Seni Budaya   2023/05/01 20:21 WIB

Ragam Tradisi Melayu Masih Dilestarikan di Kabupaten Lingga, 'Khatam Al-Quran juga Masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda'

Ragam Tradisi Melayu Masih Dilestarikan di Kabupaten Lingga, 'Khatam Al-Quran juga Masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda'
Tradisi perayaan Khataman Quran di Kabupaten Lingga Provinsi Kepri.

BERBAGAI ragam tradisi Melayu yang masih dilestarikan di Kabupaten Lingga yang juga masuk dalam warisan budaya tak benda UNESCO.

"Ragam tradisi budaya di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri memang menarik untuk disimak."

"Negeri Bunda Tanah Melayu ini, banyak menyimpan berbagai tradisi turun temurun yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat hingga saat ini," kata Pegiat Sejarah, Lazuardy pada wartawan belum lama ini.

Dia mencontohkan salah satunya, yakni tradisi Khataman Qur'an.

Lazuardy
Pegiat Sejarah
Daik Lingga

"Khatam Quran Lingga sendiri masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda yang ditetapkan oleh Kemendikbud pada 2018," sebutnya.

Pelaksanaannya dilakukan setelah yang bersangkutan menamatkan atau menyelesaikan pelajaran mengaji atau membaca kitab suci umat Islam, Al-Qur'an.

Ketika pulang dari arakan, biasanya mereka akan disambut dengan tradisi adat Melayu silat pengantin sebelum menaiki bangsal atau tempat dilaksanakannya pembacaan Khataman Qur'an.

Pembacaan Khataman Qur'an diawali dengan Surah Ad-duha hingga An-Nas.

Hingga kemudian ditutup dengan Doa.

"Perayaan atau tradisi Khatam Al Qur'an ini sudah ada secara turun temurun. Yang mana anak telah menamatkan salah satu ajaran Islam, yaitu Al Qur'an.

Dan orang tuanya juga bagaimana bentuk merasakan ketika anaknya menamatkan pembacaan Qur'an itu," kata Pegiat Sejarah, Lazuardy.

Dia menjelaskan, dalam prosesi khataman Al Qur'an tidak hanya menghadirkan orang tua, tetapi juga guru ngajinya.

Mereka yang berkhatam pun menyediakan sebuah seperangkat barang sebagai hadiah kepada guru ngaji, atas keberhasilan mendidik sehingga bisa menamatkan Al Qur'an.

Hampir seluruh wilayah se-kabupaten Lingga, tidak melupakan tradisi yang satu ini.

Biasanya, tradisi Khatam Qur'an sering dijumpai pada acara pernikahan adat Melayu Lingga pada pagi hari.

Itu dilaksanakan pada hari H, sebelum pengantin laki-laki dan perempuan duduk bersanding.

Sebelum memulai pembacaan Khataman Qur'an, orang yang melakukan Khatam akan diarak terlebih dahulu.

Pakaian yang dipakai disaat berkhatam, bagi laki-laki biasanya memakai jubbah putih, surban dan bisa pakaian Melayu.

Sementara perempuan memakai baju kurung Melayu labuh dan bertutup kepala yang biasanya bewarna putih.

Jemputan yang menghadiri acara tersebut memakai baju kurung Melayu.

Uniknya, orang yang akan Mengkhatamkan Al-Qur'an ini diarak dengan ditandu atau diusung menggunakan properti yang telah disiapkan.

Biasanya properti ini sering berbentuk 'pesawat', masjid atau hal unik lainnya.

Selain itu, biasanya anak kecil yang melakukan Khataman akan digendong di pundak orang dewasa atau dijulang, sambil memegang Quran di atasnya.

Mereka pun diarak atau berjalan kaki bersama menuju masjid atau surau.

Tradisi Melayu ini masih lestari di Lingga.

Tradisi Melayunya pun terlihat saat diiringi dengan bebunyian gendang dan gong pengantin atau kompang dan rebana.

Sesampainya di masjid, biasanya yang bersangkutan akan mengelilingi masjid sebanyak tiga kali atau tujuh kali, sesuai dengan hajatnya.

Tradisi perayaan khatam Al-Quran di Kabupaten Lingga Kepri.

"Nanti akan pergi ke rumah guru ngaji untuk melakukan penyerahan sebagai ucapan terima kasih dari orang tua, yang berupa nasi besar atau Wajid (sejenis dodol-) atau bisa pulut kuning, kemudian dilengkapi bunga telur (biasanya 30 telur menandakan 30 juz).

Selain itu dilengkapi dengan seperangkat alat lain, seperti cerek, kain sepotong, payung, dan hal lainnya," jelas Lazuardy.

Saat prosesi Khataman Qur'an ini, pengkhatam akan membawa di seluruh jemputan yang hadir, tokoh masyarakat atau ulama, dan lainnya.

Hingga saat ini, prosesi atau tradisi Khatam Qur'an masih mudah ditemukan di Lingga, termasuk saat acara pernikahan. (*)

Tags : tradisi melayu, ragam tradisi melayu dilestari di kabupaten lingga, kepri, ragam tradisi melayu masuk warisan budaya tak benda,