INTERNASIONAL - Anak hasil perselingkuhan mantan Raja Belgia, Albert II, tengah berupaya agar pengadilan mengabulkan permohonannya agar dirinya mendapat hak dan gelar bangsawan yang sama seperti anak-anak raja dari pernikahan sah.
Gugatan Delphine Boël, 52, diajukan ke pengadilan di Brussels setelah pada Januari lalu Albert II akhirnya mengakui dia adalah ayah kandung Boël. Padahal selama lebih dari satu dekade dia berkeras menentang klaim Boël.
Ibu Boël, Baroness Sybille de Selys Longchamps, mengklaim menjalani 'hubungan gelap' selama 18 tahun dengan Albert sebelum pria itu menjadi raja. Rumor bahwa Albert memiliki anak dari hubungan selingkuh pertama kali mengemuka pada 1999 dalam buku biografi tak resmi mengenai istri Albert, Ratu Paola. Hal ini memicu pemberitaan terus-menerus mengenai skandal di lingkungan kerajaan Belgia.
Boël pertama kali terekam menuding Raja Albert II adalah ayah kandungnya ketika dia diwawancarai pada 2005 lalu. Namun, baru setelah Albert lengser dari takhtanya—sekaligus kehilangan kekebalan hukum— Boël mengajukan gugatan di pengadilan.
Pengacaranya mengatakan pada Kamis (10/09) bahwa dia menghendaki hak yang sama seperti tiga anak Albert lainnya, Philippe (yang kini bertakhta sebagai raja Belgia), Pangeran Laurent, dan Putri Astrid. "Posisi Delphine bukanlah mengenai dia ingin atau tidak ingin menjadi putri," kata pengacara Marc Uyttendaele dirilis BBC News.
"Dia tidak ingin menjadi anak yang didiskon, dia ingin hak istimewa yang sama, gelar, dan kapasitas seperti abang dan kakaknya."
Berbagai laporan menengarai anak-anak Boël bisa mendapat gelar kebangsawanan jika pengadilan mengabulkan permohonannya. Pengacara Albert mengatakan Boël hanya bisa diberikan gelar "putri" melalui dekrit kerajaan, bukan pengadilan. Baroness Longchamps mengaku hubungan perselingkuhannya dengan Albert berjalan antara 1966 hingga 1984. Bahkan, menurutnya, Albert hadir saat Boël masih kanak-kanak.
Albert naik takhta menjadi raja tak terduga, yaitu ketika abangnya meninggal dunia pada 1993 pada usia 62 tahun. Dia menduduki posisi itu sampai Juli 2013. Kala itu dia mengumumkan bahwa dirinya turun takhta karena alasan kesehatan buruk. Posisinya kemudian digantikan putranya, Philippe. Pria berusia 86 tahun itu menolak perintah pengadilan untuk melakukan tes DNA sampai kemudian dia didenda sebesar €5.000 (Rp89 juta) per hari.
Pada Januari, dia mengumumkan bahwa dirinya mengakui Boël sebagai anak keempatna setelah "mengetahui hasil tes DNA". Pengacara Uyttendaele mengatakan pengakuan Albert ketika itu membuat Boël merasa "lega". "Hidupnya merupakan mimpi buruk yang panjang karena pencarian identitas," kata Uyttendaele kepada stasiun televisi RTL.
Belgia menganut monarki konstitusional sehingga raja hanya menjalankan peran seremonial. (*)
Tags : Mantan Raja Belgia, Albert II, Perselingkuhan Albert II, Pengadilan Tangani Perselingkuhan ,