INTERNASIONAL - Negara-negara sekutu Ukraina berjanji akan mengirim lebih banyak senjata untuk membantunya mempertahankan diri melawan gelombang baru serangan Rusia di wilayah timur.
Dalam konferensi video 90 menit pada hari Selasa (19/04), AS serta negara-negara sekutu lainnya berjanji untuk mengirimkan bantuan artileri, senjata anti-tank, dan pertahanan udara ke Kyiv.
Ukraina mengatakan mereka membutuhkan senjata untuk mempertahankan diri setelah Rusia meluncurkan serangan baru di timur negara itu.
Pertempuran di sana menandai hal yang disebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai awal dari "pertempuran untuk Donbas".
"Ini akan menjadi konflik artileri," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di parlemen setelah pertemuan dengan para pemimpin negara lainnya.
"Mereka (Ukraina) membutuhkan dukungan dengan lebih banyak artileri, itulah yang akan kami berikan kepada mereka."
Berbicara kepada wartawan di New Hampshire, Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi bahwa Washington juga akan mengirim ke Ukraina lebih banyak artileri — senjata berat yang digunakan dalam perang darat.
Di Berlin, Kanselir Olaf Scholz mengatakan Jerman sedang menyediakan dana untuk memungkinkan Ukraina membeli senjata anti-tank dan amunisi dari produsen senjata Jerman.
"Tujuannya adalah untuk memperkuat militer Ukraina sehingga bisa melawan serangan Rusia," katanya.
Sementara itu, Republik Ceko mengatakan akan mereka siap memperbaiki tank Ukraina dan kendaraan lapis baja ketika mereka rusak dalam pertempuran.
Para negara mitra juga membahas "upaya terkoordinasi untuk menerapkan sanksi ekonomi yang parah untuk meminta pertanggungjawaban Rusia," kata Gedung Putih.
"Kami akan lebih memperketat sanksi kami terhadap Rusia," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen — tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Janji pengiriman senjata ini menyusul permintaan terbaru dari Presiden Zelensky agar sekutu meningkatkan pasokan senjata mereka ke Kyiv.
"Kami butuh artileri berat, kendaraan bersenjata, sistem pertahanan udara, dan pesawat tempur —apa pun untuk mengusir pasukan Rusia dan menghentikan kejahatan perang mereka." Zelensky mengatakan di Twitter pekan lalu. "Tidak ada yang akan menghentikan Rusia kecuali Ukraina dengan senjata berat.
Awal pekan ini pengiriman pertama paket bantuan militer AS senilai $800 juta (Rp11,4 triliun) tiba di perbatasan Ukraina — bantuan yang ditentang keras oleh Rusia.
Prajurit Ukraina berjaga di dekat garis depan dengan pasukan Rusia di dekat Kharkiv.
"Amerika Serikat dan negara-negara Barat di bawah kendalinya melakukan segalanya untuk memperlama operasi militer selama mungkin," kata kepala pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Beberapa pemimpin negara lain yang hadir pada pertemuan virtual hari Selasa termasuk Emmanuel Macron dari Prancis, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, serta para pemimpin Italia, Jepang dan Polandia.
Para pemimpin negara Barat juga membahas cara memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina setelah perang meskipun negara tersebut bukan anggota NATO, kata seorang penasihat kepresidenan Prancis.
NATO adalah aliansi militer yang 30 anggotanya - termasuk AS, Inggris dan Jerman - sepakat untuk saling membantu jika terjadi serangan bersenjata terhadap salah satu dari mereka.
Karena Ukraina bukan anggota NATO, aliansi tidak berkewajiban untuk membelanya.
Negara-negara NATO khawatir bahwa melibatkan diri dalam konfrontasi bersenjata langsung akan berujung pada konflik habis-habisan antara Rusia dan Barat.
Alih-alih demikian, mereka memasok Ukraina dengan bantuan militer senilai jutaan dolar sejak Rusia melancarkan invasi.
Rusia peringatkan Barat
Rusia telah secara resmi memperingatkan Amerika Serikat - dan negara-negara sekutunya - agar tidak memasok senjata ke Ukraina.
Peringatan tersebut - disampaikan dalam catatan diplomatik resmi dari Moskow yang salinannya telah dilihat oleh media di AS - menyebut pengiriman senjata AS dan NATO seperti 'menyiram bensin' ke api konflik di Ukraina, dan dapat menyebabkan hal yang disebut para diplomat Rusia sebagai 'konsekuensi yang tidak dapat diprediksi'".
Pesan tersebut dikirim pada hari Selasa (12/04), tepat ketika kabar tentang paket bantuan militer baru yang disiapkan AS untuk Ukraina mulai bocor ke media.
Sejak perang dimulai, AS telah memasok lebih dari $3 miliar bantuan militer ke Ukraina.
Pertempuran di Ukraina Timur
Rusia kini mengalihkan fokus perangnya ke Ukraina timur, setelah mengalami kemunduran di dekat Ibu Kota Kyiv.
Kepala staf presiden Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan bahwa pertempuran ini menandai "fase kedua" perang.
Kementerian Pertahanan Inggris memberikan kabar terbaru tentang perang di Ukraina, dengan fokus pada situasi di timur negara itu.
Bagian atas tank merupakan yang lapisan bajanya paling tipis dan menjadi sasaran utama rudal anti-tank.
Dalam sebuah twit, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan:
Perang Ukraina: Mengapa Rusia kehilangan banyak tank?
Rusia diperkirakan telah kehilangan ratusan tank dalam kurun dua bulan setelah menginvasi Ukraina.
Para ahli militer memperkirakan hal itu disebabkan oleh senjata anti-tank canggih yang diberikan negara-negara Barat ke Ukraina dan cara pasukan Rusia yang buruk dalam menggunakan tank-tanknya.
Seberapa besar kehilangan tank Rusia?
Oryx merupakan sebuah blog militer dan intelijen yang menghitung kerugian militer Rusia di Ukraina berdasarkan foto-foto yang dikirim dari zona perang.
Menurut Oryx, Rusia telah kehilangan lebih dari 460 tank dan lebih dari 2.000 kendaraan lapis baja lainnya. Sedangkan Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan Rusia telah kehilangan lebih dari 680 tank.
Sementara itu, menurut Rand Corporation dan IISS, Rusia memiliki sekitar 2.700 tank tempur utama yang menjadi daya serangnya pada awal konflik dimulai.
Seberapa efektif senjata anti-tank dari Barat?
AS memasok Ukraina dengan lebih dari 2.000 rudal anti-tank Javelin pada awal konflik. Sejak saat itu, AS telah mengirimkan lebih dari 2.000 rudal anti-tank lagi.
Inggris sejauh ini telah mengirim setidaknya 3.600 rudal NLAW.
Menurut pembuatnya, Lockheed Martin, roket Javelin itu dapat meledak di bagian atas tank, area di mana lapisan bajanya paling tipis.
Banyak tank Rusia dilengkapi dengan pelindung reaktif yang menahan dampak tembakan roket.
Namun, Javelin dilengkapi dengan dua hulu ledak. Satu hulu ledak menghancurkan pelindung reaktif, sedangkan yang kedua menembus kerangka tubuh tank.
Begitu pula rudal NLAW yang dipasok Inggris ke Ukraina dirancang untuk meledak ketika melewati bagian atas tank yang relatif terbuka.
"Javelin dan NLAW sangat kuat," kata analis riset perang darat di Royal United Services Institute (RUSI) Nick Reynolds. "Tanpa bantuan senjata yang mematikan itu, situasi di Ukraina akan sangat berbeda."
AS juga memasok Ukraina dengan 100 drone anti-tank Switchblade.
Drone yang dikenal sebagai "kamikaze" itu dapat melayang di atas target dengan jarak bermil-mil dari operator, lalu jatuh di atas tank, dan menghancurkan tank dengan hulu ledak di ujungnya.
Seberapa lemah taktik Rusia?
Saat ini, tentara Rusia beroperasi melalui Grup Taktis Batalyon (BTG) yang merupakan unit tempur mandiri yang terdiri dari tank, infanteri, dan artileri.
Komposisi unit-unit ini bervariasi, namun umumnya terdiri dari mayoritas kendaraan lapis baja dan sedikit pasukan infanteri.
"Rusia memiliki pasukan yang relatif sedikit untuk dikerahkan" kata Phillips O'Brien, seorang profesor studi strategis di Universitas St Andrews, "jadi BTG adalah cara untuk menciptakan unit tempur dengan banyak serangan.
"Mereka dirancang untuk menyerang dengan cepat menggunakan banyak daya tembak. Tetapi perlindungan personelnya minim untuk bisa membalas apabila barisan lapis bajanya diserang," kata dia.
"Komposisi itu membuat tentara Rusia seperti petinju dengan pukulan kanan yang bagus, tetapi memiliki rahang dari kaca."
Profesor O'Brien mengatakan kurangnya patroli udara Rusia membuat pasukan Ukraina merasa mudah untuk mengambil posisi dan menyergap konvoi tank Rusia.
"Rusia tidak mendapat kendali di udara pada awal konflik, sehingga mereka tidak bisa berpatroli di langit dan melihat pergerakan tentara Ukraina," kata dia.
"Itu berarti pasukan Ukraina bisa mengambil posisi tembak yang bagus untuk menyergap dan mereka mampu menciptakan beragam kerusakan dengan cara ini."
Seberapa besar hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan Rusia?
Menurut angka Oryx, setengah dari tank Rusia yang "hilang" tidak dihancurkan atau dirusak oleh musuh, tetapi ditangkap maupun ditinggalkan begitu saja.
Para ahli menganggap situasi ini terjadi karena persoalan logistik dan ketidakmampuan pasukan Rusia.
"Anda telah melihat gambar tank Rusia yang diseret oleh traktor petani Ukraina," kata O'Brien.
"Beberapa dari tank itu ditinggalkan karena kehabisan bahan bakar. Itu kegagalan logistik. Beberapa terjebak di lumpur musim semi karena komandannya memerintahkan invasi pada waktu yang salah."
"Banyak dari pasukan darat Rusia merupakan wajib militer dan rekrutan, sehingga itu membuat mereka memiliki kekuatan tempur berskala rendah hingga menengah," kata Nick Reynol.
Prajurit Ukraina mencoba senjata anti-tank.
"Banyak tank terbengkalai karena cara mengemudi yang buruk. Ada yang jatuh dari jembatan. Yang lainnya terjerembab ke parit sehingga relnya lepas. Kemampuan pasukan untuk menggunakan peralatan militer ini masih kurang."
"Namun sering kali tentara meninggalkan kendaraan mereka lalu melarikan diri. Jadi keinginan untuk berperang juga kurang."
Pemerintah Ukraina bahkan telah mengeluarkan instruksi mengenai bagaimana warga harus menyerahkan kendaraan militer yang ditinggalkan.
Pihak berwenang juga menegaskan bahwa siapa pun yang menemukan "hadiah pertempuran" seperti itu tidak perlu bayar pajak. (*)
Tags : Rusia, Militer, Ukraina, Konflik Rusia-Ukraina, NATO, Rusia, Amerika Serikat, Militer,