BATAM - PT Astama Karya Adiluhung (AKA), bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan, Hye In Industry Co Ltd bagun proyek 50 Unit Kapal MPC Oil Tanker di Batam.
"Proyek 50 unit kapal MPC Oil tanker dibangun di Batam."
“Kapal ini multifungsi, selain untuk mengangkut minyak, juga bisa digunakan untuk kargo lain. Ini sangat sejalan dengan geografis di Indonesia,” kata Direktur PT AKA, Herlan Budi Rastoto pada wartawan, Jumat (1/11).
PT AKA resmi meluncurkan proyek pengerjaan 50 unit kapal Multi Purpose Carrier (MPC) Oil Tanker.
Proyek ini menandai langkah besar pertama PT Astama dalam bidang pembangunan kapal, dengan total bobot muatan kotor mencapai 5.000 deadweight tonnage (dwt).
Herlan Budi Rastoto menjelaskan, bahwa kapal MPC ini dirancang untuk berfungsi sebagai angkutan minyak sekaligus kargo lainnya, sesuai dengan kebutuhan geografis Indonesia.
Pemilihan bobot 5.000 dwt didasari oleh kondisi geografis Indonesia yang memungkinkan kapal ini untuk memasuki wilayah-wilayah terpencil, seperti sungai atau pelabuhan kecil, yang sulit diakses oleh kapal tanker besar.
PT AKA sendiri merupakan perusahaan baru, namun berada di bawah naungan Garuda Prima Energi Group yang telah beroperasi sejak 1996 di bidang energi minyak berkantor pusat di Jakarta.
Proyek ini adalah inisiatif pertama mereka di Batam dan diharapkan menjadi proyek percontohan untuk pengembangan selanjutnya, baik bagi perusahaan maupun Indonesia secara keseluruhan.
Batam dipilih sebagai lokasi pengerjaan proyek karena statusnya sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) yang menawarkan kemudahan bagi para pengusaha.
Selain itu, Batam juga dikenal sebagai pusat industri galangan kapal yang memudahkan pelaksanaan proyek-proyek semacam ini.
“Desain kapal telah dipotong-potong di Korea, sehingga di sini kami hanya perlu merakit. Ini pertama kali dilakukan di Indonesia,” kata Herlan.
Kapal MPC ini memiliki kapasitas untuk membawa beberapa jenis kargo dalam satu pelayaran. Ia menyebut, setiap kapal mampu menampung hingga 20 kontainer.
Kapal MPC memungkinkan pengangkutan kargo yang berbeda dalam satu perjalanan; misalnya, minyak yang diangkut dari Batam ke Papua, lalu kembali dengan membawa ikan dari Papua ke daerah lain, menunjukkan fungsi multipurpose kapal tersebut.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis PT Astama Karya Adiluhung, Kim Hyunchul menambahkan, pengerjaan proyek ini kemungkinan mulai berjalan pada November 2024 ini. Estimasi penyelesaian 50 unit kapal tersebut ditaksir dalam 30 bulan.
“Dalam proses pengerjaannya, kami akan melibatkan tenaga kerja lokal di Batam dengan jumlah yang cukup banyak,” ujarnya.
Kim optimis proyek ini bisa selesai tanpa hambatan. Dirinya pun berharap dapat melanjutkan proyek-proyek lainnya di Batam di masa mendatang. (*)
Tags : pembangunan proyek kapal, proyek 50 unit kapal MPC Oil Tanker, Batam, proyekkapal tanker di batam,