SELATPANJANG - Pulau Rangsang, yang selama ini terisolasi dan minim infrastruktur, kembali mendapat perhatian.
"Pulau Rangsang berhasil keluar dari lilitan berbagai persoalan."
"Kini masyarakat memiliki jalan yang mulus perlahan terwujud melalui upaya Pemkab Kepulauan Meranti, khususnya Dinas PUPR," kata Kepala Dinas PUPR Kepulauan Meranti, Fajar Triasmoko MT, menyampaikan kabar baik ini saat berkunjung ke Desa Tanjung Medang, Senin (30/9).
Fajar Triasmoko saat melakukan kunjungan untuk memantau langsung proyek pembangunan jalan yang akan dimulai tahun depan.
"Ini kami lakukan untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana dan kebutuhan masyarakat," sebutnya.
Fajar mengakui bahwa desa-desa pinggiran seringkali terlupakan, namun kini Pemkab Kepulauan Meranti tengah berjuang agar infrastruktur dasar di wilayah terluar seperti Kecamatan Rangsang dapat terpenuhi.
"Warga pun menyambut gembira rencana ini. Selama puluhan tahun, mereka merasakan sulitnya akses akibat jalan yang rusak, tetapi kini, dengan proyek yang akan dilaksanakan, senyum kembali merekah di wajah mereka," katanya.
Pulau Rangsang, yang merupakan salah satu pulau perbatasan Indonesia, perlahan mendapat sentuhan pembangunan dari dana pusat.
Meskipun tidak ada ruas jalan nasional di sana, Fajar menyebutkan bahwa pemerintah pusat telah memberikan perhatian khusus untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah ini.
Wilayah perbatasan yang selama ini terabaikan perlahan-lahan mengejar ketertinggalan.
Fajar Triasmoko mengaku terus berupaya merebut anggaran dari pusat untuk memperbaiki kondisi infrastruktur di Kepulauan Meranti, terutama di wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian lebih.
Monitoring itu juga dilakukan untuk melakukan pemetaan jalan yang akan dibangun setelah Kepulauan Meranti menjadi kabupaten yang menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025, paling besar diantara semua daerah penerima DAK di Indonesia dengan total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp73.399.447.000.
Fajar Triasmoko menjelaskan bahwa anggaran tersebut akan digunakan untuk dua ruas jalan utama.
Ruas Jalan Tanjung Samak - Tanjung Kedabu mendapat alokasi Rp37.005.455.000, dengan tema Jalan Pelayanan Dasar, yang mendukung konektivitas daerah. Sementara itu, Ruas Jalan Tanjung Samak - Repan mendapat anggaran Rp 36.277.455.000 untuk mendukung penguatan kawasan sentra produksi pangan, termasuk pertanian, perikanan, dan hewan ternak.
Dengan proyek pembangunan ini, diharapkan masyarakat dapat menikmati akses jalan yang lebih baik.
"Pembangunan ini juga diproyeksikan akan memperkuat konektivitas antarwilayah serta memacu pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di sektor produksi pangan."
"Peningkatan infrastruktur jalan dengan dukungan anggaran DAK itu juga diperkuat dengan Dana Alokasi Umum (DAU) Spesifik tahun 2025 sebesar Rp40.545.083.000, di mana anggaran ini juga akan difokuskan pada perbaikan sejumlah ruas jalan yang rusak parah," jelasnya.
Salah satu proyek utama yang akan segera dikerjakan adalah perbaikan Ruas Jalan Tanjung Samak - Tanjung Kedabu sepanjang 14 kilometer.
Penanganan sepanjang 4 kilometer pertama menggunakan DAK senilai Rp37.005.455.000 dengan metode hotmix, menghubungkan dengan ruas yang sudah dilakukan base sebelumnya di Desa Tanjung Bakau hingga melewati Kantor Desa Tanjung Medang.
Sisanya sepanjang 10 kilometer akan ditangani menggunakan DAU Spesifik senilai Rp25 miliar dengan bahan query waste (Base C) setebal 15 cm, sesuai Manual Desain Perkerasan (MDP) Jalan 2024. Proyek ini ditargetkan selesai hingga mencapai Pos Karhutla di Desa Sungai Gayung Kiri.
Kepala Dinas PUPR Kepulauan Meranti, Fajar Triasmoko, menegaskan metode base dengan bahan query waste dipilih untuk menjaga ketahanan jalan, mengingat kondisi tanah di Kepulauan Meranti yang rentan.
"Sistem ini diharapkan mampu memperbaiki fungsionalitas jalan agar memudahkan akses lalu lintas masyarakat, sebelum peningkatan kualitas jalan lebih lanjut."
"Konsep ini mengejar fungsionalitas terlebih dahulu, dengan harapan masyarakat dapat merasakan manfaatnya terlebih dahulu, sementara peningkatan kualitas akan lebih mudah dilakukan ke depannya," ujar Fajar Triasmoko.
Pihaknya merencanakan kelanjutan pembangunan ruas Jalan Tanjung Kedabu hingga Desa Telesung di Kecamatan Rangsang Pesisir pada tahun 2026 sepanjang 10 kilometer yang terkoneksi dengan base sepanjang 5 kilometer di Desa Tanjung Kedabu yang dikerjakan tahun 2023 lalu.
Proyek ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Pemkab untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di wilayah pesisir yang selama ini kerap terisolasi akibat infrastruktur yang minim.
Tim Dinas PUPR Kepulauan Meranti juga melakukan pengecekan terhadap proyek peningkatan Jalan Tanjung Samak - Repan (Segmen Penyagun - Repan), yang saat ini sedang berlangsung dengan tekstur hotmix.
Proyek ini didanai oleh DAU Spesifik tahun 2024 sebesar Rp 13.287.543.500 dan dengan menggunakan anggaran DAK Penugasan 2024 sebesar Rp 10.782.897.500.
Pada tahun 2025, pembangunan akan berlanjut dengan anggaran DAK sebesar Rp 36.277.455.000 untuk mengerjakan jalan sepanjang 8,7 kilometer yang melintasi Desa Gemala Sari. Jalan sepanjang 31,85 kilometer ini sebelumnya telah menghubungkan enam desa di Kecamatan Rangsang, yakni Tanjung Samak, Wonosari, Teluk Samak, Gemala Sari, Penyagun, dan Repan.
Jalan itu juga terkoneksi dengan ruas yang sudah di-hotmix sebelumnya, tepatnya di Tanjung Samak, ibukota Kecamatan Rangsang, di Tanjung Samak sepanjang 3,3 kilometer yang dibangun pada tahun 2021 dengan menggunakan anggaran DAK sebesar Rp 13 miliar.
Proyek tersebut dilanjutkan pada tahun 2022 dengan DAK Reguler sebesar Rp 30.216.207.000 dan anggaran DAK Penugasan 2023 sebesar Rp 16.562.431.000.
Pembangunan ruas Jalan Tanjung Samak - Repan yang melewati Desa Penyagun dengan hotmix itu bertujuan untuk mendukung akses menuju Rumah Sakit Pratama yang sedang dibangun pada tahun ini.
Proyek rumah sakit ini didanai oleh DAK fisik bidang kesehatan sebesar Rp 45 miliar.
Dijelaskan bahwa peningkatan jalan ini sangat penting untuk memperlancar akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan yang lebih baik.
"Ruas Jalan Tanjung Samak - Repan yang dibangun dengan hotmix akan mendukung akses menuju Rumah Sakit Pratama," ujar Fajar.
Penanganan infrastruktur jalan di Pulau Rangsang menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bukan tanpa alasan, mengingat kondisi jalan di pulau tersebut termasuk yang terparah di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pulau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka ini juga menjadi garda terdepan NKRI berhadapan dengan Malaysia dan Singapura.
Pemkab Kepulauan Meranti menyadari bahwa keterpurukan infrastruktur dasar di Pulau Rangsang harus segera dituntaskan.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk memulai program "Merangkai Pulau" dari sini, yang meliputi tiga kecamatan Rangsang, Rangsang Pesisir, dan Rangsang Barat.
Setelah perbaikan infrastruktur di Pulau Rangsang selesai, program serupa akan dilanjutkan di kecamatan lain seperti Pulau Merbau dan Tebingtinggi Timur.
Sementara itu, perbaikan infrastruktur di kecamatan-kecamatan lainnya di Kepulauan Meranti juga akan terus dilakukan secara berkala.
"Kami akan membangun infrastruktur secara merata di seluruh kecamatan, tetapi untuk kerusakan parah, kami akan fokuskan lebih dulu. Program merangkai Pulau dimulai dari sini," ujar Fajar Triasmoko.
Dalam monitoring peningkatan pembangunan infrastruktur itu, Kepala Dinas PUPR Kepulauan Meranti turut didampingi Kepala Bidang Bina Marga, Edward, S.Ip, dan Kepala Bidang Sumberdaya Air, Sugeng Widodo.KN, ST, serta didampingi kepala desa setempat. Selain memantau kondisi jalan, tim Dinas PUPR juga mengevaluasi rehab kanal banjir Sungai Atiu di Desa Citra Damai dan melakukan pengukuran jalan di Desa Dwi Tunggal. (*)
Tags : pulau rangsang, selatpanjang, kepulauan meranti, masyarakat meranti keluar dari lilitan terisolasi dan minim infrastruktur, News Daerah,