Program Ketahanan Pangan Tambak Udang Vaname Bisa Hidupkan Ekonomi Pesisir Lingga
Kelompok budidaya udang Vaname di Desa Resang saat panen.
DAIK LINGGA, RIAUPAGI.COM - Program ketahanan pangan tambak udang vaname di lingga sudah berjalan sejak tahun 2020 lalu, berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah pesisir yang menjadi peluang bisnis menjanjikan di Lingga.
"Program ketahanan pangan tambak udang vaname hidupkan ekonomi Lingga."
"Tambak udang Vaname ini sangat membantu perekonomian warga di psisir terutama di Desa Resang," kata Ketua kelompok tambak udang vaname Mesrai Maju, Abaszen, Senin (1/7/2024).
Desa yang merasakan peningkatan ekonomi dari budidaya udang vaname program ketahanan pangan adalah Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga.
Menurut Abaszen, setiap kali panen udang vaneme setahun sebanyak tiga kali, penghasilan kelompok yang awalnya pas-pasan dari hasil nelayan.
"Kini ekonomi mereka mulai tercukupi, dimana per orang bisa mendapatkan delapan juta rupiah," kata dia.
Abaszen mengatakan program tambak udang vaname ini sangat membantu ekonomi kelompok yang sebelumnya bekerja sebagai nelayan dan kerja serabutan.
Kepala Desa Resang, Hanafi, mengatakan setiap tahunnya selalu mengalokasikan dana desa untuk peningkatan tambak udang vaname.
"Program ketahanan pangan tambak udang memang sebagai upaya meningkatkan ekonomi warga."
"Jadi setiap tahunnya kita dari desa selalu mengalokasi dana desa untuk peningkatan tambak udang Vaname," ujarnya.
Camat singkep selatan, Munzilin Hasibuan mengaku, ekonomi warga di wilayah pesisir khususnya di Kecamatan Singkep Selatan sangat terbantu dari hasil budidaya tambak udang vaneme.
"Ini program prioritas dan menyerukan ke desa lain untuk mencontoh desa resang."
"Semoga ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Lingga," ungkapnya.
Tambak undang vaname di Kabupaten Lingga terdapat di Desa Resang, Sungai Buluh, Sedamai, Tinjul, Berindat, Panggak Darat, Mepar, Lanjut dan Desa Limbung. Rata-rata mereka dapan memanen untuk pertahun mencapai 100 ton yang dipasok ke wilayah penampungan Kota Batam, Tanjungpinang dan Karimun. (*)
