Pekanbaru   2025/08/28 9:30 WIB

Perjalanan Keras dan Semakin Sulitnya Hidup di Kota Pekanbaru, KNPI: 'Setiap Individu Harus Kuat, Tabah dan Tangguh'

Perjalanan Keras dan Semakin Sulitnya Hidup di Kota Pekanbaru, KNPI: 'Setiap Individu Harus Kuat, Tabah dan Tangguh'
Jumlah warga miskin dan rentan miskin di Pekanbaru semakin meningkat.

PEKANBARU - Kehidupan di kota seringkali dipenuhi dengan beragam tantangan dan kesulitan yang menguji kekuatan, ketabahan, dan ketangguhan seseorang.

"Sulitnya hidup di Kota Pekanbaru buat setiap individu harus kuat, tabah dan tangguh."

"Kalau hidup dalam sebuah kota yang ramai dan padat, setiap individu harus siap menghadapi berbagai hambatan yang datang, mulai dari tekanan pekerjaan, polusi, hingga ketidakpastian ekonomi," kata Larshen Yunus, pemuda energik ini dalam bincang-bincangnya pagi ini sambil ngopi bersama di Bilangan Komplek Perumahan Damai Langgeng, Kamis (28/8).

Tetapi menurut Ketua Dewan Pengurus Daerah Tingkat I Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD I KNPI) Riau ini kembali menilai, meski keras, hidup di kota juga dapat membuka pintu bagi kesempatan dan kemajuan, memungkinkan seseorang untuk berkembang dan mengukir masa depan yang lebih baik.

"Pertama-tama, tekanan pekerjaan menjadi salah satu aspek utama dalam kehidupan keras di kota," kata Wasekjend KNPI pusat Jakarta yang baru memiliki dua orang anak kembar itu.

Kompetisi yang ketat dan tuntutan kerja yang tinggi, kata dia seringkali mengharuskan individu untuk bekerja lebih keras dan lebih lama.

"Jangka waktu yang singkat untuk menyelesaikan tugas, persaingan untuk mendapatkan promosi, dan harapan yang tinggi dari atasan merupakan hal yang biasa dihadapi setiap hari."

"Bagi banyak orang, ini bisa menjadi beban yang sangat berat, memicu stres dan kelelahan yang kronis."

Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) itu juga melihat hidup di perkotaan, polusi udara dan kebisingan juga merupakan bagian dari kehidupan kota yang keras.

"Tingginya tingkat polusi udara dan kebisingan dari lalu lintas kendaraan serta aktivitas industri dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental," sebutnya.

"Udara yang tercemar dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti asma dan penyakit jantung."

"Sementara hidup dalam penuh kebisingan yang konstan dapat mengganggu tidur dan menyebabkan stres yang berkepanjangan," sebutnya.

Tidak hanya itu, kata Larshen, ketidakpastian ekonomi juga merupakan tantangan besar bagi banyak penduduk kota. Fluktuasi dalam pasar kerja, inflasi harga, dan perubahan regulasi ekonomi dapat membuat orang merasa tidak stabil secara finansial.

"Bagi mereka yang tinggal dari gaji ke gaji, setiap perubahan kecil dalam kondisi ekonomi bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari, bahkan mengancam keamanan tempat tinggal dan kesejahteraan keluarga," menurut penilaiannya.

Meskipun hidup di kota seringkali keras, menurut Larshen tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga banyak kesempatan dan potensi untuk kemajuan.

Kota-kota besar (Pekanbaru) sering menjadi pusat inovasi, pendidikan, dan budaya, membuka pintu bagi individu untuk mengembangkan keterampilan mereka dan mengejar impian mereka.

Kehidupan sosial yang beragam juga dapat menjadi sumber inspirasi dan dukungan bagi banyak orang, memungkinkan mereka untuk memperluas jaringan profesional dan sosial mereka, ungkapnya.

Dalam menghadapi semua tantangan ini, menurut Larshen, penting bagi setiap individu untuk membangun ketahanan mental dan emosional. Memiliki keterampilan untuk mengelola stres, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mencari dukungan dari teman dan keluarga dapat membantu seseorang untuk tetap tegar di tengah-tengah kesulitan.

"Tetapi kita harus tetap memiliki sikap yang optimis dan tekad yang kuat untuk terus maju juga merupakan kunci untuk bertahan dan berhasil dalam kehidupan kota yang keras ini," pada penilaiannya.

Dia memahami bahwa kehidupan di kota akan selalu penuh dengan tantangan, "individu harus dapat mempersiapkan diri mereka dengan lebih baik untuk menghadapi segala sesuatu yang datang."

"Meskipun keras, kehidupan di kota juga dapat menjadi sumber pertumbuhan, belajar, dan pencapaian yang tak terduga. Dengan tekad dan ketekunan, setiap orang dapat menavigasi melalui kehidupan kota dengan keberanian untuk mencapai impian mereka," katanya.

Seperti di Kota Pekanbaru ini, sebutnya, merupakan pusat kegiatan manusia modern. Di sini, kita menemukan segala macam aspek kehidupan manusia yang beragam, mulai dari kesibukan bisnis hingga kehidupan sosial yang dinamis. Namun, di balik gemerlapnya lampu kota, sambung Larshen, terdapat berbagai tantangan dan perjuangan yang harus dihadapi oleh para penduduknya.

Jadi Larshen melihat, kehidupan di kota adalah sebuah percampuran antara gemerlapnya kemajuan dan tantangan yang kompleks. Bagi sebagian orang, kota merupakan tempat untuk mewujudkan impian dan mencari peluang baru, namun bagi yang lain, kota adalah medan perjuangan yang keras untuk bertahan hidup.

Hidup di kota adalah pengalaman yang keras dan menuntut. Sebagai pusat aktivitas manusia, kota-kota menawarkan peluang yang melimpah, tetapi juga menghadirkan sejumlah tantangan yang menguji keberanian dan ketahanan individu.

Dari kemacetan lalu lintas hingga tingkat polusi udara yang tinggi, kehidupan di kota seringkali dipenuhi dengan berbagai rintangan yang mempengaruhi kualitas hidup setiap orang.

Salah satu ciri khas utama kehidupan kota ini adalah kemacetan lalu lintas yang konstan. Para penghuni kota seringkali harus berhadapan dengan kemacetan yang memakan waktu dan energi setiap hari, baik saat berangkat kerja maupun saat melakukan aktivitas sehari-hari.

Tidak hanya itu, kata Larshen menilai, mobilitas juga menjadi masalah serius di kota-kota yang padat penduduknya. Transportasi umum yang penuh sesak, terlambat, atau tidak terjangkau bagi sebagian masyarakat menambah beban bagi mereka yang bergantung pada sarana transportasi tersebut. Mobilitas yang terbatas dapat menghambat aksesibilitas ke layanan penting seperti pekerjaan, pendidikan, dan perawatan kesehatan, memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat.

Salah satu dampak negatif yang paling terasa dari kehidupan di kota Pekanbaru ini, kata dia, polusi udara yang tinggi. Tingginya jumlah kendaraan bermotor, pabrik, dan aktivitas industri lainnya menghasilkan emisi yang mencemari udara, menyebabkan masalah kesehatan serius bagi penduduk kota. Polusi udara telah terbukti menjadi penyebab utama berbagai penyakit pernapasan, termasuk asma dan penyakit paru-paru kronis.

Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, polusi udara juga memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Kabut asap yang tebal dan udara yang berbau tidak sedap mengurangi kenikmatan beraktivitas di luar ruangan dan meningkatkan risiko terhadap kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Upaya untuk mengatasi polusi udara menjadi prioritas bagi pemerintah kota dan masyarakatnya, tetapi tantangannya masih besar.

Selain itu, sebutnya, kesenjangan sosial dan ekonomi antara penduduk kota seringkali sangat mencolok, dengan disparitas pendapatan yang besar dan akses terhadap layanan dasar yang tidak merata. Di satu sisi, terdapat orang-orang yang menikmati gaya hidup mewah dan kemewahan kota, sementara di sisi lain, ada yang berjuang dengan 'mati-matian' untuk bertahan hidup dengan penghasilan yang minim.

"Kesenjangan ini tercermin dalam akses terhadap perumahan yang layak, pendidikan yang berkualitas, dan pekerjaan yang layak. Semakin meningkatnya harga properti di kota-kota besar menyulitkan akses bagi mereka yang berpenghasilan rendah untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak. Demikian pula, biaya pendidikan yang tinggi dan kurangnya kesempatan kerja yang layak dapat memperburuk kesenjangan ekonomi dan menyebabkan polarisasi sosial yang lebih dalam," tutupnya. (*)

Tags : kota, kehidupan, tantangan, rantau, hidup di kota, sulitnya hidup di kota pekanbaru ,