TEL AVIV — Ribuan orang terlihat berbaris di Ibu Kota Tel Aviv, Israel pada Sabtu (22/5) malam untuk melakukan aksi solidaritas yang menunjukkan perdamaian antara Yahudi dan Arab di tengah ketegangan dalam dua pekan terakhir.
Dalam dua pekan terakhir, konflik Israel dan Hamas, faksi politik Palestina di Jalur Gaza terjadi. Ratusan serangan udara telah diluncurkan oleh Israel, sementara roket dikirimkan oleh pejuang Hamas.
Warga di Tel Aviv, yang terdiri dari etnis Yahudi dan Arab bersama-sama terlihat menyuarakan dukungan untuk perdamaian. Mereka ingin gencatan senjata yang diberlakukan pada Jumat (21/5) pagi antara Israel dan Hamas dapat berlangsung selamanya.
Para pengunjuk rasa juga menyerukan Pemerintah Israel mengambil tindakan segera mengakhiri pendudukan di Tepi Barat dan mencapai perdamaian dengan Palestina. Dilansir Jerusalem Post, pawai massa kali ini diorganisir oleh gerakan Standing Together dan Breaking the Silence.
Orang-orang yang mengikuti aksi unjuk rasa damai di Tel Aviv mulai berjalan dari area Rabin Square hingga menuju Habima Square. Diantara para peserta adalah seorang novelis sekaligus aktivis David Grossman, penulis Ayman Odeh, dan Tamar Zandberg.
Odeh mengatakan para politisi dan pejabat keamanan Israel berbicara mengenai putaran pertempuran. Namun, mereka seolah tidak melihat tujuh juta orang Palestina yang tinggal diantara Sungai Yordania dan Laut Mediterania.
“Ada dua orang yang tinggal di sini dan keduanya berhak atas penentuan nasib meraka,” ujar Odeh.
Sementara itu, Zandberg mengatakan dalam beberapa waktu terakhir terasa seperti mimpi buruk. Ia menyebut bahwa bagaimana kehidupan di Israel terlihat mengerikan dan tidak ingin ada perang selanjutnya.
“Kami tidak ingin mulai menunggu perang berikutnya, tetapi untuk mengubah arah menuju perdamaian dan hidup bersama dalam kemitraan sejati,” jelas Zandberg.
Aksi unjuk rasa sebelumnya juga berlangsung di Habima Square yang menjadi salah satu dari beberapa protes yang dihadiri oleh orang Yahudi dan Arab di seluruh negeri yang menyerukan perdamaian dan hidup berdampingan di tengah kerusuhan nasional dan operasi militer di Gaza. Warga dari kedua etnis ini telah berkumpul setiap hari selama operasi ofensif pasukan Israel dan memprotes kekerasan yang sedang berlangsung.
Selain itu, ratusan orang berkumpul di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (22/5). Mereka menyerukan pengunduran diri dan menyalahkan atas eskalasi di Jalur Gaza, yang dinilai dengan sengaja operasi militer diteruskan untuk kepentingan pribadi politiknya.
Sekitar 200 orang berbaris di sepanjang jalan di wilayah Jaffa, kota yang terletak antara Palestina dan Israel menyuarakan dukungan perdamaian. Mereka ingin warga Arab dan Yahudi dapat hidup berdampingan dengan rasa aman tanpa kekhawatiran konflik. (*)
Tags : palestina, gaza, israel, arab, yahudi,