Headline Bisnis   2025/08/09 18:25 WIB

Riau Kurangi Ketergantungan Migas dan Mulai Fokus untuk Majukan UMKM dan Pariwisata 

Riau Kurangi Ketergantungan Migas dan Mulai Fokus untuk Majukan UMKM dan Pariwisata 

PEKANBARU – Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan bahwa pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan fondasi utama pemerataan kesejahteraan di Provinsi Riau.

"Riau mulai fokus untuk tingkatkan UMKM dan Pariwisata." 

"Alhamdulillah, hingga saat ini sudah ada 957 UMKM di Riau yang bermitra dengan 70 perusahaan besar. Kemarin, kami menjalin kerja sama baru di Mall SKA Pekanbaru dengan nilai mencapai Rp38 miliar dan menciptakan lebih dari 2.600 lapangan kerja baru,” kata Gubernur Abdul Wahid dalam sambutannya pada acara Riau Economic Forum 2025, yang digelar di Kantor BI Perwakilan Riau, Jumat (8/8).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus mendorong kemitraan strategis antara UMKM dan perusahaan-perusahaan besar sebagai bagian dari transformasi ekonomi daerah.

Abdul Wahid menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Pemprov Riau untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM lokal.

Upaya ini sekaligus menjadi langkah strategis dalam memperluas basis ekonomi yang tidak lagi bergantung pada sektor minyak dan gas (migas).

“Kami ingin UMKM menjadi tulang punggung ekonomi baru. Kita harus mengurangi ketergantungan pada migas dan mulai membangun kekuatan ekonomi berbasis industri kreatif, pariwisata, dan kewirausahaan,” tegasnya.

Selain sektor UMKM, Wahid juga menyoroti besarnya potensi sektor pariwisata sebagai pilar baru ekonomi Riau. Salah satu event unggulan yang kini mendunia adalah Pacu Jalur di Kuantan Singingi.

“Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Berdasarkan proyeksi kami, tahun ini akan ada 2 hingga 3 juta penonton yang datang menyaksikan Pacu Jalur. Ini menjadi peluang besar untuk mendorong ekonomi lokal,” jelasnya.

Gubri juga menyampaikan apresiasi atas kesuksesan perayaan HUT ke-68 Provinsi Riau yang turut diramaikan oleh gelaran budaya Melayu Serumpun.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh delegasi budaya dari negara-negara serumpun seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Singapura.

“Riau ingin menjadi Rumah Besar Rumpun Melayu. Kami ingin budaya Melayu tumbuh dan berkembang, dikenal luas hingga mancanegara,” katanya.

Dalam refleksi usia ke-68 tahun Provinsi Riau, Wahid menegaskan pentingnya pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berpijak pada akar nilai dan kearifan lokal.

“Kita sedang menjalani perjalanan panjang kebudayaan. Maka setiap langkah pembangunan harus ditopang oleh nilai-nilai luhur yang menjadi kekuatan kita sejak dahulu,” ujar Wahid.

Di hadapan peserta Riau Economic Forum 2025, Wahid menegaskan komitmennya menciptakan iklim investasi yang kondusif, inklusif, dan tanpa hambatan birokrasi.

“Tidak boleh ada proses yang dipersulit. Semua harus dipermudah. Kita harus proaktif jemput bola. Semua koneksi yang saya punya, saya ajak untuk berinvestasi di Riau, tapi tidak boleh ada syarat yang rumit,” tegasnya.

Wahid menutup pidatonya dengan harapan agar forum ekonomi ini dapat melahirkan gagasan-gagasan besar dan kebijakan jangka panjang yang mampu menyiapkan masa depan Riau yang lebih mandiri dan berdaya saing.

“Kami ingin melihat Riau yang tumbuh karena kekuatan industrinya, semangat wirausahanya, kelestarian alamnya, dan kekokohan nilai budayanya,” pungkasnya. (*)

Tags : minyak dan gas, migas, riau kurangi ketergantungan migas, riau fokus majukan UMKM, riau majukan pariwisata ,