PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sedang terus berupaya untuk mengatasi masalah penyakit ngorok yang dalam beberapa waktu terakhir menjangkit seratusan kerbau milik masyarakat Desa Gunung Bungsu, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar.
"Penyakit ngorok jangkiti kerbau yang juga bisa menimbulkan kematian."
"Dinas Peternakan dan Kesehatan Riau sudah mendapat laporan dari Dinas Peternakan Kampar ada seratusan kerbau mati akibat SE atau disebut penyakit kerbau ngorok," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, dr Faralinda Sari, Kamis (19/8).
Penyakit ngorok membuat banyak ternak kerbau mati akibat terjangkit penyakit Septicaemia epizootica (SE) atau ngorok.
Penyakit itu ditemukan sejak 16 Agustus 2022.
Faralinda mengatakan, seratusan kerbau milik masyarakat tersebut mati disebabkan karena bakteri Pasteurella multocida serotype.
Jenis penyakit itu jika menjangkiti hewan akan berlansung lama.
Dengan kondisi musim hujan dan panas datang, sambung dia, mengakibatkan hewan ternak stres, dan penyakit itu bisa menular sesama hewan ternak.
"Kini Dinas Perternakan Kampar sudah turun ke lokasi kerbau mati terpapar SE tersebut, di mana kerbau yang belum terpapar di wilayah penyebaran sudah ditangani," kata Faralinda.
"Jadi kendalanya itu kerbau peternak yang mati tidak mendapat vaksin," sambungnya.
Karena peternak di Kabupaten Kampar tidak mau sapinya divaksin, kata dia, sekarang petugas kesehatan hewan terus menggencarkan sosialisasi dan pemahaman. Tujuannya agar peternak mau hewan ternaknya divaksin.
Menurut Faralinda, kerbau yang terindikasi terjangkit penyakit SE akan menunjukkan gambaran gejala klinis berupa peningkatan suhu tubuh, respirasi, pulsus/denyut jantung, hewan berbaring, timbul leleran, dan anoreksia. Dia berharap, setelah banyak ternak yang divaksin maka penyakit itu bisa hilang. (*)
Tags : penyakit ngorok kerbau, kerbau di riau terkena penyakit ngorok, pemprov riau, dinas pertenakan dan kesehatan hewan riau, faralinda sair, kerbau terkena penyakit ngorok,