INTERNASIONAL - Puing-puing roket China diperkirakan akan jatuh kembali ke Bumi secara tidak terkendali akhir pekan ini. Tidak jelas di mana dan kapan tepatnya bagian-bagian roket itu akan jatuh.
Roket Long March 5B diluncurkan pada akhir April untuk membawa modul pertama stasiun luar angkasa masa depan China ke orbit. Badan roket saat ini sedang mengitari Bumi, hendak memasuki atmosfer yang lebih rendah. Amerika Serikat pada hari Kamis (06/05) mengatakan sedang mengawasi jalur objek itu, tetapi saat ini tidak memiliki rencana untuk menembaknya jatuh. "Kami berharap pesawat itu akan mendarat di tempat yang tidak akan merugikan siapa pun," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. "Mudah-mudahan di lautan atau tempat seperti itu."
Dia juga secara tidak langsung mengkritik China, mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk "memastikan hal-hal semacam itu dipertimbangkan saat merencanakan dan melakukan operasi". Media pemerintah China selama beberapa hari terakhir berupaya meredam kekhawatiran dengan menyebut roket itu mungkin jatuh di tanah yang berpenghuni.
The Global Times mengutip pakar kedirgantaraan, Song Zhongping, yang mengatakan bahwa jaringan pemantau luar angkasa China akan terus mencermati dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kerusakan terjadi akibat jatuhnya puing-puing. Sejak 1990, tidak ada benda buatan manusia seberat lebih dari 10 ton yang sengaja dibiarkan di orbit untuk jatuh kembali ke Bumi tanpa kendali.
Namun dalam beberapa hari ke depan, roket Long March 5B seberat 21 ton akan menjadi salah satu peluncur terbesar yang berbuat demikian. Dengan lebar lima meter dan panjang 30 meter, roket itu sekarang bergerak dengan kecepatan sekitar 27.600 km/jam dalam orbit jatuh menuju Bumi. Roket tersebut saat ini berada dalam orbit rendah, yang berarti ia mengelilingi bumi tetapi secara bertahap masih ditarik ke bawah. "Tarikan akan memperlambat objek, yang menyebabkan hilangnya ketinggian, membawanya ke atmosfer yang lebih padat, yang pada gilirannya menyebabkan lebih banyak tarikan dan hilangnya kecepatan dan ketinggian," kata Jason Herrin dari Observatorium Bumi Singapura dirilis BBC.
"Setelah proses ini dimulai, objek akan terkunci dalam perjalanan turun yang tidak dapat diubah," jelasnya.
Sebagian besar roket tersebut diperkirakan akan terbakar karena atmosfer semakin padat di ketinggian sekitar 60 km dari permukaan. Bagian yang tidak terbakar sepenuhnya akan tetap ada dan jatuh ke bumi. Jika semua ini terjadi tanpa terkendali, tempat roket terbakar dan di mana puing-puing akan jatuh tidak dapat dikendalikan atau diprediksi secara akurat. Peluncuran Long March 5B lainnya pada tahun 2020 juga juga berakhir tanpa kendali dan beberapa puing jatuh di bagian pedesaan Pantai Gading, Afrika Barat, menimpa pipa logam sepanjang 12 meter, meskipun tidak ada yang terluka.
Astronom Jonathan McDowell, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan masalah roket tak terkendali itu adalah" masalah besar dengan Long March 5B". "Roket AS dan Eropa yang kecil juga masuk kembali tanpa kendali (dan terbakar seluruhnya), tetapi roket AS atau Eropa yang besar dirancang khusus untuk tidak meninggalkan bagian-bagian besar di orbit; bagian-bagian itu selalu dibuang dengan aman pada orbit pertama penerbangan, "katanya.
"China memutuskan mereka lebih suka menggunakan desain yang lebih sederhana dan berharap mereka beruntung dengan kembali memasuki bumi tanpa terkendali, tetapi tidak melukai siapa pun."
Masuk kembali secara terkontrol berarti roket masih dapat dikendalikan oleh tim peluncur, misalnya melalui mesin roket atau pendorong kecil. Puing-puing tersebut biasanya akan diarahkan ke lokasi tertentu di tengah laut dan jauh dari manusia. Dengan begitu, jalur penerbangan bisa dikendalikan dan lokasi masuk kembali bisa diprediksi. Biasanya, tempatnya jauh dari daratan, seperti di Pasifik Selatan, antara Australia, Selandia Baru, dan Amerika Selatan. Area seluas sekitar 1.500 km persegi wilayah ini adalah kuburan pesawat ruang angkasa dan satelit.
Kemana puing-puing akan jatuh?
Koresponden sains BBC, Jonathan Amos, mengatakan roket tersebut bergerak di zona yang membentang 41 derajat ke utara dan selatan khatulistiwa - mencakup New York, Istanbul dan Beijing di utara serta Wellington dan Cile di selatan. Dia berkata: "Jika Anda tinggal di utara atau selatan zona ini, ia tidak akan menimpa Anda, dan jika Anda tinggal di dalam zona itu, dekat dengan ekuator, kemungkinan ada sesuatu yang jatuh sangat, sangat kecil — 70 % dari Bumi tertutup lautan jadi jika ada [puing-puing] yang selamat dari roket yang terbakar ketika jatuh ke bumi, kemungkinan besar ia akan berakhir di air."
Para ilmuwan memperkirakan roket itu akan jatuh pada 10 Mei, dengan marjin kesalahan kurang-lebih dua hari, dan kemungkinan besar mereka tidak akan tahu persis lokasi pendaratan roket itu sampai satu jam sebelumnya. Sebuah peta bernama AstriaGraph, yang didanai oleh pemerintah AS, memungkinkan pelacakan semua objek buatan manusia di luar angkasa — sekitar 26.000 benda.
Profesor Moriba Jah, seorang insinyur kedirgantaraan dari University of Texas yang mengerjakan proyek tersebut, mengatakan: "Ukuran benda-benda itu berkisar dari telepon pintar hingga stasiun luar angkasa dan mungkin 3.500 dari mereka adalah satelit yang masih berfungsi, sisanya adalah sampah". Dengan maraknya eksplorasi ruang angkasa di paruh kedua abad ke-20, jumlah puing-puing ruang angkasa semakin meningkat dan bisa menjadi ancaman bagi satelit yang masih berfungsi.
Ada sekitar 200 benda besar, termasuk potongan-potongan roket tua, yang berpotensi menjadi "bom waktu", menurut Profesor Jah. "Satelit yang menyediakan layanan seperti posisi, navigasi dan waktu, transaksi keuangan, peringatan cuaca, bisa kapan saja tertabrak salah satu sampah ini dan kemudian berhenti berfungsi. Jadi dampaknya akan signifikan bagi umat manusia jika kita kehilangan sebagian sumber daya berbasis ruang angkasa ini. "
Roket Long March 5B China dapat ditemukan di AstriaGraph, dengan sebutan CZ-5B. Ia mengitari Bumi setiap 90 menit sekali, tetapi sulit untuk memperkirakan lintasan roket yang jatuh karena ada banyak variabel dan perhitungan yang perlu dilakukan. Jadi untuk saat ini, para ilmuwan hanya memantau penurunannya, mengantisipasi kedatangannya kembali dalam waktu dekat.
Roket Long March lepas landas pada 29 April 2021 dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang China. Pesawat itu membawa modul kunci untuk stasiun luar angkasa permanen baru sebagai bagian dari program luar angkasa China yang semakin ambisius. Beijing berencana untuk memiliki setidaknya 10 peluncuran serupa lagi, membawa semua peralatan tambahan ke orbit, sebelum stasiun selesai pada tahun 2022. China juga berencana membangun stasiun bulan, bekerja sama dengan Rusia. Negara ini terlambat memulai eksplorasi ruang angkasa, dan baru mengirim astronot pertamanya ke luar angkasa pada tahun 2003, beberapa dekade setelah Uni Soviet dan AS melakukannya. (*)
Tags : Roket China, Roket akan Jatuh Tanpa Kendali ke Bumi, Kemana Puing-puing akan Jatuh,