Headline Sorotan   2021/11/12 14:10 WIB

Perusahaan Asing Kerahkan Tenaga Kerja Lokal Kelola SDA, Tapi 'Menyisakan Dampak Lingkungan yang Dahsyat'

 Perusahaan Asing Kerahkan Tenaga Kerja Lokal Kelola SDA, Tapi 'Menyisakan Dampak Lingkungan yang Dahsyat'
Perusahaan Migas PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB) di Karimun.

"Penanaman Modal Asing [PMA] seperti PT Saipem Indonesia Karimun Branch [SIKB] dianggap perusahaan tangguh yang bisa mengelola sumber daya alam di wilayah Karimun"

ehadiran PT Saipem Indonesia Karimun Branch [SIKB] yang berinvestasi di wilayah Desa Pangke Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau [Kepri] mengelola sumber daya alam [SDA] masih menjadi contoh sebagai perusahaan tangguh dalam menanamkan investasinya, tetapi masih menyisakan persoalan lingkungan.

Pada kegiatan peringatan Hari Keselamatan Kerja Dunia, Bupati Aunur Rafiq menyebutkan, penerapan perusahaan tangguh ini bisa dijadikan contoh untuk perusahaan lain yang ada di Karimun, seperti dalam menjalankan protokol kesehatan ditengah pandemi dan peduli lingkungan.

“Semua lini ikut berperan dalam penanggulangan penyebaran virus Covid-19,” kata Bupati Karimun DR H Aunur Rafiq M.Si mengakui dalam penyampaian kata sambutanya di acara peringatan Hari Keselamatan Kerja Dunia Rabu 24 Juni 2021 kemarin dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Karimun, Kapolres Karimun, Dandim 0317 TBK, Danlanal Karimun, serta Kepala Dinas Tenaga Kerja. 

Tetapi Yard Manager PT SIKB Mr Fady Antoun dalam pemaparannya menyebutkan bentuk kepedulian perusahaan asal Italia dalam menerapkan dan meningkatkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 tetap dilakukan sampai saat ini.

Tanjung Balai Karimun.

Setelah launching proyek Tortue Development Project Phase 1 Hub/Terminal Marine Civil, pada Selasa 17 Desember 2020, SIKB kembali melaunching pengerjaan dua proyek, yang merupakan orderan asal Taiwan dan Scotland.

"Dua proyek itu akan membutuhkan total pekerja sebanyak 2500 orang," kata Fady.

Sebelumnya Aunur Rafiq mengakui, proyek orderan dari Taiwan diberi nama Formosa yang dilaksanakan SIKB akan membutuhkan sekitar 1200 tenaga kerja lokal.

Proyek dikerjakan sejak awal atau pertengahan tahun 2020 kemarin, proyek selanjutnya diberi nama Neart na Gaoithe (NnG), yang merupakan orderan dari negara Scottland, dan disebut-sebut membutuhkan sekitar 1300 tenaga kerja.

“PT SIKB sudah komit akan mengutamakan pekerja yang berasal dari Karimun khususnya, sebagaimana instruksinya lansung bahwa 70 persen penyerapan tenaga kerja harus dari putra daerah Kabupaten Karimun,” kata Rafiq.

Tetapi Branch Manager PT SIKB Mr Ernesto De Franco menyampaikan proyek Tortue Development Project Phase 1 Hub/Terminal Marine Civil yang dikerjakan disaksikan lansung Bupati Karimun Aunur Rafiq akan memakan waktu selama lima bulan dalam pengerjaannya.

“Proyek ini sangat penting, karena sudah dua tahun ini PT SIKB tidak ada pengerjaan Proyek."

"Sekarang kita mendapatkan proyek yang harus terlaksana dengan baik, dan sukses pada tahunnya,” kata Ernesto.

Bupati Karimun DR H Aunur Rafiq M.Si bersama Yard Manager PT SIKB, Mr. Fady Antoun.

Ernesto mengakui perusahaan komit mempekerjakan tenaga kerja lokal dalam pengerjaan proyek tersebut, "Ya ada sekitar 2500 orang kita kerjakan," sebutnya.

Sementara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karimun, M Yusuf Sirat mengakui PT SIKB dalam menjalankan proyek besar merekrut ribuan pekerja lokal.

“Sesuai dengan informasi yang kita dapatkan dalam menjalankan proyek besar di Karimun SIKB masih mempekerjakan tenaga kerja lokal," ujar Yusuf Sirat.

"Kita juga berharap kondisi perekonoimian Kabupaten Karimun terus menggeliat dan meningkat drastis," katanya.

“Dengan perekrutan tenaga kerja lokal, kita minta manageman perusahaan lebih selektif mengutamakan pekerja lokal."

"Jangan ada lagi mendatangkan tenagakerja dari luar daerah,” harap Yusuf.

Yusuf memberikan pengecualian bagi tenaga skil, yang sebelumnya terlebih dahulu harus diseleksi dari tenaga lokal.

"Jika tidak ditemukan tenaga skil lokal baru direkrut dari luar daerah," saran Yusuf.

“Presentase perekrutan tenaga kerja kita minta 70 minimal untuk anak daerah Kabupaten Karimun, sisanya 30 persen silahkan rekrut dari luar," pinta Yusuf.

"Tapi itu dikhususkan untuk tenaga skil saja ya,” tegas Yusuf.

Dia berharap tenaga kerja lokal putra daerah Kabupaten Karimun diminta untuk dapat menambah kemampuan dan skil, sehingga dapat bersaing dan tak perlu lagi perusahaan mendatangkan pekerja dari luar.

Dia juga mengakui, secara detail proyek apa yang akan dikerjakan di SIKB. "Tetapi  ini sudah positif dan perusahaan merekrut ribuan pekerja,” kata Yusuf yang sudah mendapat informasinya lebih dahulu.

Perusahaan galangan kapal [migas] asal negara Itali beroperasi di Desa Pangke Kecamatan Meral Barat itu pernah merekrut pekerja sedikitnya 14.000 pekerja.

"Tetapi kini tak sampai 1000 orang saja yang tersisa, bahkan jumlah tersebut terus dikurangi dengan alasan tidak adanya proyek yang akan dikerjakan."

"Ya kondisi tersebut sempat mengakibatkan lesunya perekonomian Kabupaten Karimun," diakui Yusuf.

SIKB masih terbaik

Disela-sela pelaksanaan Training Welder untuk tamatan SMKN Karimun dan Kundur digelar di Ballroom SIKB, Bupati Karimun, H Aunur Rafiq mengakui perusahaan masih terbaik.

“Dari pengalaman yang sudah dijalani banyak sekali welder Karimun yang berubah menjadi welder terbaik, kami pun berharap welder-welder ini akan menjadi terbaik di Kepulauan Riau,” diakui Rafiq.

"Melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian [Disnakerin] Karimun kita berikan dukungan untuk seluruh inisiatif yang di lakukan perusahaan, dengan ini kita bisa melakukan kerja sama mutual yang berkelanjutan,” sebutnya.

Tenaga kerja PT SIKB.

Bupati  Aunur Rafiq dalam kata sambutanya juga menyampaikan pemerintah daerah selama ini memang berkomitmen untuk menjaga iklim Investasi di Bumi Berazam.

”Kita bersyukur bahwa untuk iklim investasi dan terjaganya kawasan industri di kabupaten Karimun dapat terus bertahan,” kata Rafiq.

Kepala Disnakerin Kabupaten Karimun Ruffindy Alamsyah dalam kegiatan welding training mengaku kegiatan yang diselenggarakan perusahaan sangat penting karena menyangkut susceptibility dari Saipem Indonesia Karimun Yard.

"Kegiatan ini merupakan program link and max antara dunia kerja dan dunia pendidikan," kata Ruffindy Alamsyah.

“Di program ini kita ingin menjembatani bagaimana kebutuhan pasar kerja itu bisa di penuhi oleh dunia pendidikan."

"Sehingga dunia pendidikan kita diharapkan bisa menciptakan lulusan lulusan yang bisa terserap di dunia kerja,” ucap Rufindi.

'Perusahaan Italia jadi tumpuan'

PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB) asal Italia telah berkomitmen menanamkan investasi sebesar US$ 5 Miliar atau kurang lebih Rp 47,5 triliun di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Dalam perjalanannya perusahaan yang bergerak dibidang Kilang dan pembangunan konstruksi Minyak dan Gas Bumi tersebut membangun Kilang Minyak di Karimun.

Mengutip seperti disebutkan Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubian perusahaan Italia itu dalam aktifitas di Karimun melontorkan Rp 47 triliun bangun kilangnya.

"Saipem merupakan Perusahaan Asing asal Italia, bergerak dibidang Kilang Minyak dan Konstruksi Migas, dan berkomitmen untuk menanamkan investasi melalui Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 5 miliar," kata Rudi.

Selain itu, PT Soma Daya Utama, akan berinvestasi untuk membangun pembangkit listrik dengan daya 50 Mega Watt dengan investasi sebesar Rp 850 miliar.

Maka Indonesia akan memiliki 3 kilang minyak baru, 2 kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur oleh PT Pertamina dengan Kuwait dan Pertamina dengan Saudi Aramco serta ditambah kilang yang dibangun Pemerintah melalui dana APBN dengan dana RP 90 miliar.

Tetapi dalam pemaparan Branch Manager PT SIKB, Mr Ernesto De Franco, dalam menjalankan dua proyek besar dari Korea dan Afrika di Karimun belum menanggapi adanya tuntutan warga Desa Pangke Barat, Kecamatan Meral Barat, Karimun soal kompensasi yang dijanjikan.

Sofyan, Sekretaris Forum Kesejahteraan Lingkungan.

"Kegiatan perusahaan itu di Karimun kerap memberikan dampak negatif pada warga disini," kata Sofyan, tokoh masyarakat sekitar.

Yang cukup merugikan warga soal adanya reklamasi seluas 19 hektar di dumping area. Menurutnya, aktivitas itu memberikan dampak lingkungan yang cukup serius.

"Dampaknya ke nelayan, itu terjadi impact lumpur kuala sungai menjadi dangkal," ujarnya pada wartawan yang mengeluhkan adanya reklamasi dilakukan SIKB.

Sofyan melihat aktivitas pengeboman batu (blasting) dampak ditimbulkan lingkungan berdebu.

"Persoalan tersebut sebenarnya sudah dibahas dalam mediasi bersama pihak perusahaan pada September 2020 lalu."

Merujuk mediasi dilakukan dan disaksikan Badan Pengusahaan (BP) Kawasan itu, warga menagih janji kompensasi yang telah disepakati sebelumnya untuk segera direalisasikan.

Tuntutan warga, karena adanya pendalaman alur sungai di Tanjung Ambat, pembersihan batu miring, pelaksanaan pembuatan rumah singgah nelayan, masalah debu dan pembangunan kanal.

"Saipem waktu itu menyanggupi apabila pengeboman itu ada rumah retak, akan memperbaiki setelah kegiatan selesai. Namun sampai kegiatan selesai toh tidak ada realisasinya," kata Sofyan.

"Kita sempat menunggu hasil kesepakan kemarin itu, tapi tidak ada respons. Maka ada gerakan dari masyarakat untuk menyetop pekerjaan mereka hingga setelah mediasi kembali," ucapnya.

"Warga hanya meminta untuk diajak kembali bermusyawarah membahas permasalahan yang terjadi."

Tetapi warga pesisir yang tidak jauh dari tempat beroperasi perusahaan tetap tidak diperhatikan.

"Seharusnya perusahaan peduli dengan masyarakat yang berada di pesisir pagar PT Saipem," kata Sofyan yang juga Sekretaris Forum Kesejahteraan Lingkungan ini.

Sustainability Facilitator at PT Saipem Indonesia Karimun Branch, Diko Getty Tuerah, menyangkal jika adanya keluhan dari warga.

Menurutnya, semua masalah yang berkaitan dengan dampak aktivitas perusahaan sepenuhnya telah diselesaikan dengan baik.

"Selama ini kita enggak pernah ada komplain dari masyarakat. Gak ada itu," sebutnya.

"Karena mereka (warga) tidak ada datang ke kita menyampaikan secara tertulis terkait keluhan, yang pastinya selama ini kita sudah melakukan kegiatan-kegiatan CSR," katanya pada media.

Ia juga mengaku tidak mengetahui lima poin hasil kesepakatan yang telah dilakukan pada tahun 2020 sebelumnya.

"Apa ya lima poin itu, saya juga gak pernah tau pak. Gak pernah lihat. Mungkin kalau memang ada aduan bisa ke kepala desa dulu, atau seperti apa," katanya.

Pada hal, warga RT 02/ RW 03, Kampung Ambat Jaya, Desa Pangke Barat, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau menuntut lima poin, yang belum di realisasikan SIKB.

Sekretaris Forum Peduli Kesejahteraan Lingkungan (FPKL), Sofyan menuturkan dampak lingkungan bagi warga sekitar dengan jumlah 200 Kepala Keluarga (KK) ikut terimbas.

Pengerjaan reklamasi PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB). (Foto. Istimewa)

Menurutnya, perusahaan juga melakukan penimbunan laut lahan seluas 19 hektar, yang direklamasi.

“Dampaknya pada nelayan, lumpur kuala sungai menjadi dangkal dan sangat mengganggu,” paparnya.

Begitupun soal pengeboman batu (blasting) yang berdampak jadi permasalahan baru, yaitu menimbulkan debu.

Warga sudah melayangkan surat, isinya terdapat lima point tuntutan warga Kampung Ambat Jaya. Lalu bagaimana hasil tuntan warga setempat atas terjadinya kerusakan lingkungan dan begaimanan penangannya?  Sofyan kelihatan pasrah tidak tau harus melakukan apa kedepannya. (*)

Tags : PT Saipem di Karimun, Kepri, Sorotan, PT Saipem diminta utamakan pakai tenaga kerja lokal,