"Kini Kabupaten-Kota mengeluhkan vaksin habis, dewan menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] tak efektif"
erbagai daerah kabupaten dan kota di Riau sudah pada mengelukan stok vaksin yang kurang hingga habis, namun Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar megakui alokasi vaksin dari pemerintah pusat memang terbatas. Justru bantuan pusat yang kini disalurkan Gubri seperti bantuan beras PPKM kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 di Provinsi Riau.
"Penyaluran beras ada pengawalan dari Satuan Tugas (Satgas) Pangan termasuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) supaya penyaluran ini tepat sasaran sesuai apa yang diharapkan pemerintah," kata Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar usai peluncuran Bantuan Beras PPKM di Kantor Lurah Labuhan Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Rabu (21/7).
Wali kota Pekanbaru Firdaus yang ikut mendampingi Gubri mengatakan jumlah total dalam dua kelompok bantuan beras PPKM yang akan diserahkan kepada masyarakat Pekanbaru yaitu sebanyak 38.000. "Alhamdulillah penyaluran bantuan beras PPKM sudah di Launching pak Gubernur, ini bukan untuk Kota Pekanbaru saja tetapi juga se Riau," ungkap Firdaus.
Untuk di Pekanbaru sendiri akan diserahkan bantuan tersebut per kecamatan dan perkelurahan agar tidak terjadi penumpukan pada saat penyaluran serta akan menentukan waktunya agar tidak terjadi kerumunan. Pihaknya akan mengatur supaya dalam penyalurannya tetap mematuhi protokol kesehatan dengan harapan bantuan ini dapat meringankan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini. "Bantuan ini akan kita tentukan jadwalnya dan Insyaalah secepatnya akan kita selesaikan dalam pendistribusian," kata dia.
PPKM tak efektif
Ketua Komisi V DPRD Riau, Eddy A Mohd Yatim menilai penerapan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tak efektif bila dibandingkan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Menurutnya pemberlakuan PPKM ini bahkan tak membuat orang menjauhi kerumunan. Karena masih banyak kerumunan terjadi di tempat makan dengan tidak menerapkan protokol kesehatan.
Eddy bahkan tak tahu bagaimana PPKM ini bekerja. Ia menyebut yang jelas efek paling kelihatan dari PPKM ini berdampak ke ekonomi masyarakat. Menurut Eddy ekonomi masyarakat khususnya di kalangan bawah sudah cukup sulit. Ia khawatir penerapan PPKM akan mempersulit ekonomi masyarakat. "Saya lihat memang sejak pandemi ini perekonomian di bawah semakin berat. Seandainya dilakukan pembatasan lagi tentu mereka akan lebih berat," kata Eddy A Mohd Yatim.
Menurutnya jalan keluarnya adalah bantuan sosial kepada masyarakat untuk membantu ekonomi mereka. "Kita terus lakukan pengawasan dan evaluasi atas penyaluran bantuan bantuan sosial ini. Kita lihat banyak juga di luar yang belum dapat," ujarnya.
Keluhan vaksin habis
Disaat banyak daerah mengeluhkan vaksin habis justru pemerintah mendatangkan bantuan PPKM beras. Gubri hanya bisa menjawab alokasi vaksin dari pemerintah pusat memang terbatas. "Semua daerah sudah butuh vaksin, namun ketersediaan vaksin kita alokasinya sedikit. Tadi teman-teman kabupaten kota sudah minta tambahan," kata Gubri.
Gubri menjelaskan bahwa sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, saat ini alokasi vaksin diprioritaskan untuk daerah-daerah darurat dengan tingkat penyebaran Covid-19 tinggi. "Tapi bukan berarti yang daerah tidak darurat tidak diberikan vaksin. Hanya saja jumlahnya terbatas," ujarnya menambahkan rencananya bulan Agustus 2021 mendatang Provinsi Riau akan mendapat tambahan vaksin dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Kesehatan [Kadiskes] Riau, Mimi Yiliani Nazir sendiri mengakui Riau telah mendapat tambahan 4.160 vial (botol kecil) vaksin untuk menambah stok yang sudah ada. "Alhamdulillah, tambahan vaksin dari pusat sudah kami terima subuh kemarin. Ada 4.160 vial vaksin Sinovac," kata dia menambahkan rencananya 4.160 tersebut, lanjut Mimi, akan didistribusikan sebanyak 1.250 vial untuk TNI, 1.250 vial untuk Polri, dan sisanya untuk dinas kesehatan seluruh Riau.
Tambah kasus positif covid-19
Indonesia melaporkan penambahan 49.509 kasus baru positif Covid-19 pada Kamis 22 Juli 2021, sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini telah menembus angka 3 juta. Sementara untuk Provinsi Riau hari ini bertambah 769 kasus positif. Jawa Barat menyumbang angka kasus positif terbanyak dengan total 10.499 kasus. Disusul DKI Jakarta dengan total kasus 7.058, dan Jawa Timur dengan total 6.625 kasus.
Detail perkembangan virus Corona adalah: Kasus positif bertambah 49.509 menjadi 3.033.339, Pasien sembuh bertambah 36.370 menjadi 2.392.923, Pasien meninggal bertambah 1.449 menjadi 78.032. Tercatat sebanyak 294.470 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 271.167. Adapun sebaran 49.509 kasus baru Corona di Indonesia per Kamis 22 Juli 2021, sebagai berikut:
Jawa Barat: 10.499 kasus
DKI Jakarta: 7.058 kasus
Jawa Timur: 6.625 kasus
Jawa Tengah: 5.371 kasus
Banten: 3.333 kasus
DI Yogyakarta: 1.978 kasus
Kalimantan Timur: 1.952 kasus
Bali: 1.250 kasus
Sumatera Utara: 1.235 kasus
Sulawesi Selatan: 954 kasus
Sumatera Selatan: 806 kasus
Nusa Tenggara Timur: 779 kasus
Riau: 769 kasus
Kepulauan Riau: 690 kasus
Kalimantan Selatan: 650 kasus
Sumatera Barat: 617 kasus
Bangka Belitung: 528 kasus
Kalimantan Barat: 475 kasus
Lampung: 424 kasus
Kalimantan Utara: 405 kasus
Nusa Tenggara Barat: 379 kasus
Sulawesi Tengah: 379 kasus
Sulawesi Utara: 370 kasus
Jambi: 359 kasus
Kalimantan Tengah: 339 kasus
Papua: 221 kasus
Bengkulu: 214 kasus
Maluku Utara: 155 kasus
Papua Barat: 153 kasus
Sulawesi Barat: 151 kasus
Sulawesi Tenggara: 137 kasus
Aceh: 103 kasus
Gorontalo: 76 kasus
Maluku: 75 kasus (*)
Tags : Vaksin Covid-19, Vaksin Habis, Gubernur Syamsuar Kerahkan Bantuan Beras, Bantuan Beras Bagi Warga Terpapar Corona,