Politik   2025/09/29 16:25 WIB

Relawan Prabowo Gibran: Era Pascaminyak Harus Ciptakan Kemakmuran Berkelanjutan

Relawan Prabowo Gibran: Era Pascaminyak Harus Ciptakan Kemakmuran Berkelanjutan
Larshen Yunus, Ketua Umum (Ketum) DPP GARAPAN

PEKANBARU - Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) jelaskan literasi ekonomi kunci hadapi era pascaminyak.

"literasi ekonomi menjadi kunci dan sebagai bekal utama dalam menghadapi era pascaminyak."

"Kita harus belajar dari pengalaman UEA. Berakhirnya era minyak tidak boleh menjadi krisis baru, tetapi momentum untuk menciptakan kemakmuran yang berkelanjutan. Literasi ekonomi menjadi kunci agar masyarakat siap menghadapi transformasi itu,” kata Ketua Umum (Ketum) DPP GARAPAN, Larshen Yunus, Ahad.

Menurutnya, menghadapi era pascaminyak ini bisa dengan mencontoh Uni Emirat Arab.

"Kejayaan industri mutiara ini yang bergantung pada minyak sebagai sumber ekonomi utama terjadi di Riau. Jadi seharusnya sudah harus siap hadapi era pascaminyak," sebutnya. 

Pesan utama dalam hal ini relevan bagi Riau, termasuk Aceh, dalam merancang strategi pembangunan jangka panjang.

“Kami bangga bila Riau bisa memulai persiapan hadapi era pascaminyak mengembangkan literasi dan membuka ruang dialog global,” katanya.

Jadi dia melihat Era Mutiara tentang dinamika ekonomi UAE, merupakan pengalaman yang bisa menjadi rujukan penting bagi Indonesia umumnya dalam menghadapi transisi energi di masa depan.

"Perjalanan panjang UAE dari masa pra-mutiara, kejayaan industri mutiara, keruntuhannya, hingga bergantung pada minyak sebagai sumber ekonomi utama bisa menjadi rujukan."

Jadi Larshen menilai hadapi era pascaminyak, pesan utama yang relevan bagi Indonesia, termasuk Riau, dalam merancang strategi pembangunan jangka panjang.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) DPP KNPI Pusat Jakarta ini, era pasca-minyak bumi mengacu pada periode setelah ketergantungan dunia terhadap minyak bumi sebagai sumber energi utama menurun secara drastis, yang didorong oleh menipisnya cadangan dan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan dekarbonisasi. 

Transisi ini, katanya mengharuskan negara dan ekonomi untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan seperti energi surya.atau angin serta mengembangkan sektor industri baru yang lebih berkelanjutan untuk menggantikan pendapatan dari minyak. 

Penyebab transisi, menurutnya, salah satu yang diketahui penipisan cadangan.

Minyak bumi, menurutnya, sumber energi yang tidak terbarukan, dan cadangannya terus menipis seiring waktu, sehingga mencari sumber energi alternatif menjadi suatu keharusan. 

Selain itu perubahan iklim juga menjadi salah satu faktor penyebab transisi.

Peningkatan gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil telah memicu kekhawatiran global tentang perubahan iklim, yang mendorong upaya untuk mengurangi ketergantungan pada minyak. 

Menurutnya, pengembangan energi terbarukan dan industri hijau menawarkan peluang ekonomi baru, yang dapat menggantikan pendapatan dari sektor minyak bumi. 

Negara-negara yang sebelumnya sangat bergantung pada industri minyak, seperti beberapa kota di Timur Tengah, akan menghadapi migrasi keluar karena penduduk mencari peluang ekonomi baru di tempat lain. 

Negara-negara seperti Singapura menunjukkan kemampuan adaptasi dan diversifikasi dengan memanfaatkan sektor industri minyak dan petrokimia mereka dan menyesuaikan kebijakan perdagangan untuk menjaga ketahanan ekonomi. 

Jadi transisi ke era pasca-minyak bum, sebutnya, memerlukan investasi besar dalam pengembangan dan penerapan teknologi energi terbarukan. 

Larshen Yunus menilai, negara-negara perlu menyesuaikan kebijakan mereka, termasuk kebijakan luar negeri, untuk mendukung tujuan dekarbonisasi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.(*)

Tags : era pascaminyak, sdm, gabungan prabowo gibran, garapan, larshen Yunus, ciptakan kemakmuran berkelanjutan,