proyek [RCH dan Quran Center] itu.
"Masalahnya Gubri sepertinya tidak akan berani untuk membuka itu, karena kalau dibuka akan membuat kegaduhan karena melibatkan banyak pihak karena dari tahun 2022 akarnya jauh, banyak yang ikut terlibat pejabat mungkin sampai ke parpol juga," kata dia.
Diketahui, kasus proyek molor sempat menyita perhatian publik. Kasus tersebut juga sempat menjadi trending topik di media sosial. Hingga sejumlah pakar angkat bicara tetapi aparat hukum belum turun tangan.
"Kasus dua proyek [RCH dan Quran Center] molor tidak hanya soal sejumlah proyek yang molor, tapi bisa dikhawatirkan jadinya mengarah merugikan keuangan daerah hingga puluhan miliar rupiah."
Progres bangunan gedung Riau Creative Hub
"Jika dilihat dari banyaknya permasalahan beberapa pembangunan proyek maka bisa ditarik satu kesimpulan kalau manajemen pengelolaan aset Pemprov lemah dalam hal pengawasan," sebutnya.
"Kalo memang mau dibuka itu bagus bukan saja semuanya di investigasi ulang," lanjutnya.
Jadi dua proyek [RCH dan Quran Center], Darmawi menilai, jika Edy Natar Nasution berani membongkar kasus tersebut tentu harus dilakukan investigasi menyeluruh.
Ia menduga melihat kejadian itu kemungkinan ada unsur kesengajaan.
"Tapi ranahnya itu memang ada di tangan gubernur, karena kewenangannya ada di Provinsi. Jadi orang-orang yang terlibat harusnya dapat diproses secara hukum, dicopot dari jabatannya kalau memang terbukti terlibat," tegas Darmawi.
Langkah apa saja yang bisa dilakukan Gubernur Riau untuk menyelamatkan aset Pemprov ini?
Darmawi menyarankan untuk melakukan law enforcement, menyerahkan kepada aparat penegak hukum [kejaksaan, KPK, polisi] untuk melakukan investigasi ulang.
Terkait hal ini, menurutnya, jika dilihat dari banyaknya permasalahan dan molornya beberapa pembangunan di Pekanbaru itu, terutama maka bisa ditarik satu kesimpulan kalau manajemen pengelolaan aset Pemprov lemah dalam hal pengawasan.
"Karena itu menunjukkan adanya perilaku koruptif para birokrasi dan mungkin juga direkanan yang mungkin sudah melakukan perbuatan pelanggaran hukum," ujarnya.
"Hanya saja saya ragu Edy Natar Nasution punya political will dan political action gak untuk mengungkap kasus tersebut. Seharusnya tidak usah takut untuk membongkar kasus ini, karena dia juga cuma Gubernur tidak punya beban kampanye. Dengan adanya rekomendasi dari ombudsman, Edy Natar Nasution harusnya segera menindaklanjuti," jelas dia. (*)
Tags : proyek molor, riau creative hub, pt boriandy putra, kontraktor, pupr riau, pagar roboh, pagar proyek roboh, pekanbaru, riau, Sorotan,