Riau   2025/08/13 10:59 WIB

Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025, Gubernur Abdul Wahid Minta Jaga Lingkungan dari Krisis Iklim

Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025, Gubernur Abdul Wahid Minta Jaga Lingkungan dari Krisis Iklim
Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025 di Provinsi Riau

INDRAGIRI HILIR - Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025 di Provinsi Riau menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap krisis iklim dan pentingnya pelestarian lingkungan hidup.

Pelestarian hutan mangrove di Riau menjadi fokus penting karena peranannya dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir dan mendukung kehidupan masyarakat setempat.

Upaya pelestarian ini mencakup berbagai kegiatan seperti penanaman mangrove, restorasi ekosistem, pengelolaan berbasis masyarakat, serta pengembangan wisata edukasi mangrove. 

Pentingnya Hutan Mangrove di Riau karena berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari abrasi dan erosi akibat gelombang laut. 

Mangrove juga memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida (CO2) yang tinggi, membantu mengurangi dampak perubahan iklim. 

Hutan mangrove menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis flora dan fauna, termasuk berbagai jenis ikan, udang, dan burung. 

Masyarakat pesisir banyak yang menggantungkan hidup pada sumber daya alam yang terdapat di hutan mangrove, seperti perikanan dan hasil hutan non-kayu. 

Pemerintah dan berbagai pihak terkait gencar melakukan penanaman mangrove di berbagai wilayah pesisir Riau, seperti di Dumai, Bengkalis, dan Indragiri Hilir. Selain penanaman, dilakukan juga upaya pemulihan ekosistem mangrove yang rusak akibat aktivitas manusia atau faktor alam. 

Hutan mangrove di Riau beberapa lokasi juga telah dikembangkan menjadi tempat wisata edukasi, seperti Bandar Bakau di Dumai, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mangrove. 

Program pelestarian mangrove juga melibatkan masyarakat setempat melalui pendekatan Community-based Management (CBM), memberikan mereka peran aktif dalam menjaga kelestarian mangrove dan memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut. 

Forum multipihak seperti Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) dibentuk untuk mengelola dan menjaga kelestarian hutan mangrove di Riau. 

Pemerintah daerah juga mengembangkan regulasi terkait pengelolaan mangrove untuk memastikan keberlanjutan upaya pelestarian. Selain fungsi ekologisnya, mangrove juga memiliki potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, seperti pengembangan tambak udang yang ramah lingkungan. 
Ancaman abrasi dan erosi akibat gelombang laut masih menjadi masalah di beberapa wilayah pesisir Riau. Dampak lain tentu pada perubahan iklim, seperti peningkatan muka air laut, juga dapat mengancam keberadaan hutan mangrove. 

Dalam sambutan, Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, M.Si pada Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025 di Provinsi Riau menegaskan bahwa pelestarian hutan mangrove merupakan solusi nyata dalam mengatasi perubahan iklim global, terutama karena kemampuannya menyerap emisi karbon dioksida (CO₂).

“Kalau hutan mangrove tidak kita jaga, maka keseimbangan iklim akan tinggal mimpi. Salah satu manfaat pentingnya adalah kemampuannya menyerap karbon dioksida,” kata Abdul Wahid disesi acara ini dipusatkan di Desa Belaras Barat, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.

Ia juga menekankan bahwa kegiatan penanaman mangrove bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan bagian dari upaya jangka panjang untuk menyelamatkan ekosistem pesisir dan masyarakat yang menggantungkan hidup dari sumber daya alam tersebut.

“Ini bukan hanya menanam pohon, ini menanam harapan untuk masa depan. Di sini ada kehidupan nelayan, udang, kepiting, lokan—semuanya hidup di tengah bakau. Maka menjaga mangrove adalah menjaga kehidupan,” lanjutnya. (*)

Tags : Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025, , Gubernur Riau Abdul Wahid, Gubri Minta Jaga Lingkungan dari Krisis Iklim,