INTERNASINAL - Mantan putri Kekaisaran Jepang, Mako, telah tiba di AS untuk memulai kehidupan baru sebagai warga biasa bersama suaminya, Kei Komuro.
Mereka bakal menyewa sebuah apartemen di New York, kota tempat Komuro bekerja di sebuah firma hukum.
Di bawah hukum Jepang, anggota keluarga kekaisaran perempuan kehilangan status sebagai bangsawan setelah menikah dengan "warga biasa".
Kepergian Mako dan Komuro diiringi oleh arakan-arakan sederhana sampai ke Bandara Tokyo. Keduanya juga dijaga ketat oleh polisi dan keamanan bandara saat mereka berjalan melewati terminal keberangkatan.
Mereka melewati sekitar 100 wartawan yang sudah berada di bandara tanpa menjawab satu pertanyaan pun.
Rekaman yang disiarkan di Jepang menunjukkan pasangan itu tiba di New York dan berjalan melalui bandara dengan penjaga keamanan, sebelum akhirnya masuk ke kendaraan yang sudah menunggu.
Kepindahan mereka ke New York sudah diketahui sejak lama.
Mako, yang kini menggunakan nama suaminya setelah menikah, diharapkan bisa mencari pekerjaan di sana.
Namun, rencana mereka mundur. Keberangkatan yang seharusnya dilakukan bulan lalu harus ditunda karena media Jepang melaporkan bahwa Komuro gagal dalam ujian pengacara di New York.
Calon pengacara harus lulus tes agar bisa melakukan praktek hukum di negara bagian itu.
Saat ini, Komuro bekerja sebagai petugas hukum.
Kepindahan Mako dan Komuro ke AS membuat publik menyandingkan mereka dengan pasangan mantan bangsawan Inggris, Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Minta maaf kepada publik Jepang
Saat jumpa pers di Tokyo pada 26 Oktober lalu, Mako dan suaminya juga meminta maaf kepada masyarakat Jepang terkait dengan pernikahan mereka.
"Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas masalah yang terjadi dan saya sangat berterima kasih kepada mereka... yang terus mendukung saya," katanya sebagaimana dilaporkan NHK.
"Bagi saya, Kei tidak tergantikan - pernikahan adalah pilihan yang perlu bagi kami."
Sementara itu, Komuro menambahkan ia mencintai Mako.
Putri Mako dan Kei Komuro dalam jumpa pers Selasa (26/10)Putri Mako dan Kei Komuro berbicara di hadapan pers pada Selasa (26/10).(Foto. Getty Images)
"Saya mencintai Mako. Kita hanya hidup sekali, dan saya ingin menghabiskannya bersama orang yang saya cintai.
Putri Mako meninggalkan kediamannya di Tokyo pada Selasa (26/10) sekitar pukul 10:00 waktu setempat (08:00 WIB) untuk menuju ke catatan sipil dan membungkuk beberapa kali ke orang tuanya, Putra Mahkota Fumihito dan Putri Mahkota Kiko.
Ia juga memeluk adiknya sebelum bertolak ke kantor catatan sipil, lapor kantor berita Kyodo.
Rencana menetap di Amerika Serikat
Mantan putri tersebut menolak melakukan ritual yang biasa dilakukan dalam pernikahan kerajaan. Ia juga menolak tunjangan yang biasanya diberikan kepada perempuan dari keluarga kekaisaran yang memilih keluar. Nilai tunjangan dilaporkan sebesar 150 juta yen (Rp19,2 miliar).
Mako dan Komuro berencana menetap di Amerika Serikat. Komuro bekerja sebagai pengacara di negara itu.
Pasangan ini sedianya akan menikah pada 2018, namun kemudian ditangguhkan, setelah keluarga Komuro dilaporkan mengalami kesulitan finansial.
Segala tindak tanduk Putri Mako dan Kei Komuro menjadi tajuk berita di berbagai media Jepang.
Hari Selasa (26/10), sejumlah warga memprotes pernikahan itu di satu taman.
Banyak yang membawa spanduk berisi masalah keuangan keluarga Komuro, khususnya ibunya.
Pemberitaan media yang berlebihan seputar sang putri — ayahnya adalah Putra Mahkota Fumihito — dan keluarga Komuro beberapa tahun terakhir telah membuat Putri Mako mengalami gangguan stress pascatrauma, menurut Imperial Household Agency, seperti ditulis oleh kantor berita Kyodo.
Bibinya, Permaisuri Masako, juga menderita penyakit yang terkait stress karena mengalami tekanan besar untuk memiliki anak laki-laki yang bisa mewarisi tahta.
Di Jepang, masih banyak stigma di seputar penyakit mental.
Masalah keuangan ibu mertua
Putri Mako dan Kei Komuro pertama kali bertemu pada 2012 saat keduanya masih mahasiswa di Universitas Kristen Internasional di Tokyo.
Mereka bertunangan pada 2017 dan berencana menikah setahun setelahnya.
Namun berita bermunculan tentang permasalahan keuangan ibu Komuro. Dia diduga mengambil pinjaman dari eks tunangannya dan tak mampu membayar.
Istana menyangkal bahwa penundaan pernikahan ada hubungannya dengan insiden ini, meskipun Putra Mahkota Fumihito berkata masalah utang ini penting untuk diselesaikan sebelum mereka menikah.
Seperti dilaporkan BBC di Tokyo, alasan utama permusuhan terhadap Komuro adalah di kalangan konservatif Jepang yang merasa ia tak pantas menjadi pasangan keponakan kaisar.
Komuro - yang telah mendapatkan pekerjaan dari perusahaan hukum terkenal di New York berasal dari keluarga sederhana dan tabloid Jepang selama bertahun-tahun mencari hal-hal kotor dari keluarganya, termasuk tuduhan terhadap ibunya.
Komuro juga belakangan ramai diberitakan setelah foto dirinya dengan gaya rambut kuncir ekor kuda beredar. Di Twitter, sejumlah akun dari Jepang meluapkan kemarahan, mengatakan gaya rambut semacam itu tak pantas bagi seseorang yang hendak menikahi keluarga kerajaan.
Di bawah hukum Jepang, anggota keluarga kerajaan perempuan harus melepaskan status mereka bila menikah dengan "rakyat biasa", meskipun anggota keluarga laki-laki tidak.
Harry dan Meghan dari Jepang
Kei Komuro sebelumnya telah menjadi sosok kontroversial. Namun ketika dia mendarat di Tokyo pada awal pekan ini sebelum pengumuman tentang pernikahan, dia kembali membuat kehebohan — karena rambutnya yang dikuncir.
Di negara yang masih memandang penampilan sebagai bagian besar dari kesan terhadap seseorang, beberapa kalangan di Jepang mungkin merasa gaya rambut barunya ini semakin membuktikan bahwa dia tak pantas menikahi Putri Mako.
Pemberitaan soal ini menjadi satu lagi contoh, bagaimana tekanan publik terhadap pasangan ini telah mereka rasakan sejak pengumuman pertunangan mereka.
Berita tentang masalah keuangan ibunya dan tuduhan bahwa hubungan dengan Kerajaan Jepang yang membuat Komuro bisa masuk ke sekolah hukum di AS juga telah menjadi tajuk utama.
Namun di sisi lain, para pendukung pasangan ini memberi pujian kepada Komuro karena telah bertahan dari obsesi media karena bertunangan dengan anggota keluarga kerajaan.
Itu, dan keputusan mereka untuk pindah ke AS, telah membuahkan julukan baru bagi pasangan ini: "Harry dan Meghan dari Jepang".
Meskipun keduanya jauh lebih low-profile dari anggota Kerajaan Inggris tersebut, hubungan mereka yang terbuka untuk publik adalah hal yang jarang terjadi di dinasti tertua di dunia ini. (*)
Tags : Perempuan, Jepang, Putri Mako Bangsawan Jepang, Putri Mako Pindah Cari Kerja ke AS ,