INTERNASIONAL - Puluhan polisi di Jerman telah diskors dari tugas karena membagikan foto Adolf Hitler dan lukisan pengungsi di kamar gas melalui ponsel mereka. Para petugas yang berjumlah 29 orang itu menggunakan ruang obrolan aplikasi beraliran paling-kanan untuk membagikan foto-foto swastika (simbol dalam tradisi Hindu) dan simbol Nazi, kata pejabat di North Rhine-Westphalia (NRW).
Menteri Dalam Negeri NRW Herbert Reul mengatakan tindakan itu sebagai "aib bagi polisi NRW". Kejadian itu mengikuti beberapa insiden ekstremisme sayap kanan lainnya yang melibatkan aparat dinas keamanan Jerman. Sebelumnya, diduga lebih dari 200 petugas polisi terlibat dalam penyerangan di 34 kantor polisi dan rumah pribadi dengan indikasi 11 tersangka utama.
Didakwa menyebarkan propaganda Nazi
Para petugas tersebut diduga telah membagikan lebih dari 100 gambar neo-Nazi di grup WhatsApp. Beberapa tersangka menghadapi dakwaan atas penyebaran propaganda Nazi dan ujaran kebencian. Yang lainnya didakwa karena tidak melaporkan tindakan rekan mereka. "Ini adalah tindakan kebencian yang paling buruk dan menjijikkan," kata Herbert Reul yang berharap agar penyelidikan akan menemukan lebih banyak obrolan dengan konten yang menghina. Saya terkejut dan malu," kata Frank Richter, kepala polisi di kota Essen tempat sebagian besar tersangka bermarkas dirilis BBC News.
"Tidak bisa berkata-kata lagi"
Sejauhmana ekstremisme menyebar ke institusi kepolisian di Jerman? Reul telah membentuk tim untuk menyelidiki sejauh mana tindakan ekstremisme menyebar di dalam polisi negara bagian. "Ekstremis sayap kanan dan neo-Nazi sama sekali tidak memiliki tempat di polisi Rhine-Westphalia Utara, polisi kami," katanya, dan pihak berwenang harus menunjukkan "profil politik yang sangat jelas" yang menolak kelompok sayap kanan.
Polisi dan dinas keamanan Jerman menghadapi tuduhan tidak berbuat cukup dan tegas dalam membasmi para ekstremis di dalam barisan mereka.
Mengirim email ancaman ke imigran dan warga peranakan Turki. Pada Juli lalu, jaksa penuntut mengatakan telah menangkap seorang mantan petugas polisi dan istrinya yang dicurigai mengirimkan ancaman kepada tokoh-tokoh terkenal berlatar belakang imigran, termasuk beberapa anggota parlemen dari etnis Turki.
Email tersebut ditandatangani dengan "NSU 2.0", mengacu pada geng neo-Nazi "National Socialist Underground", yang melakukan 10 pembunuhan rasis antara tahun 2000 dan 2007. Skandal tersebut telah membuat kepala polisi negara bagian Hesse Udo Münch mengundurkan diri setelah diketahui bahwa komputer polisi digunakan untuk mengetahui rincian politisi sayap kiri yang kemudian menerima salah satu email yang mengancam itu. Sementara itu, pada bulan Juni, menteri pertahanan Jerman memerintahkan pembubaran sebagian pasukan komando elit KSK karena munculnya kritikan atas adanya ekstremisme sayap kanan di jajarannya.
Adolf Hitler: Sering diziarahi kelompok Neo-Nazi, rumah kelahiran eks diktator itu akan diubah menjadi kantor polisi. Austria telah meluncurkan rencana untuk "menetralisir" bangunan tempat kelahiran diktator Nazi Jerman, Adolf Hitler, dengan mengubahnya menjadi kantor polisi. Pemerintah negara itu sudah membeli gedung milik pribadi itu untuk kepentingan umum pada 2016 setelah perselisihan yang panjang. Para pejabat mengumumkan bahwa gedung itu akan diubah menjadi kantor polisi pada November nanti.
Sebuah biro arsitektur Austria saat ini sedang merancang perubahan disain gedung yang terletak di kota Braunau di perbatasan Jerman-Austria, yang selama ini sering dikunjungi kelompok neo-Nazi. "Babak baru akan dibuka untuk masa depan rumah kelahiran seorang diktator dan pembunuh massal," kata Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer kepada wartawan, Selasa.
Kantor biro arsiktektur yang memenangi rancangan gedung baru - Marte.Marte, yang menyisihkan 12 kandidat lainnya- mengajukan rencana yang akan mengubah fasad bangunan dan memberinya atap baru.
Pekerjaan ini diharapkan akan selesai pada 2023
"Netralisasi seluruh lokasi ini pada akhirnya menjadi jantung dari hasil ini," kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Austria, Hermann Feiner, kepada wartawan. Ada semacam penanda dipasang di luar bangunan itu, yaitu berupa prasasti terbuat dari batu yang bertuliskan "Fasisme tidak pernah lagi". Rencananya batu ini akan dipindahkan ke museum di ibu kota Wina.
Namun seorang sejarawan setempat mengatakan kepada BBC bahwa keberadaan prasasati itu sangat penting, sehingga seharusnya tetap berada di tempatnya. Adolf Hitler, diktator genosida itu sendiri nyaris tidak pernah menghabiskan hidupnya di gedung tersebut. Dia dilahirkan pada 1889 di gedung apartemen peninggalan abad ke-17 itu, tetapi keluarganya pergi beberapa pekan kemudian untuk pindah ke lokasi lainnya, dan meninggalkan kota Braunau ketika Hitler berusia tiga tahun.
Para anggota atau simpatisan Neo-Nazi selama ini melakukan perjalanan ziarah ke situs bangunan itu, dan pihak berwenang ingin memastikan bahwa gedung itu nantinya tidak akan menjadi lokasi kunjungan seperti itu di masa depan. Saat menjadi diktator Jerman, Adolf Hitler pada 1938 pernah mengunjungi rumah kelahirannya di kota Braunau, Austria, persisnya setelah Jerman Nazi mencaplok negara itu.
Di bawah pemerintahan Adolf Hitler (1933-1945), Jerman Nazi memulai Perang Dunia Kedua, yang melahirkan kebijakan genosida yang mengakibatkan kematian sekitar enam juta orang Yahudi, dan puluhan juta warga sipil lainnya. Austria, yang dicaplok Nazi Jerman pada 1938, selama beberapa dekade menampilkan dirinya sebagai salah satu korban pertama rezim Hitler. Namun banyak orang meyakini bahwa saat itu Austria menyambut langkah aneksasi itu, yang dikenal sebagai Anschluss atau connection. (*)
Tags : Jerman, Dilarang Membagikan Foto Adolf Hitler dan Simbol Nazi, Diskors,