PEKANBARU - Penjabat (Pj) Gubernur Riau Rahman Hadi menyebutkan pihaknya telah berkoordinasi untuk penanganan kasus malaria di Provinsi Riau.
"Kasus Malaria meledak di Rohil."
"Karena ini sudah mencakup dua kabupaten makanya sudah menjadi atensi Pemerintah Provinsi dan kita menyepakati akan menetapkan status darurat malaria," kata Pj Gubri Rahman Hadi, Jumat (1/11).
Kasus tersebut telah menyerang dua kabupaten di Riau, yakni Kabupaten Indragiri Hilir dan Rokan Hilir.
"Kita pelajari dulu bagaimana penyebaran dan skema pembiayaan serta skema pola kerjanya agar semua itu terintregrasi. Koordinasi tersebut dikatakan Rahman Hadi sebagai bentuk penanganan kasus malaria di Provinsi Riau," kata Pj Gubri.
Untuk penetapan status darurat malaria, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu terkait penyebaran, dampak dan skema pembiayaan serta pola kerjanya.
Sebelumnya, Tim Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir melakukan pemetaan kasus dan larvasidasi pasca penemuan kasus malaria di daerah tersebut.
Sejak awal tahun hingga 31 Oktober sudah 2.036 kasus malaria ditemukan di Rohil.
Dari 2.036 kasus malaria di Rohil tersebut, saat ini paling banyak ditemukan di Kecamatan Pesisir Limau Kapas dengan total kasus 1.482 kasus. Kemudian di Kecamatan Sinabo 161 kasus, Kecamatan Bangko 159, kemudian sisanya terbesar di beberapa Kecamatan lainnya.
Kemudian untuk Kabupaten Indragiri Hilir, dari hasil pemeriksaan terakhir pada 25 Oktober 2024 lalu, tercatat 152 kasus malaria di Desa Kuala Selat. Jumlah tersebut tercatat melandai jika dibandingkan dengan temuan kasus pada awal penetapan KLB.
Diperkirakan sudah ada 2 ribu lebih kasus Malaria ditemukan di Rohil. Tim Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir melakukan pemetaan kasus dan larvasidasi pasca penemuan kasus malaria di daerah tersebut.
"Sejak awal tahun hingga 31 Oktober sudah 2.036 kasus malaria ditemukan di Rohil," kata Plh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, drg Wan Fajriatul Mamnunah Sp.KG melalui Penanggung Jawab Malaria Musfardy Rustam.
Dalam penanganan malaria di Rohil, pihaknya juga bekerjasama dengan tim dari Kementerian kesehatan.
"Setelah temuan banyaknya kasus malaria di Rohil, kami langsung melakukan pemetaan kasus dan larvasidasi, kemudian juga melakukan pendampingan tenaga kesehatan di puskesmas terutama didaerah yang banyak ditemukan kasus," katanya.
Pihaknya juga melakukan pengaktifan klaster tanggap darurat Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria Rohil bersama Pusat krisis, tim malaria, tim surveilans, tim vektor Kemkes RI, Dinas kesehatan Provinsi Riau, Dias kesehatan Rohil dan Puskesmas yang ada di Rohil.
"Kami juga sudah melakukan audiensi dengan pemerintah kabupaten Rohil yang saat itu bertemu langsung dengan Sekda," sebutnya.
Musfardy juga menjelaskan, dari total 2.036 kasus malaria di Rohil tersebut, saat ini paling banyak ditemukan di Kecamatan Pesisir Limau Kapas dengan total kasus 1.482 kasus.
Kemudian di Kecamatan Sinabo 161 kasus, Kecamatan Bangko 159, kemudian sisanya terbesar di beberapa Kecamatan lainnya.
"Untuk kasus malaria terbanyak memang ditemukan di Kecamatan Pesisir Limau Kapas yakni 1.482 kasus," ujarnya.
Dengan banyaknya temuan kasus malaria tersebut. Saat ini pihaknya terus memberikan pendampingan dan pemahaman kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman malaria.
"Kemudian melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menjaga lingkungan tetap bersih. Serta melakukan penyemprotan insektisida," sebutnya. (*)
Tags : Pj Gubri Rahman Hadi, Status Darurat Malaria, Kasus Malaria Meledak di Rohil,