Politik   2024/10/09 14:59 WIB

Dalam Perjalanan Dinamika Politik di Pilgub Riau, Dua Tokoh Masyarakat Tinggalkan Paslon SUWAI

Dalam Perjalanan Dinamika Politik di Pilgub Riau, Dua Tokoh Masyarakat Tinggalkan Paslon SUWAI
Paslon Cagub-Cawagub Riau Syamsuar-Mawardi [SUWAI] nomor urut 3

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Perhelatan pada Pemilihan Gubernur [Pilgub] Riau menyimpan tantangan signifikan bagi pasangan calon [Paslon] Syamsuar-Mawardi Saleh [SUWAI].

"Dua tokoh masyarakat yang berpengaruh tinggalkan paslon SUWAI."

"Dalam gelaran Pilgub Riau, sorotan tidak hanya tertuju pada persaingan antarkandidat namun juga pada bagaimana incumbent berhadapan dengan harapan dan janji kepada masyarakat pendukungnya," kata Pemerhati Sosial Drs Lelo Ali Ritonga dalam pembicaraannya itu, Rabu.

Ia melihat dalam perjalanan dinamika politik di pilgub Riau, mantan gubri Syamsuar [incumbent] ditinggal dua tokoh masyarakat [Arwin AS/Mantan Bupati Siak dan Samsurizal/mantan Bupati Bengkalis].

"Mereka justru mendukung paslon nomor 1 [Abdul Wahid-SF Hariyanto]," kata Lelo menyikapi.

Ia melihat, sebelumnya Syamsuar berharap dua tokoh itu bisa masuk dalam tim pemenangan untuk kantong-kantong suara di Sak dan Bengkalis, pupus sudah.

"Tidak tau apa penyebabnya, yang jelas mereka tidak lagi mendukung paslon SUWAI," sebutnya.

Sejauh ini Syamsuar mantan Gubri [2019-2023] itu ditanyakan soal penyebab larinya dua tokoh dan pentolan di Siak dan Bengkalis itu belum ingin menjawab.

Tetapi Wawan Sudarwanto dari Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan [LP3] Anak Negeri melihat dinamika politik yang semula hanya terfokus pada tokoh-tokoh masyarakat didaerah bisa saja  berubah menjadi sebuah narasi yang lebih luas.

"Jadi ini tergantung perjuangan antara pemimpin yang sedang berkuasa dengan aspirasi rakyat itu sendiri," katanya.

"Paslon SUWAI bisa lebih merangkul para tokoh budaya, organisasi massa maupun organisasi paguyuban. Tentu perlu dilakukan janji-janji politik semakin sesuai kenyataan dan mengubah arah angin kepercayaan masyarakat pendukungnya," sebutnya.

Sebagian tim pendukung [Arwin AS] semula memang mengatakan, dukungan ke Syamsuar karena janji-janji kampanye yang dilontarkan pada Pilkada lalu [2019-red] ternyata sekedar retorika kosong, sehingga antara janji politik dengan realisasi di lapangan menciptakan kekecewaan.

Tetapi perspektif masyarakat pendukung terhadap incumbent [Syamsuar], diakui Wawan kian menjadi sangat kritis.

"Kepercayaan yang semula kokoh, kini rapuh yang kemungkinan akibat ketidakmampuan pemimpin memenuhi janjinya."

Menurut Wawan para pendukung SUWAI menginginkan pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memperjuangkan realisasi janji-janji politik yang telah diberikan.

"Syamsuar [incumbent] tidak lagi sekadar melawan Paslon Nomor 1 [Abdul Wahid-SF Hariyanto] dan [M Nasir-M Wardan] nomor 2 sebagai kandidat bakal cagub-cawagub riau. Incumbent [Syamsuar] kini menghadapi tantangan yang lebih besar dengan melainkan melawan kembali tim pendukungnya sendiri yang mengambil sikap beralih dukungan penuh kepada paslon lain."

Arwin AS yang mengaku semula masuk pada tim pemenangan SUWAI untuk di Siak kini beralih dukung kepada paslon lain pada pilkada 2024, alasan dirinya beralih dukungan karena apa yang dijanjikan tidak direalisasikan setelah terpilih menjadi gubernur periode 2019-2023.

“Pada saat itu jangankan untuk menegur dan menyapa tetapi ditelepon pun enggan menjawab. Waktu itu kami berjuang dengan asumsi bahwa akan ada perubahan tapi setelah empat tahun Syamsuar memimpin, saya merasa bahwa kabupaten Siak mengalami kemunduran yang sangat signifikan,” ungkapnya.

Kembali seperti disebutkan Wawan Sudarwanto, walaupun para pentolan tokoh dua tokoh masyarakat yang semula diharap masuk pada tim SUWAI sebaiknya tetap melanjutkan jalan yang sudah dibangun.

Masyarakat [Siak dan Bengkalis] menitipkan pesan untuk disampaikan kepada paslon SUWAI agar tetap mengutamakan visi misinya untuk infastruktur dan bukan sebaliknya menghianati rakyat.

“Urat nadi kehidupan ekonomi masyarakat terletak pada infastruktur jalan, jika warga memiliki hasil bumi yang sangat banyak tapi tidak bisa di jangkau oleh para pembeli karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan, ini juga merupakan kendala. Begtiupun jika ada pasien yang rujuk dari daerah ke RSUD Pekanbaru dokter merekomendasikan untuk sampai pada RSUD jangan sampai pasien terkendala karena jalan yang begitu rusak,” katanya.

“Sekarang kita sudah tau mana pemimpin yang benar-benar perhatikan rakyat dan mana yang tidak perhatikan rakyat, masyarakat pun sudah sadar, mari kita sama-sama kembali ke SUWAI untuk menjadi Cagub-Cawagub Riau [2024-2029] pada pilkada serentak ini supaya bisa urus rakyat,” tutupnya. (*)

Tags : pilkada serentak 2024, pilgub riau, paslon syamsuar-mawardi, dua tokoh masyarakat tinggalkan paslon suwai, perjalanan dinamika politik riau,