PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Inovasi yang dilakukan Calon Gubernur (Cagub) Riau, Drs H Syamsuar M.Si dalam sektor pertanian dinilai sejalan dalam mendukung upaya Pemerintah Pusat era Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai target swasembada pangan.
"Sejumlah langkah yang dilakukan dari hulu ke hilir dilakukan Syamsuar masa menjabat Gubernur Riau [2019-2023] berhasil mengembalikan kejayaan pertanian di Riau sekaligus mendongkrak peningkatan pertanian."
“Program-program Pak Syamsuar semasa menjabat lalu, itu sangat sejalan dan mendukung program swasembada pangan dan Indonesia Emas 2045. Diantaranya Program Mandiri Benih padi, dengan penyediaan benih adaptif yang unggul bersertifikat, mampu meningkatkan produktivitas dan produksi padi serta mampu mempertahankan Riau sebagai Lumbung Pangan Nasional,” kata Wawan Sudarwanto dari Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan (LP3) Anak Negeri dalam bicang-bincangnya itu, Minggu 3 November 2024.
Tak hanya menghadirkan benih yang unggul, Syamsuar juga mendorong pembangunan dan rehab jaringan irigasi, pomponisasi, pembangunan bendung dan embung.
“Sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP) padi dari IP 100 menjadi 200, 200 menjadi 300 dan meningkatkan Nilai Tukar Petani 100,39%( 2022) dan 107,91% ( 2023),” sebut Wawan.
Sepeti disebutkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau yang melaporkan adanya peningkatan produksi padi di Provinsi Riau sepanjang Januari hingga September 2024.
Produksi padi mencapai 185,05 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), atau setara dengan 106,20 ribu ton beras, menunjukkan kenaikan signifikan sekitar 13,48 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
"Produksi padi di Riau kini ada mencapai 106,2 ribu ton."
“Produksi padi pada Januari−September 2024 meningkat sekitar 21,99 ribu ton GKG dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 163,06 ribu ton GKG,” kata Kepala BPS Riau, Asep Riyadi pada media belum lama ini.
Asep Riyadi, menyatakan bahwa peningkatan produksi ini menggembirakan di tengah tantangan sektor pertanian.
Data ini diperoleh melalui Survei Kerangka Sampel Area (KSA), metode pengamatan langsung untuk memperkirakan luas panen padi dan jagung.
“Dengan KSA, kita dapat memperkirakan potensi luas panen dalam tiga bulan ke depan dan memberikan informasi akurat mengenai produksi,” lanjutnya.
Pada September 2024, KSA memprediksi potensi produksi padi sebesar 40,79 ribu ton GKG pada periode Oktober−Desember 2024.
Jika prediksi ini tercapai, maka total produksi padi sepanjang 2024 akan menyentuh 225,83 ribu ton GKG, atau naik 9,64 persen dibandingkan 2023 yang sebesar 205,97 ribu ton GKG.
Puncak produksi padi 2024 terjadi pada bulan Maret dengan total 33,04 ribu ton GKG, sedangkan bulan terendah adalah Januari dengan produksi sekitar 11,68 ribu ton GKG.
Berdasarkan wilayah, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kabupaten Pelalawan menjadi penyumbang produksi padi tertinggi.
Sebaliknya, Kota Pekanbaru, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten Rokan Hulu memiliki produksi terendah.
Kabupaten Pelalawan tercatat mengalami kenaikan produksi terbesar pada 2024, diikuti Indragiri Hilir dan Rokan Hilir.
Namun, beberapa daerah seperti Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kampar justru mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan.
Jika dihitung dalam bentuk beras, produksi padi sepanjang Januari−September 2024 setara dengan 106,20 ribu ton beras, meningkat 13,49 persen dari 93,58 ribu ton pada 2023.
"Kenaikan ini tentunya akan memperkuat ketersediaan pangan bagi masyarakat Riau dan menjadi capaian positif bagi ketahanan pangan kita," tutupnya.
Namun kembali disebutkan Wawan Sudarwanto yang menilai, kebijakan Pemprov Riau di era Syamsuar [menjabat Gubri] juga dinilai mampu melakukan Rekayasa Sosial ( Social Engenering) di bidang pertanian.
“Pemberdayaan petani, Pemuda Tani/ generasi millenial, wanita tani mampu merubah pola pikir dan perilaku petani, meningkatkan produksi, kelembangaan petani lebih baik dan daya saing usaha Tani yang lebih tinggi dengan penggunaan teknologi informasi dan alat pertanian modern,” tuturnya.
Disamping itu pula, dilakukan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas Penangkar Benih Benih, Penyuluh, PBT ( Pengawas Benih Tanaman), POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) serta PPL/Penyuluh Pertanian Lapangan, pada perbenihan padi dan peningkatan mutu hasil, mulai dari pertanaman, panen dan prosesing.
“Kebijakan lainnya dalam mendukung Program Pertanian Modern dengan pemberian bantuan alat mesin pertanian ( Alsintan) diantaranya Traktor Roda 2 dan 4, alat tanam (rice transplanter), alat panen (combine harvester) kepada kelompok tani, sehingga pengelolaan usaha tani lebih efisien, kehilangan hasil dapat ditekan dan produksi meningkat,” jelasnya.
Ia juga berharap dengan keberlanjutan program dan inovasi yang dilakukan di sektor pertanian ini kembali diprioritaskan Syamsuar sebagai salah satu calon Gubernur Riau, tentunya dengan keberlanjutan program ini akan mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam swasembada pangan, pungkasnya.
Bukan hanya dalam tanaman pangan, juga mendorong dalam sektor pertanian hortikultura, berupa tanaman kakao, kopi, lada, serta buah-buahan, berupa dukungan peningkatan produksi melalui bantuan bibit dan pupuk. Adapula upaya peningkatan Pekarangann Pangan Lestari (P2L) dan Pertanian Keluarga.
Sementara Pengamat Pertanian dari Universitas Riau, Dr. Ir. Wawan M.P mengatakan petani Riau kini sudah mulai mengalihfungsikan lahan kelapa sawit dan menggantikannya dengan menanam padi serta hortikultura seperti cabai.
"Ini menjadi sebuah fenomena baru, disaat orang berbondong-bondong mengonversi lahan mereka ke tanaman sawit, tapi kini justru di Desa Langsat Permai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau, mereka sudah kembali ke sawah," kata Dr. Ir. Wawan M.P.
Menurut Wawan, areal tanaman padi yang dikembangkan di Desa Langsat Permai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, dikelola oleh petani dan pemuda yang berfikir bahwa ternyata budidaya tanaman pangan (padi) dan hortikultura (cabe) lebih banyak mendapatkan untung dari pada kelapa sawit.
Jika dihitung, katanya, sawit rata-rata per hektare menghasilkan Rp1 juta/bulan, dan setelah diganti dengan tanaman padi diperoleh 4-5 ton produksi padi jika diumpamakan Rp5.000/kg berati Rp25 juta umur 3 bulan, setelah dikeluarkan biaya pengeluaran sebesar Rp10 juta, maka diperoleh untung R5 juta per bulan.
"Artinya lebih besar untung produksi padi dari pada sawit, bahkan untuk tanaman cabe lebih untung lagi. Dengan melihat keberhasilan ini, maka rama-ramai masyarakat Desa Langsat Permai menumbangkan sawit mereka beralih ke tanaman pangan itu," katanya.
Terkait persoalan ketersediaan air, yang terkendala, maka UNRI juga sudah membangunkan kanal bloking yang dibiayai dari dana Direktorat Pendidikan Tinggi. Keberadaan kanal bloking itu dapat mengatasi ketersediaan air saat musim kemarau yang bisa digunakan untuk padi dan cabe.
Ia menekankan bahwa, khusus pengembangan padi di Desa Langsat Permai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau, bisa dijadikan model, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Persoalan selanjutnya memang harus dikembangkan terkait agribisnisnya yang harus mendapat penanganan dengan serius juga menyangkut pemasaranya.
"Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, maka ini bisa menjadi model, dan tidak ada asalan sulitnya mengembangkan tanaman padi apalagi bantuan sarana produksi pertanian itu sudah banyak dari Pemerintah dan UNRI sudah membangun kanal bloking," katanya.
Ia memandang bahwa dari kondisi lahan, pengalihan fungsi lahan dari sawit ke padi ini sudah sesuai, dan cocok, tinggal lagi upaya pengembangan pangan itu. Kalau dikembangkan dengan area yang luas juga perlu penanganan khusus, diantaranya penjualan padi menguntungkan dan harga jual terjamin, agar petani tidak rugi dan hindari sehingga ke depan perlu kerja bersama-sama.
Dr. Ir. Wawan M.P menilai program calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3, Syamsuar-Mawardi (SUWAI) selaras dengan program yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
Ia menyebut program di sektor pertanian SUWAI turut mendukung program swasembada pangan pemerintah pusat.
"Di antaranya Program Mandiri Benih padi, dengan penyediaan benih adaptif yang unggul bersertifikat, mampu meningkatkan produktivitas dan produksi padi serta mampu mempertahankan Riau juga bisa sebagai Lumbung Pangan Provinsi," tuturnya.
"Kebijakan lainnya dalam mendukung program pertanian modern dengan pemberian bantuan alat mesin pertanian ( Alsintan) diantaranya traktor roda 2 dan 4, alat tanam (rice transplanter), alat panen (combine harvester) kepada kelompok tani, sehingga pengelolaan usaha tani lebih efisien, kehilangan hasil dapat ditekan dan produksi meningkat," jelasnya.
Dia berharap dengan keberlanjutan program dan inovasi yang dilakukan di sektor pertanian ini kembali diprioritaskan Paslon SUWAI, apalagi sudah sejalan dengan program Presiden Prabowo juga tengah fokus meningkatkan sektor pertanian.
"Tentunya dengan keberlanjutan program ini akan mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam swasembada pangan," pungkasnya. (*)
Tags : pilkada 2024, pilgub riau, swasembada pangan, andi sudirman sulaiman, prabowo subianto, andalan hati, politik riau, padi, produksi padi, padi riau, padi riau capai106, 2 ribu ton, gabah kering naik jadi 13, 48 persen,