Internasional   2022/09/10 13:32 WIB

Raja Charles III Sampaikan Pidato Pertama, 'yang Masih Merasakan Duka Mendalam'

Raja Charles III Sampaikan Pidato Pertama, 'yang Masih Merasakan Duka Mendalam'

INTERNASIONAL - Raja baru Inggris, Charles III, menyampaikan pidato pertama sejak wafatnya ibunya, Ratu Elizabeth II dengan mengatakan dia berbicara atas nama seluruh keluarga kerajaan yang merasakan duka mendalam.

"Sepanjang hidupnya, Yang Mulia Ratu - ibu saya tercinta - merupakan inspirasi dan contoh bagi saya dan seluruh keluarga saya.

"Kami sangat berhutang kepadanya, sebagaimana biasanya keluarga berhutang kepada ibu mereka, atas cintanya, kasihnya, petunjuk, pengertian dan contoh yang diberikan."

Raja selanjutnya berjanji untuk menunaikan tugas dengan rasa menghargai, menghormati dan cinta.

Raja baru menutup pidatonya dengan kata-kata:

"Dan kepada Mama sayang, ketika Mama menempuh perjalanan besar terakhir untuk bergabung dengan mendiang Papa sayang, saya hanya ingin mengatakan ini: terima kasih.

"Terima kasih atas cinta dan pengabdian kepada keluarga dan keluarga bangsa-bangsa yang selalu dilayani selama bertahun-tahun.

Pidato Raja disiarkan di televisi dan juga disiarkan dalam acara mengenang mendiang Ratu di Katedral St Paul, London. Dua ribu tempat duduk di katedral tersebut disediakan bagi anggota masyarakat biasa.

Sebelum menyampaikan pidato, Raja Charles III, menemui kerumunan massa di depan Istana Buckingham, London pada Jumat sore (09/09) sekembalinya dari Kastil Balmoral, Skotlandia, tempat ibunya, Ratu Elizabeth II wafat.

Didampingi istrinya, Permaisuri Camilla, Raja Charles berjabat tangan dengan sejumlah warga yang menunggu di depan istana, sebelum masuk ke Istana Buckingham untuk pertama kalinya sebagai raja.

Dari kerumunan orang terdengar nyanyian God Save the King yang telah diubah dari God Save the Queen, salah satu bait lagu kebangsaan Inggris.

Raja Charles memberikan pidato pertamanya Jumat ini sebelum ditetapkan sebagai Raja pada Sabtu 10 September 2022, walaupun ia secara otomatis menjadi pemegang takhta begitu Ratu meninggal.

Raja baru mendapat sambutan hangat oleh warga yang menunggu di sepanjang jalan menuju pintu gerbang istana, bahkan mendapat ciuman dari seorang perempuan.

Kehadiran Raja Charles di Istana Buckingham yang terletak di pusat kota London merupakan momen simbolis.

Buckingham adalah markas besar monarki Inggris.

Selama ini raja diketahui tidak begitu senang tinggal di Istana Buckingham dan memilih tinggal di Clarence House. Namun dengan menjadi raja maka dia diperkirakan akan berpindah ke istana tersebut.

Kedatangan raja di London menandai permulaan dari hari-hari mendatang yang sulit.

"Dia telah kehilangan ibunya, tetapi pada saat bersamaan dia dituntut menghadapi publik, baik secara langsung maupun lewat televisi," demikian seperti dirilis BBC.

Sebagai raja baru menyusul wafatnya Ratu Elizabeth II, Raja Charles telah bertemu dengan perdana menteri baru, Liz Truss. Truss, yang diangkat oleh mendiang Ratu pada Selasa, beraudiensi dengan Raja selama sekitar 30 menit.

Charles III, Raja baru Inggris

Begitu Ratu Elizabeth II meninggal, takhta langsung dipegang oleh penerus, Charles, tanpa upacara.

Raja Charles III, yang berusia 73 tahun, mengatakan berpulangnya sang ibu tercinta adalah "momen kesedihan yang sangat mendalam" bagi dirinya dan bagi keluarganya.

Pada Jumat 9 September 2022, Charles secara resmi akan diangkat sebagai Raja oleh Dewan Penobatan di Istana St James's, London. Juga pada Jumat, Charles akan melakukan pidato pertama sebagai Raja, menurut juru bicaranya.

Pada Sabtu 10September 2022, Charles secara resmi diproklamirkan sebagai Raja, walau secara teknis dia langsung menjadi Raja setelah Ratu meninggal. Upacara ini berlangsung di Istana St James's, London di depan Dewan Penobatan, Accession Council.

Setelah bunyi terompet, ia secara resmi diangkat sebagai Raja ditandai dengan tembakan meriam di seluruh kota.

Bendera akan dinaikkan penuh selama 24 jam mulai pada pukul 13:00 waktu setempat (19:00 WIB) pada Sabtu (10/09), menandai penetapan Raja Charles, sebelum kembali diturunkan setengah tiang.

Di bawah ini adalah sejumlah langkah yang dilakukan Charles.

Apa gelarnya?

Ia dipastikan akan disebut Raja Charles III.

Charles bisa saja memilih dari empat namanya - Charles Philip Arthur George. Nama pertama kakeknya, George VI, adalah Albert, namun ia berkuasa dengan menggunakan nama tengahnya.

Bukan Charles saja yang menghadapi perubahan gelar.

Pangeran William tidak akan secara otomatis menjadi Prince of Wales, gelar Charles sebelumnya. Namun ia mewarisi gelar ayahya yang lain, Duke of Cornwall dan istrinya Catherine akan disebut Duchess of Cornwall.

Istri Charles akan bergelar Permaisuri.

Upacara resmi

Dalam sekitar 24 jam pertama setelah kematian ibunya, Charles secara resmi akan ditetapkan sebagai Raja. Ini akan dilangsungkan di Istana St James's, di depan badan resmi yang disebut Dewan Penobatan, Accession Council.

Dewan ini terjadi dari anggota Privy Council - sejumlah anggota parlemen senior, dulu dan sekarang dan anggota senior pegawai negeri, perwakilan negara Persemakmuran.

Lebih dari 700 orang secara teori akan hadir namun karena singkatnya waktu, jumlah yang hadir mungkin jauh lebih sedikit. Pada penobatan sebelumnya pada 1952, sekitar 200 orang hadir.

Biasanya Raja tidak hadir.

Dalam pertemuan itu, kematian Ratu Elizabeth akan diumumkan oleh presiden Dewan Privy.

Pernyataan yang dibacakan biasanya berisi doa dan janji untuk pemegang takhta sebelumnya dan janji untuk mendukung yang baru.

Penetapan ini kemudian ditandatangani oleh tokoh senior termasuk perdana menteri dan Uskup Canterbury.
Deklarasi pertama Raja

Dewan Penobatan bertemu lagi - biasanya sehari setelah penetapan- dan kali ini Raja akan hadir bersama Dewan Privy.

Tidak ada sumpah takhta pada awal berkuasa. Namun ada deklarasi Raja baru dan seperti tradisi yang telah dilakukan sejak abad ke-18.

Setelah iringan trompet akan ada pernyataan resmi yang menjadikan Charles sebagai raja baru. Upacara ini akan berlangsung Sabtu (10/09) di balkon di atas Friary Court di Istana St James's, oleh petugas yang disebut Garter King of Arms.

Untuk pertama kalinya sejak 1952, lagu kebangsaan Inggris akan dinyanyikan dengan kata-kata "God Save the King."

Bunyi tembakan akan dilepaskan di Hyde Park, Tower of London, dan dari kapal-kapal angkatan laut dan proklamasi Charles sebagai Raja akan dibacakan di Edinburgh, Cardiff, dan Belfast.
Penobatan

Puncak suksesi adalah penobatan. Karena perlu persiapan, penobatan raja kemungkinan tidak akan segera dilakukan. Ratu Elizabeth naik takhta pada Februari 1952 namun penobatan baru dilangsungkan pada Juni 1953.

Selama 900 tahun terakhir, penobatan dilangsungkan di Westminster Abbey, di London. William si Penakluk adalah raja pertama yang memegah mahkota di sana dan Charles akan menjadi yang ke-40.

Upacara dilakukan dalam kebaktian Anglikan, dipimpin oleh Uskup Canterbury. Pada puncak acara, Charles akan disematkan Mahkota St Edward, mahkota emas yang telah ada sejak 1661.

Mahkota ini adalah bagian utama Mahkota Permata di Tower of London dan hanya dipakai ketika upacara penobatan. Beratnya sekitar 2,23 kilogram.

Penobatan adalah acara negara dan dibayar oleh negara dan pemerintah yang memutuskan siapa tamu yang diundang.

Akan ada alunan musik, pembacaan dan ritual pengurapan raja baru, menggunakan minyak jeruk, mawar, dan kayu manis.

Raja baru akan ditobatkan dan dia akan menerima tongkat sebagai simbol gelar barunya, dan Uskup Agung Canterbuy akan memasang mahkota di kepalanya.
Kepala negara persemakmuran

Charles telah menjadi kepala negara-negara persemakmuran, asosiasi 56 negara merdeka dengan jumlah penduduk 2,4 miliar jiwa. Bagi 14 negara ini, seperti halnya Britania Raya, Raja adalah kepala negara.

Negara-negara itu adalah Australia, Antigua dan Barbuda, Bahama, Belize, Kanada, Grenada, Jamaika, Papua Nugini, St Christopher dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Selandia Baru, Kepulauan Solomon dan Tuvalu. (*)

Tags : Ratu Elizabeth II, Raja Charles, Permaisuri Camilla, Inggris raya,