
Rasulullah SAW memuji umatnya yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga.
AGAMA -- Bulan suci Ramadhan adalah kesempatan besar bagi tiap Muslim untuk memanen pahala. Dengan melakukan pelbagai amal, baik wajib maupun sunah, mereka mendambakan ampunan dan ridha Allah SWT.
Di luar kewajiban berpuasa, ada pelbagai amalan yang menjadi khas Ramadhan. Di antaranya adalah shalat tarawih. Tak sedikit kaum Muslimin yang menargetkan dirinya agar bisa mengikuti shalat tarawih secara penuh (full) di setiap malam-malam Ramadhan.
Tak ada yang salah dengan target itu. Bagaimanapun, patut diketahui pula bahwa hukum shalat tarawih adalah sunah, bukan wajib. Nabi Muhammad SAW pun menegaskan kesunahan amalan ini dalam hadis berikut.
"Dari ‘Aisyah, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi), tetapi Rasulullah SAW justru tidak keluar menemui mereka.
Pagi harinya, beliau bersabda, 'Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.' ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan'" (HR Bukhari dan Muslim).
Di sisi lain, mencari nafkah untuk keluarga adalah sebuah kebutuhan. Khususnya bagi seorang suami atau kepala keluarga, ini merupakan kewajiban.
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf” (QS. Al-Baqarah [2]: 233).
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan (QS At-Talaq: 7).
Seseorang suami atau ayah yang bekerja dengan ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah SWT merupakan amal saleh sebagai ibadah yang akan mendapatkan pahala. Penghasilan dari bekerja secara halal adalah karunia-Nya yang akan memberikan keberkahan untuk diri sendiri dan keluarganya.
Dengan demikian, tak perlu bagi seorang suami atau ayah yang sibuk bekerja pada malam-malam Ramadhan untuk berkecil hati. Sebab, apa yang mereka lakukan pun bernilai ibadah.
Nabi SAW mengajarkan kepada umatnya untuk tak memandang remeh komitmen mencari nafkah yang ditunjukkan seorang Mukmin---apa pun profesi halal yang sedang dilakoninya.
Pada suatu ketika, Rasulullah SAW sedang berjalan dengan beberapa sahabatnya. Kemudian, tampaklah seorang yang sedang memotong kayu bakar. Seorang sahabat lalu berkata dengan nada menyayangkan, mengapa lelaki itu tak menggunakan daya kekuatannya untuk berjihad (berperang) di jalan Allah.
Maka Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian berkata demikian. Sesungguhnya, bila ia bekerja untuk menghindarkan diri dari meminta-minta (mengemis), maka ia berarti dalam sabilillah. Dan jika ia bekerja untuk mencari nafkah serta mencukupi kedua orang tuanya atau keluarganya yang lemah, maka ia pun dalam sabilillah. Namun jika ia bekerja hanya untuk bermegah-megahan serta hanya untuk memperkaya dirinya, maka ia dalam sabilisy syaitan (jalan setan)."
Tags : ramadhan 2025, shalat tarawih, sunah, ramadhan, ibadah ramadhan, mencari nafkah, bekerja, kisah nabi rasulullah saw,