
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Universitas Riau (UNRI) masih melanjutkan proyek 10 gedung yang bersumber dana dari program Advance Knowledge and Skill for Sustainable Growth Project in Indonesia - Asian Development Bank (AKSI - ADB) senilai Rp840 miliar.
"Proyek kontruksi yang sempat terhenti dikerjakan oleh perusahaan konstruksi PT Totalindo Eka Persada (TEP) kini dilanjutkan penyelesaiannya oleh PT Nindya Karya."
"Pihak UNRI tetap mepercepat proses pelelangan semua proyek fisik maupun pengadaan di tahun 2023 ini. Kemarin untuk bangunan gedung yang dikerjakan PT TEP karena mengalami sedikit terlambat kita ajukan untuk di balcklist dan tetap dilanjutkan oleh PT Nindya Karya," kata pihak PPK AKSI, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek gedung di UNRI.
Dia tak menampik soal pimpinan PT TEP tersangkut masalah hukum sehingga merembet pada pengerjaan kontruksi bangunan gedung di kawasan kampus UNRI.
Seperti disebutkan Rektor UNRI, Aras Mulyadi dalam siaran persnya pada Kamis 14 Juli 2022 lalu menyebutkan, anggaran AKSI - ADB senilai Rp840 miliar, sebanyak 58,3 persen dialokasikan untuk membangun 10 gedung baru dengan total luas lantai bangunan 47,500 m2, dan 23,3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture.
Sisanya dialokasikan untuk pengadaan software, IT licenses & services, training, publikasi, seminar internasional studi, dan workshop.
Secara garis besar, kegiatan proyek AKSI ADB ini dikategorikan menjadi dua, yaitu aktivitas hard-components, dan aktivitas soft-components.
Aktivitas yang termasuk ke dalam hard-components yang semua kegiatan pembangunan 10 fasilitas gedung baru.
Sedangkan yang termasuk soft-components adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan performa akademik UNRI seperti riset dan pelatihan untuk dosen, publikasi internasional, hingga mempersiapkan mahasiswa tahun ajaran baru.
Soal proyek kontruksi di wilayah UNRI yang sempat berhenti sejak bulan April lalu 2024 lalu itu sudah kembali dilanjutkan.
Begitu juga halnya soal gaji para pekerja (tukang) yang sebelumnya sempat tersendat lebih dari 12 bulan ini juga diselesaikan.
Pembangunan 10 gedung dwilayah kerja UNRI ini diantaranya, gedung perkuliahan terpadu, laboratorium terpadu, utama ilmu kesehatan, kajian ilmu pangan, pendidikan dan pelatihan, perpustakaan, teknologi informasi dan komunikasi, kajian ilmu kelautan, pascasarjana, dan gedung serbaguna.
Kemudian akan dibangun juga infrastruktur pendukung berupa jaringan listrik, jaringan internet, infrastruktur jalan, furniture dan juga peralatan laboratorium serta peralatan dari gedung yang sudah direncanakan.
Selain itu, juga dilakukan kegiatan training baik dalam dan luar negeri, riset, pendanaan penelitian untuk dosen dan mahasiswa, serta beberapa kegiatan workshop dan menunjang kegiatan publikasi serta yang paling penting juga adalah untuk membangun center of excellent Universitas Riau.
Sementara Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau, Larshen Yunus, mengakui program pembangunan gedung di UNRI itu untuk mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Tetapi Larshen Yunus minta pihak Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau bisa menjalankan tugas dan fungsinya.
"Pihak BPKP kiranya bisa mengawal pembangunan proyek Advance Knowledge and Skills for Sustainable Growth – Asian Development Bank (AKSI-ADB) di Universitas Riau itu," sebutnya, Senin malam ini.
"Kita sudah melakukan konfirmasi pada pihak Rektor UNRI, Prof Dr Sri Indarti SE MSi, Cq. Misparman ST MT selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) AKSI ADB, tapi sayangnya tidak direspon," kata Larshen Yunus dalam keterangan pers nya.
Bersamaan dengan surat elektronik kita sudah melakukan konfirmasi terkait temuan-temuan dilapangan menduga adanya beberapa kegiatan kontruksi bangunan dalam pelaksanaan kegiatannya (khususnya di CWR 2 UNRI) yang didanai dari Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp840 miliar yang telah membangun 10 unit gedung baru dilingkungan kampus tepatnya di Jalan HR Subantas KM 12.5, Panam.
"Kami melontarkan pertanya-pertanyaan untuk pekerjaan konstruksi pada PPK tentang pengalaman di bidang konstruksi, keterampilan yang dimiliki yang dapat memengaruhi pekerjaan agar dapat menjelaskannya":
Adapun beberapa pertanyaan kami antara lain:
Untuk diketahui proyek AKSI-ADM terdiri dari 10 Gedung yaitu Gedung Perkuliahan Terpadu, Gedung Laboratorium Terpadu, Gedung Utama Ilmu Kesehatan, Gedung Serba Guna, Gedung Kajian Ilmu Kelautan, Gedung Kajian Ilmu Pangan, Gedung Teknologi Informasi dan Komunikasi, Gedung Perpustakaan Universitas Riau, Gedung Pascasarjana, dan Gedung Pendidikan dan Pelatihan.
"Selain di UNRI, AKSI - ADB proyek ini bersamaan dengan perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia yakni Universitas Malikussaleh, Universitas Jambi, Universitas Indonesia," sebut Larshen Yunus.
UNRI mendapatkan proyek pembangunan 10 gedung. Menurutnya, salah satu proyek fisik tahun 2023 yang sudah mencapai 80 persen yang ada di UNRI itu memiliki kwalitas yang tanpa diragukan.
"Dari sebuah fakta bisa kita melihat beberapa bangunan yang sudah berjalan dan hampir selesai masih terlihat sesuai spek pekerjaan. Karena Direktur perusahaan konstruksi PT Totalindo Eka Persada (TEP) yang mengerjakan awal proyek 10 gedung itu bermasalah dengan hukum menjadikan proyek itu sempat terhenti," sambungnya.
"Jadi molornya sebuah pembangunan hari ini bisa dilanjutkan, "kita apresiasi UNRI bisa mempercepat proses lelang pada waktu yang tidak meleset agar bisa melanjutkan proyek itu hingga selesai," sebutnya.
“Sampai pada waktunya telat melaksanakan dan telat pula menyelesaikan itu semua tergantung Surat Keputusan (SK) penunjukan KPA dan PPK. Saya kira pihak ULP pun sebelumnya sudah meneliti dalam meloloskan PT/CV yang mengerjakan. Saya percaya PPK cukup teliti dan konsultan juga tetap kontrol dalam pengerjaan proyek itu selama ini," ungkap Larshen.
"Bisa jadi di karena proses entri data pada Sirup (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan) yang lelet."
"Hari ini kita di pertontonkan dengan sebuah kwalitas proyek pembangunan dengan anggaran mencapai miliaran rupiah,...tentu ini karena perencenaan yang dilakukan cukup matang, hanya saja karena kontraktor PT TEP yang mengerjakan tersangkut hukum dari luar, hingga sejumlah proyek mengalami keterlambatan pembangunan. Jadi ini bisa jadi bukan karena masalah saat proses pembangunan, melainkan diluar persoalan kepada proses awalnya dan saya lihat mulainya dari perencanaan hingga pelaksanaan proyek dimulai sudah cukup lancar," ujarnya. (*)
Tags : proyek gedung terpadu, universitas riau, bantuan adb unri rp840 miliar, proyek gedung terpadu sempat terhenti, proyek gedung terpadu unri rawan dikorupsi, komite nasional pemuda indonesia, knpi sorot pembanguna proyek gedung terpadu unri,