GUNUNGKIDUL - Pertanian Keluarga (PK) yang dibangun Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian mempunyai nilai strategis dalam membangun ketahanan pangan masyarakat. Ketahanan Pangan ini dibangun dari unit terkecil dimasyarakat, yaitu keluarga.
"Karena itu kami bangun Pertanian Keluarga tidak hanya untuk meningkatkan penyediaan pangan dan kesejahteraan petani, tetapi juga mengentaskan daerah rentan rawan pangan," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi yang dihubungi di kantornya dalam siaran pers dirilis Republika.co.id, Selasa (13/4).
Lebih lanjut dikatakan Agung, melalui Pertanian Keluarga, diharapkan kebutuhan pangan masyarakat terjamin dari desa sampai ke tingkat kabupaten/kotamadya, akhirnya secara nasional. "Jadi, membangun ketahanan pangan itu juga harus memperhatikan unit terkecil sebagai pondasinya, yaitu keluarga. Makanya Pertanian Keluarga ini akan terus kami kembangkan," tambah Agung.
Apa yang dikatakan Agung sejalan dengan arah kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, agar setiap masyarakat tercukupi kebutuhan pangannya. Pertanian Keluarga dibangun BKP tahun 2020 di 80 lokasi, pada 2021 ditambah 150, sehingga total mencapai 230 lokasi yang tersebar diseluruh Indonesia.
Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Andriko Noto Susanto berharap PK bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah. "Model Pertanian Keluarga ini sangat strategis untuk menjaga ketahanan pangan keluarga, kelompok diberi keleluasaan mengelola dana bantuan pemerintah untuk produksi pangan sesuai juknis, karena itu saya berharap pemerintah daerah bisa mereplikasikannya melalui APBD," ujarnya.
Dalam pertanian keluarga ini BKP mengintervensi kegiatan melalui bantuan permodalan, pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan. Ditemui di kantornya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan provinsi DI. Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih adanya Pertanian Keluarga dari BKP Kementan.
"Pertanian Keluarga ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha. Kedepannya kami akan mereplikasikan di desa lainnya melalui APBD maupun dana keistimewaan," kata Sugeng yang ditemui dikantornya, Rabu (14/4).
Salah satu PK yang berkembang dengan baik adalah Gapoktan Mertani di Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Gapoktan ini membudidayakan jagung, kacang tanah, kacang hijau, melon, semangka, bawang merah, kambing, itik petelor dan mentok.
"Kami sangat senang dan berterima kasih kepada pemerintah, karena program ini benar-benar membantu dalam memajukan usaha yang kami lakukan. Alhamdulilah semua usaha yang kami kelola meningkat. Misalnya itik petelur, dengan penambahan populasi maka produksi telur di kelompokpun semakin bertambah," ujar Sutikno Ketua Gapoktan Mertani.
Berbagai peningkatan usaha tersebut selain adanya pendampingan dan penyuluhan dengan dikenalkannya teknologi pertanian yang aplikatif, juga pembinaan yang dilakukan dinas kabupaten. "Program pertanian keluarga ini jelas sudah memberikan hasil dan manfaatnya dirasakan petani, karena itu akan terus kami lakukan pembinaannya, agar bisa berkelanjutan," ujar Bambang Wisnu Broto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul.
Tags : kementan, pertanian keluarga, ketahanan pangan,