Headline Batam   2021/11/07 13:25 WIB

Perkebunan Jambu Madu di Batam, Juga 'Obyek Wisata Edukasi'

 Perkebunan Jambu Madu di Batam, Juga 'Obyek Wisata Edukasi'

BATAM - Perkebunan jambu madu awalnya, pengelola jadikan tempat itu sebagai obyek 'wisata edukasi padi' untuk pelajar PAUD hingga sekolah menengah.

Tetapi di sana pengunjung bisa menikmati hamparan sawah menguning lengkap dengan orang-orangan sawah. Siswa bisa belajar membibitkan padi, menanam, hingga memanen.

Belakangan, obyek wisata jambu madu dengan persawahan ini jadi satu spot berswafoto bahkan viral. Sebelum pandemi COVID-19 hampir 500 pengunjung setiap hari datang terutama akhir pekan.

Saat pandemi, angka pengunjung turun jadi sekitar 100 orang per hari. Kalau datang ke wisata Jambu Madu di Batam, Kepulauan Riau, bukan hanya bisa melihat buah jambu madu dan menikmatinya, tetapi ada hamparan padi menguning di petak-petak sawah berukuran 3×5 meter.

Orang-orangan sawah pun terpancang di tengah tanaman padi. Di antara petak sawah ada pondok kecil beratapkan daun kering. Tak ada suara bising kendaraan walau Kota Batam merupakan kota industri yang cukup sibuk.

Walau di persawahan tetapi tak ada petani yang beraktivitas seperti memanen, atau sekadar menyiangi tanaman yang mulai ditumbuhi ilalang. Yang terlihat beberapa orang asik berswafoto dengan latar belakang hamparan sawah. Atau mereka dengan gaya berlari di atas pematang sawah sambil membentangkan tangan.

“Saya rindu dengan kampung halaman, apalagi di Batam tidak ada sawah,” kata Bryan Fras, pengunjung di sela mengabadikan momen pemandangan di obyek wisata sawah Batam.

Begitu juga kata Mustika. Meskipun sudah dari kecil di Batam, baru kali ini ada sawah di dalam Kota Batam. “Baru tau kalau di Batam ada sawah seperti ini,” katanya.

Informasi sawah Batam dia peroleh dari media sosial yang viral beberapa waktu lalu. Selain itu, tujuan Tika berkunjung untuk melepas rindu kepada kampung halaman di Medan, Sumatera Utara.

“Kalau sudah masuk sini, benar-benar seperti berada di kampung halaman,” katanya.

Di Kota Batam, sawah jadi tempat yang dirindukan. Menemukan sawah di tengah hiruk pikuk kota dengan julukan “Bandar Madani” ini satu hal menakjubkan. Apalagi, hutan-hutan alami disulap jadi perumahan atau bangunan industri.

Sawah di Batam ini tumbuh bukan tanpa rencana. Pengelola awalnya jadikan tempat ini sebagai objek “wisata edukasi padi” untuk pelajar PAUD hingga sekolah menengah.

Siswa bisa belajar membibitkan padi, menanam, hingga memanen. Mereka menanam dengan pola tanam alami. “Banyak siswa datang kesini untuk belajar tentang petani sawah,” kata Alya, pengelola obyek wisata.

Setiap siswa yang ingin belajar bertani tinggal memilih beberapa paket edukasi. Misal, Paket A mendapatkan sarapan ala petani seperti makan jagung, ubi hingga pisang rebus, kemudian melihat perkebunan jambu, memberi makan ikan, praktik menanam padi dan lain-lain.

“Kalau pakat A, satu orang siswa membayar Rp60.000, banyak sekolah di Batam mengajak siswa mereka belajar di sini," sebutnya.

Setelah berjalan beberapa waktu, wisata edukasi padi ini viral di media sosial. Kebanyakan warga terhipnotis melihat foto pengunjung lain yang memperlihatkan hamparan sawah.

"Sampai sekarang sawah Batam ini tidak hanya jadi edukasi untuk siswa sekolah, juga spot foto di Batam."

Meskipun di Batam, terkenal dengan kontur tanah kering, kata Alya, air untuk mengairi sawah berasal dari mata air di bukit yang rindang.

Bukit ini berada di sebelah sawah. Dia bilang, sawah bisa tumbuh di Kota Batam. Satu contoh di obyek wisata sawah ini. Pengelola juga bisa panen beberapa karung padi.

“Kalau pengunjung makan disini, itu pakai beras dari padi yang kita tanam jenis varietas IR 64.”

Sebelum pandemi COVID-19 hampir 500 pengunjung setiap hari datang ke, terutama akhir pekan. Saat pandemi, angka pengunjung turun jadi sekitar 100 orang per hari. “Itupun hanya di hari libur, kalau hari biasa sepi sekali,” kata Alya.

Pengunjung harus membayar biaya masuk Rp10.000 untuk satu orang, dengan karcis parkir Rp2,000 untuk satu motor. Beberapa hal bisa dilakukan pengunjung di tengah hamparan sawah, seperti bermainan ayunan, menyewa pondok untuk menyantap makan siang bersama keluarga, dan lain-lain.

Tidak hanya ada hamparan padi, di kawasan ini juga terdapat spot wisata labirin. Labirin yang terbentuk dari tanaman hijau ini, juga jadi spot favorit pengunjung. Begitu juga dengan kebun jambu madu.

Alya mengatakan, untuk kebun jambu pengelola menjual langsung buah-buahan di pintu masuk obyek wisata. Satu kilogram jambu madu Rp50.000. Selain jambu madu, juga ada jambu kristal. “Kalau obyek wisata jambu madu sudah ada sejak 2015,” kata Alya. (rp/edy/*)

Tags : Perkebunan Jambu Madu, Batam, Wisata Edukasi Padi,