DAIK LINGGA - Kabupaten Daik Lingga merupakan salah satu daerah Provinsi Kepuluan Riau [Kepri] yang usai melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 pada Rabu (9/12/2020). Sebagian warga Lingga tetap antusias memilih karena ingin perubahan nasib.
Namun, ada pula warga yang memilih untuk tidak mencoblos karena khawatir terjangkit Covid-19. Selain itu, alasan warga tak memilih karena tak mengenal masing-masing calon Bupati yang berlaga di Pilkada Daik Lingga 2020. Misalnya Ansar (45), salah satu warga di pulau Mepar, Kecamatan Lingga. Ansar yang memiliki usaha sebagai nelayan ini mengaku tetap berpartisipasi dalam Pilkada Lingga 2020.
Sejak beberapa bulan terakhir, ia terus mengamati masing-masing kandidat yang berlaga di Pilkada di Lingga. Ia sendiri mengaku sudah memiliki kandidat calon Bupati Lingga yang akan dipilih saat pencoblosan. "Iya, saya ikut berpartisipasi di Pilkada itu, coblos. Saya sudah punya pilihan, jadi pasti datang ke TPS," kata Ansar ditanya melalui ponselnya, Selasa (8/12/2020) kemarin.
Alasan ia berpartisipasi dalam Pilkada karena ingin Lingga menjadi lebih baik. Ia yakin kandidat yang dia pilih mampu menghadirkan perubahan signifikan dan mampu memberi kesejahteraan bagi warga kepulauan. Dengan berpartisipasi di Pilkada Lingga, ia berharap ke depan kesejahteraan warga di Pulau Mepar bisa lebih diperhatikan oleh Pemkab Lingga. Dengan demikian, kondisi ekonomi masyarakat, terutama masyarakat ke bawah disini bisa terbantu dengan hadirnya pemimpin baru. "Dengan ikut mencoblos, tentu saya berharap calon pemimpin yang saya pilih bisa terpilih, dan saya berharap mereka bisa membawa masyarakat lebih sejahtera lagi," ujar dia.
Tapi Ansar tak menampik bahwa momen pilkada di tengah pandemi cukup berisiko terhadap penularan virus corona. "Untung saja penyelenggara pemilu bisa menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 yang berpotensi menjadi klaster baru jika tidak dilakukan dengan baik," sebutnya.
Berbeda dengan Ansar, Arianto (37), warga Daik Lingga yang bekerja sebagai sopir trafel di daerah setempat memilih untuk tidak mencoblos pada Pilkada Lingga. Ia mengaku tidak mengenal kandidat yang berlaga di Pilkada Lingga. "Saya enggak mencoblos karena saya tidak punya pandangan tentang calon yang berlaga di Pilkada Lingga. Bingung dan enggak tahu mau pilih siapa, jadi golput saja lah," kata dia.
Selain itu, lanjut Arianto, pandemi Covid-19 masih jadi ancaman bagi masyarakat Lingga. Sebab, sampai hari ini pandemi Covid-19 di daerah ini belum juga mereda. Ia lebih memilih untuk bekerja beraktivitas karena bisa menghasilkan uang, daripada harus datang ke TPS. "Jadi kalau saya lebih baik bekerja saja, daripada datang ke TPS. Kebetulan, saya sedang garap renovasi rumah orang juga. Musim hujan kan banyak rumah orang yang bocor. Saya bekerja dapat uang, kalau harus mencoblos, saya rasa buang waktu saja," ujar dia.
Meski demikian, pada momen Pilkada di Lingga, Nazum warga Kota Lingga tetap berharap nantinya muncul pemimpin berkualitas yang peduli terhadap warga kurang mampu seperti dirinya. Ia tidak ingin ada kesenjangan ekonomi dan sosial di Lingga. Ia juga berharap masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan kehidupan yang layak. "Siapa pun yang terpilih, semoga bisa memikirkan dan membantu rakyat kecil seperti saya. Artinya tidak kejamlah sama masyarakat enggak mampu," tutur dia.
Nazum yang berprofesi sebagai petani di kebun, mengaku tetap mencoblos di Pilkada Lingga, walaupun Ia mengaku khawatir dengan potensi peningkatan penularan Covid-19 di Lingga yang belum juga reda. Terlebih lagi, ia menilai, tingkat kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan relatif rendah. Alasan itu cukup menguatkan Nazum namun ia tetap datang ke TPS. "Tingkat kesadaran masyarakat kita masih relatif rendah terhadap protokol kesehatan, terutama di perkampungan penduduk," ujar dia.
Ia mengaku penting berpartisipasi dalam Pilkada Lingga. "Ikut (berpartisipasi), karena sudah ada calon yang dipilih," kata Nazum lagi. Alasannya memilih berpartisipasi dalam pesta demokrasi karena satu suara sangat penting bagi dirinya. Ia pun berharap ke depan Lingga bisa lebih maju, semakin bersih, dan terus mendulang banyak prestasi. "Paling enggak pemimpin yang terpilih bisa mempertahankan apa yang sudah dicapai pemimpin sebelumnya," ujar dia.
Terkait dengan pandemi Covid-19 yang belum mereda, ia optimistis ternyata penyelenggara pemilu mampu bekerja profesional dan mengutamakan keselamatan warga dari paparan virus. "Untung saja penyelenggara pemilu, protokol kesehatan benar-benar buat ketat, karena agak seram saat datang ke TPS beramai-ramai," kata Nazum.
Pilkada Lingga 2020 diikuti tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Lingga [Paslon nomor urut 1, Muhammad Ishak - Salmizi, Paslon nomor urut 2 H Riki Syolihin - H Raja Supri (2HRS), Paslon nomor urut 3 Muhammad Nizar - Neko Wesha Pawelloy]. Belakangan dari yang ada raihan 22.549 suara, KPU Lingga tetapkan Paslon Nizar – Neko Menang di Pilkada Lingga 2020. Pasangan calon (Paslon) nomor urut 3 Muhammad Nizar-Neko Wesha Pawelloy (Nizar-Neko) unggul di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 9 Desember 2020 di Kabupaten Lingga, Kepri.
Hal ini dipastikan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lingga merampungkan rapat pleno terbuka penetapan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat Kabupaten Lingga pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, serta Bupati dan Wakil Bupati Lingga tahun 2020 di Aula Hotel Lingga Pesona, Daik, 14-15 Desember. Komisioner KPU Lingga Divisi Teknis Penyelenggara, Rio Akmal Bukit mengatakan, pembacaan hasil rekapitulasi suara dimulai dari pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri terlebih dahulu oleh masing-masing kecamatan. Setelah disahkan, rapat pleno baru lah dilanjutkan untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lingga. “Pada kegiatan ini kami mempersilahkan sebanyak dua orang saksi untuk dapat mengikuti rapat pleno terbuka. Seluruh saksi dan Bawaslu Lingga mendapatkan salinan Model D. Hasil Kabupaten/Kota-KWK hasil penetapan rapat pleno terbuka,” kata Rio kepada Wartawan Selasa (15/12).
Berdasarkan rapat pleno terbuka penetapan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara tersebut, untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lingga, Paslon nomor urut 1 Muhammad Ishak-Salmizi kalah tipis dari Paslon Nizar-Neko. Ishak-Salmizi mendapatkan perolehan 21.533 suara. Sementara Paslon Nizar-Neko memperoleh 22.549 suara. Artinya, kedua Paslon selisih hanya 1.016 suara. Sementara Paslon nomor urut 2 Riki Syolihin-Raja Supri (2HRS) hanya memperoleh 10.618 suara. Kalah jauh dari kedua Paslon nomor urut 1 dan 3. “Kami berterimakasih kepada seluruh masyarakat Kabupaten Lingga yang telah berpartisipasi memberikan hak pilihnya sehingga Lingga memperoleh tingkat partisipasi masyarakat sebanyak 81,29 persen,” ujar Rio.
Sebagaimana diketahui, sesuai tahapan pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 5 tahun 2020, KPU dapat mengumumkan hasil penetapan tersebut paling lama tanggal 23 Desember 2020 untuk tingkat kabupaten dan 26 Desember untuk tingkat provinsi. (rp.sdp/*)
Tags : Pilkada Daik Lingga, Pilkada 2020, Paslon Nizar-Neko Peroleh Suara Terbanyak,