INSTALASI seni berupa pisang ditempel lakban di dinding karya seniman asal Italia, Maurizio Cattelan, laku terjual seharga US$6,2 juta atau setara Rp98,6 miliar di balai lelang Sotheby’s, New York, Amerika Serikat.
Sotheby’s menyatakan pengusaha mata uang kripto asal China, Justin Sun, mengalahkan enam pesaing lainnya dalam mendapatkan instalasi seni berjudul “Comedian” itu pada Rabu (20/11).
“Dalam beberapa hari mendatang, saya pribadi akan memakan pisang itu sebagai bagian dari pengalaman unik artistik,” kata Sun.
Meski demikian, kecil kemungkinan pisang yang ditampilkan di balai lelang Sotheby’s akan tetap segar untuk disantap—walaupun disimpan di dalam kulkas.
Yang akan dimakan Sun dalam beberapa hari mendatang adalah pisang pengganti.
Setelah selesai melunasi pembayaran karya seni tersebut, Sun akan mendapat instruksi tertulis cara cara memajang pisang dan cara mengganti pisang jika mulai busuk.
Instruksi setebal 14 halaman itu dilengkapi berbagai diagram yang disusun oleh seniman penciptanya, Maurizio Cattelan.
Sang seniman telah menyerahkan instruksi serupa kepada semua kolektor pisang dilakban, termasuk Museum Solomon R. Guggenheim—yang menerima versi “Comedian” dari donatur tak bernama beberapa tahun lalu.
Lena Stringari, kepala konservator Guggenheim saat itu, mengatakan instruksinya mudah diikuti.
Antara lain mengganti pisang setiap tujuh hingga 10 hari dan menempelkannya sekitar 1,7 meter di atas permukaan tanah. Kolektor juga harus menyediakan gulungan lakban berwarna perak.
Tidak masalah. Bahkan, pisang karya seni itu sudah pernah dimakan dua kali.
Pada 2023, seorang mahasiswa seni Korea Selatan memakan pisang karya seni tersebut saat dipajang di Museum Seni Leeum di Seoul.
Pihak museum kemudian mengganti pisang yang dimakan dengan pisang baru di lokasi sama, sebut laporan media setempat.
Empat tahun sebelumnya, seorang seniman menarik pisang dari tembok dan menyantapnya setelah karya seni itu laku terjual US$120.000 (Rp1,9 miliar) di Miami, AS.
Pisang langsung diganti dan tiada sanksi apapun.
Karya seni pisang dilakban merupakan perwujudan fisik dari karya seni konseptual yang dibuat Maurizio Cattelan.
Karya seni konseptual sejatinya adalah ide dan gagasan. Yang biasanya dijual oleh seniman adalah sertifikat keaslian dan daftar petunjuk bagi pemilik tentang cara merawat atau membuat ulang barang yang mereka beli. Cattelan telah membuat tiga edisi "Comedian."
Sebagaimana dikutip harian the New York Times, Justin Sun selaku pembeli kesekian karya seni tersebut menyatakan: “Ini bukan sekedar karya seni; ini mewakili fenomena budaya yang menjembatani dunia seni, meme, dan komunitas mata uang kripto. Saya meyakini karya ini akan menginspirasi kemunculan berbagai gagasan dan diskusi di masa mendatang yang kemudian menjadi bagian dari sejarah.”
Justin Sun lahir di China, tapi dia juga memiliki kewarganegaraan Grenada. Dia bahkan sempat menjadi duta besar Grenada untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Justin Sun mengelola jaringan blockchain Tron, yang memfasilitasi sejumlah transaksi mata uang kripto. Sampai saat ini dia masih menggunakan sebutan "Yang Mulia" di situs Tron.
Dalam wawancara, ia mengatakan bahwa ia terpesona oleh bisnis kripto setelah belajar di University of Pennsylvania.
Tahun lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS menuduhnya melakukan penipuan dengan menggelembungkan volume perdagangan TRX, yang merupakan mata uang kripto Tron. Sun membantah tuduhan tersebut.
Saat ini, ia bekerja dengan penasihat seni Sydney Xiong, yang membantunya membeli lukisan Picasso senilai US$20 juta di balai lelang Christie's tahun 2021 dan patung Giacometti senilai US$78,4 juta di balai lelang Sotheby's.
Lalu mengapa dia tertarik membeli karya-karya seni, termasuk “Comedian”, dengan harga fantastis?
Dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang kaya baru di dunia mata uang kripto dan industri lainnya telah membeli karya seni untuk mempromosikan diri mereka dan bisnis mereka.
Bahkan orang-orang yang gagal membeli barang seni di balai lelang, sering kali bersedia mengungkapkan identitas mereka demi publisitas.
Keesokan paginya setelah "Comedian" laku terjual, dua pengusaha kripto, Ryan Zurrer dan Cozomo de'Medici yang menggunakan nama samaran, mengatakan melalui seorang juru bicara bahwa mereka juga telah berpartisipasi dalam lelang tersebut—namun kalah dari Justin Sun.
Dia tidak dapat bagian sepeser pun saat “Comedian” dijual Rp98 miliar di Sotheby’s. Yang dia dapat perhatian dan sorotan dalam jumlah besar.
Cattelan telah memperoleh bayaran yang tidak diungkapkan ketika ia menjual pisang tersebut (karya tersebut adalah nomor dua dari tiga edisi yang dibuatnya).
Pembeli karya seni dari Cattelan yang kemudian menitipkan pisang tersebut untuk dilelang di Sotheby's.
Meskipun seniman menerima persentase tertentu dari penjualan kembali di negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Italia, hal itu tidak berlaku di Amerika Serikat. Di AS, perusahaan tidak memiliki kewajiban serupa.
“Balai lelang dan kolektor menuai keuntungan, sementara pencipta yang membuat objek yang menggerakkan pasar, terabaikan,” kata Cattelan dalam sebuah wawancara sebelum penjualan, sebagaimana dikutip the New York Times.
Surat kabar the New York Times melaporkan pisang yang dijual oleh pedagang lapak buah di Upper West Side, Manhattan, mencapai US$0,25 alias 25 sen alias Rp4.000.
Pedagang buah asal Bangladesh yang menjual pisang untuk dilelang di Sotheby’s mengatakan harga pisang tersebut adalah US$0,35 alias Rp5.500. Dia tidak tahu bahwa hanya beberapa meter dari lapaknya, pisang itu menjadi karya seni yang laku terjual Rp98 miliar.
Si pedagang buah tidak menjawab ketika ditanya wartawan the New York Times apakah dia akan menaikkan harga pisangnya. (*)
Tags : karya seni, pisang, seni, pisang ditempel lakban, karya seni pisang laku terjual Rp98 miliar,