Linkungan   2024/07/31 13:2 WIB

Pipa Minyak PT Pertamina Hulu Rokan Bocor di Rohil yang Sudah Cemari Lingkungan

Pipa Minyak PT Pertamina Hulu Rokan Bocor di Rohil yang Sudah Cemari Lingkungan
Pipa minyak PT Pertamina Hulu Rokan di Roka Hilir bocor, Rabu (24/7/2024). 

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pipa minyak milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di wilayah kerja Blok Rokan bocor, Rabu 24 Juli 2024 siang.

Lingkungan sekitar lokasi pipa bocor telah tercemar oleh minyak dan dua rumah terdampak secara langsung.

Adapun kebocoran pipa terjadi di tepian jalan lintas Sumatera, tepatnya di Dusun Balam Utara, Kilometer 16, Kepenghuluan Bangko Bakti, Kecamatan Bangko Pusako.

Kapolres Rokan Hilir, AKBP Isa Imam Syahroni menjelaskan tentang kronologi bocornya pipa milik PT PHR tersebut.

AKBP Isa Imam menjelaskan, kebocoran pipa minyak terjadi pada jaringan Balam-Bangko-Dumai. Pipa yang bocor berukuran 24 inci dengan ketebalan 4 inci.

Akibat kejadian tersebut, minyak mentah milik PT PHR menyembur setinggi sekitar 10 meter yang membasahi sebagian badan jalan.

"Sehingga langsung dilakukan buka tutup jalur lalu lintas Riau-Sumut," terang AKBP Isa Imam.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari manajemen PT PHR, penyebab terjadinya kebocoran karena adanya pekerjaan peningkatan jalan yang dilakukan oleh PT Harap Panjang, kontraktor mitra kerja PHR. Pengerjaan jalan menggunakan alat berat seperti tandem roller dan motor grader.

"PT Harap Panjang yang merupakan subkon PT PHR sedang mengerjakan pengerasan jalan dengan cara mencampur tanah dengan soil stabilisator kapur di lokasi dengan menggunakan alat berat/ rasleking," terang AKBP Isa Imam.

Ia melanjutkan, pada saat pelaksanaan pekerjaan, alat berat yang dipakai mengenai pipa minyak yang terdapat di dalam tanah pada kedalaman 30 cm.

"Sehinggga pipa robek dan minyak yang ada di dalam pipa menyembur keluar. Pipa yang bocor mengaliri minyak yang masih bercampur air, yang selanjutnya akan mengalir ke Stasiun Balam Kilometer 12," terang AKBP Isa Imam.

Dampak dari semburan minyak oleh pipa yang bocor mengenai 2 rumah warga yang dimiliki oleh Jonter Lumbantoruan dan Tongam Lubis.

Ia menyebut, saat ini semburan minyak telah berhenti yang ditangani oleh mitra kerja PT PHR.

"Personel Polsek dan Koramil sedang melakukan pengamanan di lokasi," pungkasnya seraya menyebut tidak ada korban jiwa dalam insiden pipa bocor tersebut.

Kerugian negara akibat bocornya pipa minyak ini diperkirakan cukup besar.

Belum diketahui apakah bocornya pipa akan berdampak sistemik terhadap kegiatan produksi minyak, khususnya pada ladang minyak Blok Rokan di wilayah Rokan Hilir.

Manajemen PT PHR selaku pengelola Blok Rokan hingga kini belum merespon konfirmasi yang dilayangkan media ini.

Sebelumnya diwartakan, pihak keluarga pemilik rumah kecewa lantaran merasa dicuekin petugas dari perusahaan yang tak menegur mereka.

"Mereka (petugas) datang cuma memeriksa saja, setelah itu pergi. Sampai sekarang tidak terlihat petugas di lokasi," kata Yusuf, warga setempat.

Dia juga menjelaskan, warga pemilik rumah yang menjadi korban semburan minyak mentah tersebut tidak ada disapa maupun ditegur oleh petugas. 

"Seharusnya, tim petugas itu datang dan menyapa korban. Tapi itu tidak dilakukan," kata Yusuf.

"Tanaman dan halaman rumah segalanya habis. Akibat kelalaian PHR yang mengakibatkan masyarakat menderita kerugian, terimakasih," sebut seseorang warga dalam sebuah video.

Menanggapi ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau menurunkan tim khusus terkait bocornya pipa minyak milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rokan Hilir.

Tim diturunkan ke lapangan untuk menelisik dan memantau dampak kerusakan lingkungan akibat minyak yang menggenangi lokasi yang persis di samping Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tersebut.

"Tim dari DLHK Provinsi Riau sudah turun ke lapangan," terang Plt Kadis LHK Riau, M Job Kurniawan, Kamis (25/7).

Job Kurniawan menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan laporan kejadian bocornya pipa minyak PT PHR tersebut ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Ada dua satuan kerja KLHK yang dilaporkan, yakni Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera dan Direktorat Pemulihan Kementerian LHK.

"DLHK Provinsi Riau juga telah berkomunikasi  dengan pihak PT PHR. Mereka (PHR) menyatakan tengah melakukan SOP Tanggap Darurat. Di antaranya berupaya menghentikan sumber pencemar," terang Job Kurniawan.

Kebocoran pipa minyak milik PT PHR terjadi di tepian jalan lintas Sumatera, tepatnya di Dusun Balam Utara, Kilometer 16, Kepenghuluan Bangko Bakti, Kecamatan Bangko Pusako, Rabu siang kemarin.

Lingkungan sekitar lokasi pipa bocor telah tercemar oleh minyak dan dua rumah terdampak secara langsung, termasuk areal badan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Tetapi Kapolres Rokan Hilir, AKBP Isa Imam Syahroni menjelaskan tentang kronologi bocornya pipa milik PT PHR tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, AKBP Isa Imam menjelaskan, kebocoran pipa minyak terjadi pada jaringan Balam-Bangko-Dumai. Pipa yang bocor berukuran 24 inci dengan ketebalan 4 inci.

Akibat kejadian tersebut, minyak mentah milik PT PHR menyembur setinggi sekitar 10 meter yang membasahi sebagian badan jalan.

"Sehingga langsung dilakukan buka tutup jalur lalu lintas Riau-Sumut," terang AKBP Isa Imam.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari manajemen PT PHR, penyebab terjadinya kebocoran karena adanya pekerjaan peningkatan jalan yang dilakukan oleh PT Harap Panjang, kontraktor mitra kerja PHR.

Pengerjaan jalan menggunakan alat berat seperti tandem roller dan motor grader.

"PT Harap Panjang yang merupakan subkon PT PHR sedang mengerjakan pengerasan jalan dengan cara mencampur tanah dengan soil stabilisator kapur di lokasi dengan menggunakan alat berat/ rasleking," terang AKBP Isa Imam.

Ia melanjutkan, pada saat pelaksanaan pekerjaan, alat berat yang dipakai mengenai pipa minyak yang terdapat di dalam tanah pada kedalaman 30 cm.

"Sehinggga pipa robek dan minyak yang ada di dalam pipa menyembur keluar. Pipa yang bocor mengaliri minyak yang masih bercampur air, yang selanjutnya akan mengalir ke Stasiun Balam Kilometer 12," terang AKBP Isa Imam.

Dampak dari semburan minyak oleh pipa yang bocor mengenai 2 rumah warga yang dimiliki oleh Jonter Lumbantoruan dan Tongam Lubis.

Ia menyebut, saat ini semburan minyak telah berhenti yang ditangani oleh mitra kerja PT PHR.

"Personel Polsek dan Koramil sedang melakukan pengamanan di lokasi," pungkasnya seraya menyebut tidak ada korban jiwa dalam insiden pipa bocor tersebut.

Kerugian negara akibat bocornya pipa minyak ini diperkirakan cukup besar. Belum diketahui apakah bocornya pipa akan berdampak sistemik terhadap kegiatan produksi minyak, khususnya pada ladang minyak Blok Rokan di wilayah Rokan Hilir.

Manajemen PT PHR selaku pengelola Blok Rokan hingga kini belum merespon konfirmasi yang dilayangkan media ini.

Sebelumnya diwartakan, pihak keluarga pemilik rumah kecewa lantaran merasa dicuekin petugas dari perusahaan yang tak menegur mereka.

"Mereka (petugas) datang cuma memeriksa saja, setelah itu pergi. Sampai sekarang tidak terlihat petugas di lokasi," kata Yusuf, warga setempat.

Dia juga menjelaskan, warga pemilik rumah yang menjadi korban semburan minyak mentah tersebut tidak ada disapa maupun ditegur oleh petugas. 

"Seharusnya, tim petugas itu datang dan menyapa korban. Tapi itu tidak dilakukan," kata Yusuf.

"Tanaman dan halaman rumah segalanya habis. Akibat kelalaian PHR yang mengakibatkan masyarakat menderita kerugian, terimakasih," sebut seseorang warga dalam sebuah video. (*)

Tags : pertamina hulu rokan, phr, pt mphr, pipa minyak bocor, pipa minyak phr bocor, lingkungan, alam, riaupagi.com,