INTERNASIONAL - Seorang perempuan berusia 90 tahun dari Irlandia Utara menjadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech Covid di luar uji coba- menandai dimulainya program vaksinasi massal di Inggris.
Margaret Keenan, dari Enniskillen, mengatakan bahwa dia merasa "sangat terhormat" menerima suntikan vaksin di Rumah Sakit Universitas, Coventry. Otoritas kesehatan di Inggris akan memvaksinasi lebih dari 80 orang dan beberapa staf kesehatan dan perawat. Program imunisasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang paling rentan terpapar virus corona dan mengembalikan kehidupan kepada situasi normal.
Matron May Parsons, dari lembaga pelayanan kesehatan Inggris (NHS), memberikan vaksin Keenan pada pukul 06:30 pagi waktu setempat. Usai mendapat vaksin, Keenan berujar, "Saya merasa sangat terhormat menjadi orang pertama yang mendapat vaksin Covid-19, Ini adalah hadiah ulang tahun awal terbaik yang saya harapkan, karena itu berarti saya akhirnya dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman saya di Tahun Baru, setelah menjalani hidup sendirian hampir sepanjang tahun," kata Margaret Keenan dirilis BBC News,
"Saran saya kepada siapa pun yang menerima tawaran vaksin ini, agar menerimanya - jika saya dapat menerima vaksin ini pada usia 90 tahun, maka Anda juga dapat menerimanya."
Sebelumnya, paket vaksin virus corona hasil kolaborasi perusahaan farmasi Pfizer-BioNTech tiba di Inggris, Kamis (03/12). Vaksin ini diproduksi di Belgia dan dikirim melalui Terowongan Channel, sebuah jalur kereta bawah air yang menghubungkan Prancis dan Inggris. Otoritas Inggris menempatkan vaksin ini di pusat penyimpanan yang mereka rahasiakan. Dalam waktu dekat, vaksin ini akan didistribusikan ke berbagai rumah sakit di seluruh Inggris yang menjadi pusat program vaksinasi.
Pemerintah Inggris memesan 40 juta dosis vaksin. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk 20 juta orang. Gelombang pertama vaksinasi, menurut Wakil kepala urusan medis untuk pemerintah Inggris, Jonathan Van-Tam, akan mencegah kasus baru dan kematian akibat Covid-19 di rumah sakit. Van-Tam menyebut perkiraan itu akan terwujud jika dua syarat terpenuhi, yaitu semua orang dalam daftar prioritas menjalani vaksinasi dan vaksin itu terbukti efektif.
Van-Tam berkata, distribusi vaksin secara cepat dan dalam jumlah besar akan menjadi kunci sukses. Namun dia menilai perlu ada fleksibilitas dalam program vaksinasi itu. Urutan warga Inggris yang akan mendapatkan vaksin diputuskan pemerintah setelah mempertimbangkan rekomendasi Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI). Lansia dan para pekerja di panti jompo ditempatkan pada urutan teratas daftar prioritas, disusul orang di atas 80 tahun serta staf kesehatan dan perawatan sosial.
Vaksinasi gelombang pertama diperkirakan akan dilakukan di rumah sakit. Alasannya, rumah sakit sudah memiliki tempat penyimpanan vaksin bersuhu -70 celsius. Vaksinasi pertama di rumah sakit akan menargetkan staf panti jompo, petugas medis dan pasien Covid-19. Salah satu pertimbangannya adalah untuk meminimalkan risiko pemborosan dosis. "Jika kami bisa melalui gelombang vaksinasi pertama dan vaksin ini terbukti sangat efektif, maka secara teori kami bisa mengatasi 99% pasien rawat inap dan yang berpotensi mengalami kematian," kata Van-Tam.
"Itulah dasar kami menyusun daftar penerima vaksin pertama, itulah target utama kami," ujarnya.
"Proses yang berlangsung di AS membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang terjadi di Inggris. Itulah faktanya. Saya tidak bermaksud menyiratkan kecerobohan apapun meski yang dipahami justru seperti itu," kata Fauci.
Vaksin Pfizer / BioNTech diklaim menawarkan perlindungan hingga 95% terhadap Covid-19. Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan distribusi vaksin gelombang pertama akan dilakukan pekan depan. Beberapa juta dosis, kata dia, juga akan dikirim ke berbagai rumah sakit sepanjang Desember. Namun sebagian besar vaksin baru akan didistribusikan ke seluruh penjuru Inggris tahun depan. Menurut pimpinan badan layanan kesehatan Inggris (NHS), Sir Simon Stevens, gelombang pertama vaksinasi akan selesai sekitar April 2021.
Vaksin virus corona ini tiba di Inggris tak lama setelah negara itu menjadi yang pertama di Eropa yang melampaui 60.000 kematian akibat Covid-19. Menurut catatan resmi, sebanyak 414 kematian terjadi Kamis kemarin sehingga total yang meregang nyawa akibat penyakit ini di Inggris mencapai 60.113 orang. Namun jika merujuk dua skema lain untuk mengukur kematian, total kematian akibat Covid-19 di Inggris lebih tinggi. Dua skema itu melihat Covid-19 dalam akta kematian dan angka kematian rata-rata.
Hanya AS, Brasil, India, dan Meksiko yang mencatat lebih banyak kematian daripada Inggris, menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins. Namun, Inggris memiliki lebih banyak kematian per 100.000 orang daripada negara-negara itu. Jika melihat kematian per 100.000 orang, Inggris adalah negara tertinggi ketujuh di dunia, di belakang Belgia, San Marino, Peru, Andora, Spanyol dan Italia. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Boris Johson, memperingatkan khalayak agar tidak "terbawa oleh optimisme yang berlebihan" setelah negara itu menyetujui penggunaan vaksin virus corona.
Johnson mengatakan langkah itu bukan berarti "perjuangan kita telah berakhir". Ia juga menambahkan bahwa sebagian kegiatan ekonomi masih akan menghadapi pembatasan yang ketat. Wakil kepala petugas medis Inggris, Jonathan Van-Tam, meminta agar publik sabar dengan penyelenggaraan imunisasi massal vaksin Pfizer/BioNTech, yang akan dimulai pekan depan. Sementara, warga penghuni panti jompo harus menunggu karena adanya tantangan logistik penyebaran vaksin.
Dalam konferensi pers di Downing Street, Johnson mengatakan keputusan untuk menyetujui vaksin Pfizer oleh regulator MHRA datang di tengah "tantangan logistik yang sangat besar" untuk menyebarkan vaksin bagi kelompok-kelompok rentan. Vaksin tersebut harus disimpan pada suhu -70C dan disimpan dalam kemasan yang masing-masing berisi 975 dosis. Setiap orang yang menerima vaksin itu perlu mendapatkan dosis kedua 21 hari kemudian untuk menerima efektivitas perlindungan secara penuh. "Sejumlah sektor akan terus mengalami kesulitan - tetapi, hingga vaksin siap digunakan, rencana kami bergantung pada kita semua untuk berkorban untuk melindung orang-orang yang kita sayangi," kata Johnson.
Sementara itu, pemimpin partai Labour, Sir Keir Starmet, mengatakan pemberian vaksin akan membutuhkan upaya "yang terbaik dari Inggris". Ia juga menyerukan konsesus lintas partai mengenai komunikasi tentang upaya tersebut. Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin virus corona Pfizer/BioNTech secara luas. Regulator Inggris, MHRA, mengatakan vaksin yang menawarkan perlindungan hingga 95% terhadap Covid-19 ini, aman untuk diluncurkan pekan depan.
Eksekutif regulator Ingggris, June Raine, meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu aman. "Vaksin ini baru disetujui karena pengujian ketat telah dilakukan dan standar dipenuhi. Semua orang bisa benar-benar yakin bahwa tidak diambil jalan pintas sama sekali," kata Raine.
Dosis pertama sebanyak 800.000 akan tiba di Inggris dalam beberapa hari ini, kata Pfizer. Sean Marett, salah seorang eksekutif BioNTech, mengatakan vaksin tersebut sekarang sedang dipersiapkan untuk selanjutnya dikirim ke Inggris. "Dosis yang dialokasikan untuk Inggris sekarang dikemas oleh kolega-kolega kami di fasilitas Pfizer, Belgia, siap untuk dikirim secepatnya. Dosis-dosis itu disimpan ke dalam kotak-kotak termal, setiap kotaknya berisi antara 1.000 hingga 5.000 dosis yang akan diangkut ke Inggris menggunakan lori atau pesawat, apapun yang paling cocok," kata Marett.
Matt Hancock mengatakan dalam penjelasan di depan parlemen, Rabu lalu, bahwa mulai pekan depan 800.000 dosis akan tersedia, namun dalam jumlah besar akan tersedia pada tahun baru. Hancock mengatakan pemerintah Inggris menghabiskan berbulan-bulan untuk menyiapkan pengumuman hari ini. Hancock menutup pernyataannya di depan parlemen dengan mengatakan, "Inilah hari untuk diingat, tapi tahun untuk dilupakan."
"Kita bisa melihat langkah keluar namun kita belum mencapai tahap itu, karena itu kita perlu terus berusaha, sampai warga aman dan sains dapat membuat kita terbebas (dari virus)," tambahnya.
Inggris telah memesan 40 juta dosis - cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang, masing-masing mendapat dua suntikan. Sekitar 10 juta dosis akan segera tersedia. Ini adalah vaksin tercepat yang pernah dikembangkan. Prosesnya hanya membutuhkan waktu 10 bulan dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan vaksin yang sama, yang biasanya berlangsung selama satu dekade. Meski vaksinasi bisa dimulai, masyarakat masih harus tetap waspada dan mengikuti aturan virus corona untuk menghentikan penyebaran, kata para ahli. Itu berarti khalayak etap harus menjaga jarak sosial dan menggunakan masker. Pengujian pada mereka yang mungkin tertular perlu terus dilakukan dan mereka juga harus diminta melakukan isolasi.
Apa jenis vaksin itu?
Vaksin ini adalah jenis baru yang disebut vaksin mRNA, yang menggunakan potongan kecil kode genetik dari virus corona untuk mengajari tubuh cara melawan Covid-19 dan membangun kekebalan. Vaksin mRNA belum pernah disetujui untuk digunakan pada manusia sebelumnya, meskipun beberapa orang sudah menerimanya dalam uji klinis.
Para ahli telah menyusun daftar prioritas sementara, yang menargetkan orang-orang dengan risiko tertinggi. Di antaranya adalah penghuni dan staf panti jompo, disusul orang di atas 80 tahun dan staf kesehatan dan perawatan sosial lainnya. Mereka akan menerima gelombang pertama vaksin, lainnya akan menerima sebelum Natal. Vaksinasi massal untuk semua orang yang berusia di atas 50 tahun, serta orang-orang yang lebih muda dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, dapat dilakukan pada tahun 2021 ketika stok vaksin bertambah. Vaksin ini diberikan dua kali dengan jarak 21 hari, dengan dosis kedua sebagai penguat.
Ada beberapa vaksin menjanjikan lainnya yang juga bisa segera disetujui. Salah satunya dari Moderna, yang menggunakan pendekatan mRNA, yang sama dengan vaksin Pfizer dan menawarkan perlindungan serupa. Inggris telah memesan tujuh juta dosis yang bisa siap digunakan pada musim semi. Inggris juga telah memesan 100 juta dosis jenis vaksin Covid buatan Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin itu menggunakan virus yang tidak berbahaya, yang diubah agar lebih mirip virus yang menyebabkan Covid-19.
Rusia menggunakan vaksin lain, yang disebut Sputnik, dan militer China telah menyetujui vaksin lain yang dibuat oleh CanSino Biologics. Keduanya bekerja dengan cara yang mirip dengan vaksin Oxford. Perkembangan vaksin ini disambut lega sebagian kalangan, namun tidak semua pihak yakin. Hasil dari jajak pendapat YouGov yang diterbitkan dua pekan lalu menunjukkan satu dari lima orang kemungkinan tidak akan mau secara sukarela divaksin karena khawatir dengan keamanan vaksin. Walaupun perkembangan vaksin ini merupakan "kemenangan besar" dalam bidang penelitian dan pengembangan, masih ada penduduk, dalam jumlah cukup signifikan, yang perlu diyakinkan, tulis Anissa Alifandi dari British Science Association (Asosiasi Sains Inggris). "Langkah ini bisa menjadi tugas besar yang perlu dilakukan dengan kemampuan komunikasi yang andal, dengan suara-suara meyakinkan serta kampanye pendidikan nasional," tambahnya. (*)
Tags : Margaret Keenan, Perempuan Tua dari Irlandia Utara, Perempuan Tua Disuntik Vaksin, Vaksin Pfizer-BioNTech ,