News   2025/10/04 16:46 WIB

Relawan Prabowo Gibran Duga Ada Indikasi Kongkalikong di Balik Kebakaran Kilang Pertamina di Dumai

Relawan Prabowo Gibran Duga Ada Indikasi Kongkalikong di Balik Kebakaran Kilang Pertamina di Dumai
Kilang minyak Pertamina di RUU II Puri Tujuh Dumai terbakar hingga kepulan asap hitam terlihat hingga radius puluhan kilometer dari Dumai. 

PEKANBARU - Terbakarnya kilang minyak RUU II Puri Tujuh Dumai, pada Rabu 1 Oktober 2025 di indikasikan ada kongkalikong di balik peristiwa itu.

Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) menyatakan selain berdampak terhadap kran impor BBM, insiden itu juga dapat memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2025. 

Peristiwa kebakaran tangki di kilang minyak milik PT Pertamina di Dumai yang terjadi sepanjang tahun 2025 itu menjadi sorotan sejumlah pihak, salah satunya dari pihak Relawan GARAPAN yang memandang kebakaran beruntun tangki di kilang minyak milik PT Pertamina ada indikasi dilakukan sengaja untuk meningkatkan kuota impor minyak.

"Kebakaran beruntun kilang minyak milik Pertamina semakin menguatkan indikasi ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu untuk tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran yang menjadi lahan pemburuan rente," kata Larshen Yunus, Keua Umum (Ketum) GARAPAN, Sabtu (4/10/2025).

Larshen menilai kebakaran yang terjadi dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang.

Menurutnya, kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar area kilang.

"Mestinya sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar international. Namun, tetap saja terjadi kebakaran untuk kesekian kalinya," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa insiden kebakaran itu akan memperbesar biaya impor bahan bakar minyak nasional.

Selain berdampak terhadap kran impor BBM, lanjut Larshen, insiden itu juga dapat memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2025 ini.

Pertamina harus punya komitmen tinggi dan tidak abai dalam mengamankan seluruh aset penting terutama kilang dan tangki minyak dengan menerapkan sistem keamanan berlapis sesuai dengan standar internasional.

"Sistem pengamanan tersebut harus diaudit secara berkala oleh Kementerian ESDM dan lembaga independen," katanya.

"Kami mencurigai adanya permainan spekulasi, jadi dibuuhkan auditor yang indenpenden," sebutnya.

Menurutnya, tangki Kilang Dumai telah dihitung ada tiga kali mengalami insiden kebakaran yang serupa.

"Kami menduga pada saat terbakar, tangki di area milik pertamina hanya berisikan sepertiga dari produk yang dihasilkan atau dalam perkiraan ada sebanyak 1.100 barel dari kapasitas tangki 3.000 barel. Jadi ini memungkinkan sudah lebih dahulu minyak diserap (dikeluarkan)," katanya yang mencurigai insiden itu.

Namun, sebelumnya peristiwa kebakaran hal serupa terjadi di kilang, tangki telah lebih dulu mengalami insiden serupa.

Kilang minyak milik Pertamina di RUU II Puri Tujuh Dumai terbakar, biasanya petugas membutuhkan waktu dua hari untuk memadamkan api.

Tetapi pihak pertamina menegaskan pihaknya telah berupaya melakukan pencegahan kebakaran di kilang minyak. Berbagai upaya yang telah dilakukan perseroan mulai dari pemasangan penangkal petir di area tangki, pemasangan fire gas detector, hingga inspeksi peralatan las secara rutin. (*)

Tags : pertamina, RUU II Puri Tujuh Dumai, kilang minyak, kebakaran kilang minyak, News,