"Ahli Epidemiologi Riau menilai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada kelompok prioritas masih jauh dari target meski dinilai masih normal dan wajar"
elaksanaan vaksinasi Covid-19 di perdana yang ditujukan pada tenaga kesehatan [Nakes] terealisasi sebanyak 789 orang, tetapi menurut Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan kondisi ini masih normal dan wajar. "Masih normal, karena ada proses pendaftaran dan proses verifikasi untuk dimasukkan ke dalam aplikasi, kita lihat lah sampai akhir maret nanti, ini kan baru berjalan beberapa hari," kata Wildan menyikapi realisasi pelaksanaan covid-19 perdana ini.
"Jadi semua Nakes yang mau divaksin Itukan harus terdaftar diaplikasi, ada barcode, jadi siapa pun yang akan divaksin itu ada didalam aplikasi itu datanya," sebutnya pada media, Kamis (21/1/2021).
Menurutnya, masih rendahnya realisasi pelaksanaan vaksin di Riau bukan diakibatkan karena adanya penolakan dari orang yang akan divaksin. Namun lebih kepada kesiapan petugas dalam melakukan pendataan dan pendaftaran ke sistem aplikasi. "Jadi bukan karena ada penolakan, tapi karena kita ini kan masih banyak yang gagap teknologi," ujarnya.
Hingga saat ini pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau masih terbatas di tiga kabupaten kota di Riau. Yakni Pekanbaru, Kampar dan Pelalawan. Sementara untuk sembilan kabupaten kota lainya hingga saat ini belum mulai melaksanakan vaksin. "Sembilan kabupaten yang belum itu Februari baru mulai pelaksanaan vaksinasinya," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir pada Rabu 20 Januari 2021 mengungkapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Riau sudah berlangsung selama tujuh hari. Penyuntikan vaksin pertama dilakukan14 Januari 2021 lalu. Total tenaga kesehatan yang sudah divaksin sebanyak 789 orang. Selain tenaga kesehatan, mereka yang menjalani vaksinasi tersebut diantaranya adalah tokoh masyarakat dan Forkompinda Riau dan kabupaten kota. "Sampai hari ini sudah ada 789 orang yang sudah melakukan vaksinasi. Itu tenaga kesehatan dan tokoh di masing-masing daerah," katanya.
Jika dibandingkan dengan total vaksin yang diterima di Riau memang angka realisasi vaksin ini memang masih kecil. Sebab total jumlah vaksin Covid-19 yang diterima Provinsi Riau mencapai 42 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Mimi mengatakan, sejauh ini vaksinasi Covid-19 sudah dilaksanakan di tiga kabupaten/kota, yakni Pekanbaru, Kampar, dan Pelalawan.
Mimi merincikan, di Pekanbaru sudah ada 346 orang yang sudah divaksin. Kemudian di Kabupaten Pelalawan ada 198 orang dan Kampar ada 245 orang. Total sampai Rabu (20/1/2021) ada 789 orang yang sudah divaksin. Jika dilihat memang persentase jumlah tenaga kesehatan yang divaksin masih sangat sedikit. Sebab jumlah nakes yang menjadi sasaran vaksin mencapai 36 ribu lebih. Meski realisasinya masih sedikit, namun Mimi optimis program vaksinasi Covid-19 di Riau sudah berjalan sesuai rencana.
Saat ini vaksinasi di sejumlah kabupaten dan kota di Riau terus berjalan. Mimi mengungkapkan, sejauh ini pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau berjalan lancar dan aman. Bahkan pihaknya belum menerima keluhan orang yang sudah divaksin. "Keluhan sampai saat ini tidak ada. Aman-aman saja. Buktinya saya yang menerima vaksin sehat-sehat saja, masih bisa beraktifitas seperti biasa," ujarnya.
Kelompok prioritas vaksinasi
Sebelumnya Dinas Kesehatan Provinsi Riau telah menetapkan dan melakukan pendataan kelompok prioritas yang akan menjalani vaksinasi Covid-19. Mereka di antaranya adalah petugas kesehatan yang tersebar di 12 kabupaten kota di Riau. Jumlahnya mencapai 36.693 orang. Kemudian petugas pelayanan publik ada 343.293 orang. Dua kelompok ini masuk dalam kelompok priode pertama, Januari hingga April 2021 yang akan menjalani vaksinasi. Kemudian kelompok prioritas selanjutnya adalah masyarakat rentan yang mencapai 2.352.853 orang.
Kemudian setelah itu baru masuk ke kelompok masyarakat lainya yang tercatat sebanyak 463.194 orang. Kelompok ini masuk dalam vaksinasi tahap kedua yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada periode April 2021 sampai Maret 2022. "Vaksinasi dilakukan tahap awal dilakukan untuk tenaga kesehatan dan dilanjutkan dengan masyarakat usia 18 sampai 59 tahun," kata Mimi.
Meski pemerintah sudah menetapkan kelompok prioritas yang divaksin, namun tidak semua orang bisa dilakukan vaksinasi. "Untuk vaksinasi tidak semua orang bisa dilakukan, ada ketentuannya. Seperti yang bisa di vaksin memiliki persyaratan yaitu orang dewasa yang sehat usia 18 - 59 tahun,” jelasnya.
Kemudian menerima penjelasan serta menandatangani surat persetujuan, lalu juga bersedia mengikuti aturan dan jadwal imunisasi. Sementara untuk orang yang tidak bisa diberikan vaksin sinovac yaitu, orang yang pernah terkonfirmasi atau menderita Covid-19. Kemudian ibu hamil dan menyusui, menjalani terapi jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah, penderita penyakit jantung. Seterusnya, penderita penyakit autoimun (lupus, sjogren, vasculitis). Penderita ginjal, penderita reumatik autoimun.
Penderita penyakit pencernaan kronis, penderita penyakit hipertiroid, penderita kanker, kelainan darah, defisiensi imun, penerima transfusi. Penderita gejala ISPA (batuk, pilek, sesak nafas) dalam 7 hari terakhir sebelum vaksinasi. Menderita diabetes meletus, penderita HIV, dan penderita penyakit paru (asma, tuberkulosis). "jika penerima vaksin adalah gangguan psikomatis, resiko yang akan terjadi respon stres pada sebelum, saat, dan sesudah vaksin," terangnya. (*)
Tags : Vaksinasi covid di riau, vaksinasi vaksin covid-19, pelaksanaan vaksin asi covid-19 ,