
KOTA BATAM memiliki kepala daerah baru yang akan memimpin selama lima tahun ke depan. Harapan dari berbagai pihak termasuk Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) menyampaikan.
"Dr. Amsakar Achmad, S.Sos., M.Si, mendapat titipan harapan."
“Yang pertama, saya ingin pemimpin baru bisa lebih objektif dalam memilih kabinet kepemimpinannya di Kota Batam. Tidak boleh ada politik balas budi sehingga nantinya seluruh pegawai yang bertugas bisa menjalankan tugas sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya,” kata Larshen Yunus, Ketua Umum (Ketum) Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN), tadi ini usai Jumat (21/3) sore.
Ia menyampaikan beberapa catatan penting dan harapan bagi Amsakar Achmad sebagai Walikota Batam dan Li Claudia Chandra sebagai Wakil Walikota Batam periode 2025 - 2030.
"Salah satu catatan utama yaitu harus cepat diatasi jangan ada politik balas budi di awal kepemimpinannya," harap Larshen Yunus yang satu alumni dengan pemimpin baru Kota Batam itu di Universitas Riau (UNRI).
Ia berharap, wali kota dan wakil wali kota Batam bisa lebih merangkul masyarakat dalam kegiatan dan program pemerintahan di Kota Batam.
Dr. Amsakar Achmad, S.Sos., M.Si, lahir di Sungai Buluh, Singkep Barat, Lingga, (1 Agustus 1968) adalah Wali Kota Batam yang mulai menjabat pada 20 Februari 2025. Sebelumnya, Amsakar Achmad menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam dan Wakil Wali Kota Batam masa jabatan 2016-2021 dan 2021-2024 mendampingi Muhammad Rudi.
Amsakar Achmad terpilih sebagai Walikota Batam periode 2025-2030 pada pemilihan umum Wali Kota Batam 2024 dengan meraih perolehan suara sebanyak 278.132 dengan presentasi 66,01 persen suara sah berpasangan dengan Li Claudia Chandra
Amsakar Achmad sebagai putra dari Achmad bin Jubil dan Halimah binti Muhammad, menempuh pendidikan di SD Negeri 37 Sungai Buluh (1975-1981), SMP Negeri 2 Dabo Singkep (1981-1984), dan SMA Negeri Dabo Singkep (1984-1987). Ia meraih gelar S1 Sosiologi dari Universitas Riau (UNRI) (1987-1994)[2] dan S2 Manajemen dari Universitas Airlangga (2003-2005). Tesisnya berjudul "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan Produktivitas Kerja Pegawai pada Pemerintah Kota Batam".
Saat menjadi mahasiswa, ia berhasil menjadi Mahasiswa Terbaik I Fisipol UNRI dan Mahasiswa Terbaik III UNRI (1991) dan menerima Beasiswa Yayasan Supersemar.
Ia menjadi mahasiswa juga tercatat sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fisipol UNRI serta Sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru 1989-1990, Sekretaris Umum Keluarga Muda Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar UNRI 1989-1992, Koordinator Komisi A Bidang Penalaran Senat mahasiswa UNRI 1989-1991, dan terakhir sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fisipol UNRI 1991-1992.
Lulus program Doktoral pada Pascasarja di Institut Ilmu Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jakarta tahun 2025 dengan IPK 3,81 merupakan lulusan tercepat seangkatannya. Adapun judul: “Implementasi Kebijakan Ex Officio dalam Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Kembali seperti disebutkan Larshen Yunus yang menyinggung Ormas adalah sebuah aset.
"Tentu yang dimiliki setiap wilayah dan menjadi jembatan komunikasi dari masyarakat dan pemerintah," kata Larshen.
"Pemimpin baru harus bisa lebih merangkul, dilibatkan dan dibangun komunikasi yang baik dari ormas ke Pemerintah Kota Batam,” jelasnya.
Jadi Larshen berharap wali kota baru bisa memberikan program yang bermanfaat untuk seluruh anggota dan kader ormas yang ada di Kota Batam.
"Saya kira pemimpin baru Kota Batam bisa memberikan wadah dan fasilitas seperti pelatihan pengembangan keterampilan bagi seluruh anggota dan kader ormas yang ada. Sehingga masyarakat bukan hanya sekadar ikut-ikutan namun juga bisa memberikan manfaat untuk Kota Batam," terangnya.
Tetapi menurut Larshen, topik tentang pemimpin teladan memang seringkali menjadi bahasan menarik. Ketika mendengar cerita-cerita para pemimpin yang menginspirasi, ada kesan yang begitu membekas dalam hati. Banyak yang mengagumi, bahkan tidak sedikit yang ingin mengikuti jejaknya. Namun mengingat tantangan yang harus dihadapi, tidak sedikit pula yang merasa takut untuk menjadi pemimpin.
Pemimpin bukan sekadar pemegang pucuk kepemimpinan atau sosok yang memerintah anak buah. "Melainkan suatu karakter di mana seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi orang lain atau bagi masyarakat yang dipimpinnya," sebutnya.
Diakuinya, menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin nyatanya bukan hal yang mudah. Selain harus mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik, juga harus bisa memimpin anggota tim untuk menuju ke arah lebih baik.
Diakhir penjelasannya, Larshen berharap pemimpin baru yang bisa menerapkan sebagai pemimpin yang demokratis, otokratis, afiliatif dan visioner, tutupnya. (*)
Tags : sikap pemimpin, pemipin efektif, membangun organisasi pemerintahan, gabungan rakyat prabowo gibran, relawan garapan larshen yunus, walikota dan wakil walikota batam amsakar achmad-li claudia chandra,