Agama   2022/04/23 14:26 WIB

Rasulullah Fokus pada Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan untuk Beriktikaf

Rasulullah Fokus pada Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan untuk Beriktikaf
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ahmad Zubaidi

AGAMA - Rasulullah SAW senantiasa mengisi sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan beritikaf. Contoh dari Rasulullah ini menunjukkan bahwa itikaf merupakan ibadah sunah yang memiliki keutamaan tersendiri terlebih bila istiqamah dikerjakan pa da akhir Ramadhan.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ahmad Zubaidi mengatakan, itikaf dapat menghapus dosa. Dalam sejumlah riwayatkan disebutkan bahwa orang yang beritikaf akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Terlebih, apabila itikaf dikerjakan pada akhir Ramadhan sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

Menurut Kiai Zubaidi, orang yang melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan berpotensi besar mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.

"Dengan kita beritikaf setiap malam pada sepuluh hari terakhir Ramadhan itu, insya Allah kita akan bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar. Karena berdasarkan riwayat-riwayat hadis itu dijelaskan, malam Lailatul Qadar itu ada di sepuluh hari terakhir di bulan Ra madhan, di malam-malam ganjil, yang jelas itu rahasia Allah," kata Kiai Zubaidi seperti dirilis Republika.co.id.

Lebih lanjut, Kiai Zubaidi menjelaskan dalam hadis lain disebutkan bahwa orang yang qiyamul lail(bangun di tengah malam untuk mendekatkan diri kepada Allah), terutama pada malam Lailatul Qadar dengan iman, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Menurut Kiai Zubaidi, orang yang beribadah pada malam Lailatul Qadar, maka ibadahnya itu lebih baik dari orang yang beribadah selama seribu bulan. Sebab itu, ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW fokus untuk iktikaf di masjid, bahkan hingga tidak menjumpai istri-istrinya.Upaya Rasulullah tersebut dalam rangka takarub ilallah.

Dia menjelaskan, beritikaf bisa dilakukan dalam waktu singkat ataupun dalam waktu lama. Hanya saja, apabila mencontoh Rasulullah SAW, Nabi tetap beriktikaf sepanjang hari selama sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dia menjelaskan, orang yang datang ke masjid lalu duduk dan berniat iktikaf, maka telah meraih pahala. Terlebih, apabila dia mengisinya dengan bertilawah Alquran dan ibadah lainnya sehingga pahalanya berlipat ganda.

Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) KH Jeje Zainuddin mengatakan, itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan salah satu ibadah utama yang melengkapi keutamaan puasa Ramadhan. Bukti keutamaannya adalah bahwa ibadah iktikaf diprak tikkan sendiri oleh Rasulullah. Rasul senantiasa melakukan iktikaf pada pengujung bulan Ramadhan kecuali apabila ada halangan yang menyebabkan Rasul tidak dapat melakukannya.

Menurut dia, salah satu tujuan itikaf pada akhir Ramadhan adalah agar dapat meraih Lailatul Qadar dalam keadaan sedang mengkhususkan diri beribadah. Seorang Muslim pun mendapat keutamaan pahala satu malam itu seperti beribadah selama seribu bulan.

"Siapa pun yang beribadah dan di mana pun, mempunyai peluang meraih pahala Lailatul Qadar, apabila ia mencari dengan sungguh- sungguh dan meniatkannya dengan tulus ikhlas. Tetapi, orang yang mencarinya dengan mengkhususkan diri melalui iktikaf sepanjang sepuluh hari, tentu lebih besar peluangnya untuk mendapatkan kesempatan malam agung Lai latul Qadar," ujar Kiai Jeje.

 Kiai Jeje mengatakan, tuntunan iktikaf sebagaimana dipraktikkan Rasulullah adalah diawali waktu Subuh hari kedua puluh satu Ramadhan. Orang yang hendak beritikaf meng ambil tempat khusus di masjid. Dia melakukan berbagai macam jenis ibadah, baik itu shalat wajib, shalat sunah, tilawah Alquran, ber zikir, dan berdoa.

Dia pun meninggalkan akti vitas apa pun di luar masjid. Selain itu, selama itikaf dilarang keluar masjid tanpa hajat yang syar'i. Dilarang juga pulang ke rumah dan bercampur suami istri, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menyebabkan orang tersebut meninggalkan masjid.

Karena itu, para ulama fikih menjelaskan bahwa seseorang yang hendak beriktikaf harus memenuhi rukun itikaf, yakni berniat iktikaf dan berdiam di dalam masjid. Selain itu, orang yang hendak beriktikaf harus memenuhi syarat itikaf, yakni suci dari hadas besar, berakal, dan seorang Muslim.

Tags : Rasulullah, Ramadhan, Beriktikaf, Rasulullah Fokus Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan, Agama ,