DAMPAK pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah dirasakan oleh hampir semua kalangan dan menyebabkan situasi yang cukup memprihatinkan, baik yang terdampak secara langsung terpapar Covid-19 maupun imbas pada sektor seperti ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.
"Terlebih dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] sekarang ini ya, jadi membatasi ruang gerak semua orang," kata Asun alias Mastur salah satu putera daerah asal Kabupaten Indragiri Hulu [Inhu], Riau ini.
Ia prihatin dengan keadaan ini. Seorang pengusaha dermawan asli Kota Kedondong ini pun dalam pembicaraan pada kesempatan beberapa waktu lalu merasa terpanggil dan memberikan bantuan kepada masyarakat di wilayah Inhu.
Bukannya Ia tidak berbuat untuk masyarakat di Inhu yang terdampak pandemi.
Ketua Organisasi Paguyuban Sosial Marga Tiongha (PSMTI) Inhu ini bahkan menggandeng pihak Polsek dan Koramil rela berjalan kaki turun langsung menyerahkan bantuan berupa paket beras dan sembako kepada masyarakat terdampak di antaranya pedagang kaki lima, tukang becak, pedagang asongan, tukang parkir serta pelaku usaha kecil lainnya.
Disela-sela penyerahan bantuan sembako belum lama ini, pengusaha yang selalu rendah hati ini tetap berpesan kepada masyarakat bahwa ujian datangnya dari Tuhan dan bantuan yang diserahkan semoga bermanfaat.
"Kita harus bersabar dan berdoa serta mengikuti anjuran pemerintah yakni protokol kesehatan maupun PPKM."
"Semoga musibah ini segera berakhir," kata dia ditengah-tengah masyarakat yang terimbas pandemi.
Bagaimana sikap kita terhadap pandemi Covid-19?
Pandemi yang sudah menimpa seluruh dunia, agar kita bisa memahami lebih mudah bagaimana iman kita diuji dan bagaimana seharusnya sikap yang perlu dimiliki, kata Asun lagi.
Memang saat ini, dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 yang sangat dahsyat. Di seluruh dunia, hampir 200 juta orang terpapar dan 4 juta lebih meninggal dunia. Di Indonesia saat ini sekitar 2,5 juta orang terpapar, 2 juta sembuh dan 70.000 meninggal dunia.
Tetapi Asun menyikapi itu mengaku jumlah itu sangat besar. "Masih belum jelas dari mana dan bagaimana virus ini muncul," sebutnya.
"Yang jelas penyebarannya sangat cepat sebelum dunia siap menghadapinya," katanya.
"Mutasi-mutasinya membuat manusia seperti tidak berdaya. Untuk mengatasinya diadakan vaksinasi untuk memperkuat imunitas tubuh kita," sebutnya.
"Obat penangkalnya belum ada. Fasilitas rumah sakit, dokter dan tenaga kesehatan terlihat kewalahan. Bahkan, penguburan korban begitu banyak sehingga harus antri di tempat pemakaman."
Asun menilai, pandemi tidak membedakan bangsa, ras, usia, kaya atau miskin, ataupun agama.
"Tetapi sangat disayangkan karena ada orang-orang yang tidak percaya adanya virus corona. Padahal sudah banyak menelan korban," ujarnya.
Asun pun berkata: melihat pendidikan anak-anak juga terganggu.
"Kita bersyukur kepada Tuhan, anak didik masih bisa belajar melalui internet. Tetapi masih ada juga kendalanya," katanya.
Menurutnya dunia ekonomi dan business menghadapi tantangan dahsyat.
"Pada saat yang bersamaan berusaha agar perekomomian tidak hancur."
"Pandemi memang menimbulkan masalah kesehatan dan masalah ekonomi. Kita semua sedang prihatin menghadapi pandemi corona ini," ujarnya.
"Tetapi pandemi ini membuka mata kita bahwa hidup ini sangat berharga, lebih berharga dari emas dan perak dan popularitas."
"Hidup kita seperti uap atau asap yang terlihat sebentar lalu lenyap. Pakailah waktu kita dengan bijaksana," sarannya.
"Kita memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para dokter, tenaga kesehatan dan semua yang berjibaku menolong sesama untuk mengatasi virus ini," sebutnya.
Namun memang wabah virus corona masih menyelimuti bumi, mereka mengetahui bahwa pada akhirnya hidup ditentukan oleh Tuhan. (*)
Tags : Pengusaha Dermawan Asun alias Mastur, Pengusaha Inhu, Artikel, Pengusaha Prihatin Pandemi Berkepanjangan, Pandemi Ujian Iman Umat Tuhan,