PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Data Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau hingga Oktober 2022 telah ditemukan 8.034 orang dengan Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dan di antaranya 3.711 orang sudah dalam stadium AIDS.
"Riau masuk 10 besar jumlah penderita HIV di Indonesia."
"Penemuan kasus HIV/AIDs di Provinsi Riau sebesar 8.034 orang itu atau setara dengan 69,2 persen dari 11.596 target yang ditetapkan untuk nasional," kata Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution di sela Rapat Koordinasi Daerah, Komisi Penananggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau, di Kota Pekanbaru, Kamis (4/12/2022) kemarin.
Ia mengatakan, karakteristik temuan kasus HIV dan AIDS di Provinsi Riau sudah mengarah kepada populasi umum, dengan jumlah terbesar berada di Kota Pekanbaru dengan 4.730 kasus.
"Temuan kasus pada ibu rumah tangga menduduki rangking ketiga terbesar dan temuan kasus HIV terbesar banyak ditemukan pada kelompok usia produktif yakni umur 25- 45 tahun," ujarnya.
Ia menekankan, dalam upaya percepatan penanggulangan HIV/AIDS secara nasional Pemerintah telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar itu harus dicapai oleh Pemerintah Daerah dan sudah tertuang dalam PP Nomor 2 tahun 2018, dan pencapaian SPM jadi tanggung jawab pemerintah daerah bupati, wali kota dan gubernur.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, katanya, sudah berupaya menanggulangi HIV/AIDS yakni dengan menetapkan Perda Nomor 4 tahun 2006 tentang Penanggulangan HIV/AIDS dan kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Riau.
"Karenanya orang yang terdampak HIV/AIDS (ODHA) ini harus dilakukan pendekatan dan dirangkul untuk menanganinya agar pertolongan bisa berjalan lancar. Edukasi tentang HIV/AIDS ini perlu disebarluaskan kepada masyarakat, sebab orang yang menderita penyakit ini bukan harus dijauhi namun diarahkan untuk melakukan pengobatannya," katanya.
Wagubri mengimbau organisasi perangkat daerah terkait dapat mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan yang berlaku. Karena, kebijakan alokasi anggaran ini sebagai salah satu bukti upaya memerangi HIV/AIDS mendapatkan perhatian serius dari Pemda.
"Mari kita masifkan promosi pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS. Manfaatkan media digital, teknologi digital terbaru, perluaskan akses pencegahan dan tes, hingga pengobatan," katanya.
Jangan sampai ada pemberhentian pengobatan, katanya menekankan dengan begitu satukan langkah cegah HIV/ AIDS, semua pihak bersama masyarakat dapat berperan aktif dalam mengakhiri epidemi HIV.
Sementara Kadis Kesehatan Riau, Zainal Arifin membenarkan jumlah penderita HIV/AIS di Provinsi Riau mencapai 8.034 jiwa.
"Angka 8.034 itu akumulasi sejak 1997 lalu sampai saat ini," kata Zainal Arifin, Jumat (18/11/2022).
Tetapi Zainal Arifin kembali menyebutkan jumlah 8.034 kasus HIV merupakan angka akumulasi sejak 1997 lalu.
Zainal mengaku Provinsi Riau tidak masuk tiga besar kasus tertinggi HIV dan AIDS di Indonesia. Di mana angka tertinggi di Provinsi Riau terjadi pada 2017, yakni sebanyak 741 kasus.
"Kalau dibandingkan daerah lain kita tidak masuk 3 besar yang tinggi. Kita antara 10 besar, angka ini juga menurun sejak 2020 lalu," katanya.
Dari catatan Dinas Kesehatan, angka HIV dan AIDS mengalami naik turun. Angka naik turun itu terjadi sejak mencapai titik puncak pada 2017 lalu dan tahun 2022 ini tercatat ada 591 kasus hingga di Oktober. Untuk pencegahan, anak sekolah hingga kalangan remaja diminta tak melakukan seks bebas.
Mengingat penularan terjadi akibat seks bebas, bukan dari darah dan jarum suntik.
"Tentu kita harus menerapkan pendidikan kepada mulai dari Anak SMA agar jangan sampai ada seks bebas. Itu tidak hanya dari jalur suntik dan darah karena saat ini hampir tidak ada lagi. Hanya (penularan) dari hubungan seks ya," sebut Zainal Arifin.
Dengan ditemukannya angka 10 besar jumlah penderita HIV terbanyak di Indonesia ini, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak seluruh masyarakat agar menjauhkan diri dan menjaga Bumi Lancang Kuning dari perbuatan maksiat.
"Menyikapi mewabahnya virus Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di tanah air tak terkecuali Provinsi Riau."
"Ditemukan 8.034 orang penderita HIV/AIDS kita mengajak masyarakat jaga negeri dari maksiat, agar jauh dari bencana," sebut Gubri.
"Sebagai umat Muslim, sepatutnya takut terhadap azab Allah SWT. Sebab azab merupakan siksaan dari Allah yang dihadapi manusia sebagai akibat dari kesalahan yang pernah atau sedang dilakukan," sambungnya.
HIV/AIDS, kata Gubri, juga disebabkan oleh adanya Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT), sementara itu, LGBT juga merupakan satu diantara perbuatan yang dilaknat Sang Maha Agung yakni kaum Nabi Luth.
Menurut hadis yang diriwayatkan Thabrani dan Baihaqi, yakni : "Ada empat orang yang berada dalam murka Allah, yakni para lelaki yang menyerupai wanita, para wanita yang menyerupai lelaki, orang yang menyetubuhi binatang, dan lelaki menyetubuhi lelaki".
Pengungkapan hadits diatas tidak saja mempertegas keharaman terhadap perilaku homoseksual, tapi juga perbuatan-pebuatan menyimpang lainnya, tidak terkecuali jika LGBT juga masuk dalam golongan yang dimurkai itu.
Lalu, isu tersebutpun lantas dikaitkan dengan terjadinya berbagai bencana di tanah air. Sebab menurut Gubri, jika terjadi maksiat disuatu daerah maka azab dan laknat Allah akan datang.
"Kami harapkan kiranya masyarakat Riau bisa membantu (tidak berbuat maksiat), karena kita ingin menyelamatkan negeri ini, karena kita khawatir kalau semakin banyak ini (maksiat) laknat Allah akan turun ke Riau. Sudah banyak contoh. Kalau ada sesuatu maksiat didaerah, tunggulah waktunya," jelas Gubri di Pekanbaru, seperti dilansir darimcr, Senin (5/12/2022).
Guberur Syamsuar mengimbau agar tidak berbuat maksiat yang nantinya akan mendatangkan bala dan bencana kepada Negeri Melayu ini.
"Kiranya ini dapat disampaikan kepada masyarakat, agar negeri ini tidak dibayang-bayangi dengan HIV/AIDS, karena ini (HIV/AIDS) juga dibayangi dengan LGBT," pungkasnya. (*)
Tags : HIV/AIDS, Penderita HIV, Riau TerbanyakPenderita HIV/AIDS, Riau Riau Masuk 10 Besar Jumlah Penderita HIV/AIDS,