"Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Riau minta kaum ibu-ibu waspada dan jangan anggap sepele sebab balita bisa terpapar corona"
engingat saat ini angka terkonfirmasi Covid-19 di Riau kembali meningkat, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Riau meminta bagi masyarakat yang memiliki anak yang umurnya di bawah lima tahun (Balita) untuk lebih waspada lagi dan selalu terapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
"Bagi yang memiliki bayi atau balita diminta untuk lebih waspada lagi, supaya terhindar dari penularan Corona. Terlebih kasus kematian akibat Covid-19 pada balita di Provinsi Riau saat ini tergolong tinggi," kata Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi pada pers, Senin (12/7).
Ia menyampaikan, bahwa hingga kini ada tercatat sebanyak 12 balita di Riau yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. "Sudah ada 12 balita yang meninggal, angka kematian pada balita ini harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi balita memang memiliki imun yang rendah. Sehingga mereka rawan terpapar Covid-19, terlebih jika balita tersebut memiliki komorbid. Maka akan sulit untuk ditolong," sebutnya.
Yovi mengimbau sekaligus menegaskan untuk seluruh masyarakat yang memiliki bayi ataupun balita untuk lebih waspada, dan selalu menerapkan protokol kesehatan dengan baik kapanpun dan dimanapun. Dan jika dilihat, sambungnya, angka kematian balita akibat Covid-19 di Riau lebih tinggi jika dibandingkan kelompok anak-anak usia 5 sampai 18 tahun yang hanya ada 2 kasus.
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Provinsi Riau hingga saat ini jumlah balita yang terpapar Covid-19 sudah mencapai 2.639 kasus dan yang masih dirawat ada 196 kasus. Dari jumlah tersebut 12 balita meninggal dunia akibat Covid-19. Tingginya angka kematian pada balita ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab balita memang memiliki imun yang rendah.
dr Indra Yovi juga mengingatkan mereka rawan terpapar Covid-19 dan akan sulit ditolong jika balita tersebut memiliki penyakit penyerta atau komorbid. "Iya, balita memang rentan ya, apalagi kalau punya komorbid (penyakit bawaan), ini yang harus diwaspadai," katanya.
Angka kematian balita akibat Covid-19 di Riau lebih tinggi jika dibandingkan kelompok anak-anak usia 5 sampai 18 tahun yang hanya ada 2 kasus. Kasus kematian akibat Covid-19 paling tinggi ditemukan pada kelompok usia antara 40 sampai 60 tahun yang mencapai 1.034 orang. Kemudian kelompok usia diatas 60 tahun juga rawan. Sejauh ini sudah ada 811 kasus kematian akibat Covid-19 yang terjadi pada kelompok usia diatas 60 tahun. Sedangkan untuk kelompok usia 18 sampai 40 tahun ada 181 kasus. Hingga saat ini total angka kematian akibat Covid-19 di Riau mencapai 2.040 kasus.
Terungkap jumlah balita meninggal akibat terpapar covid-19
Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Umum Daerah [RSUD] Arifin Achmad Provinsi Riau, Citra Cesilia mengungkapkan, angka kematian Balita di Riau akibat terpapar Covid-19 hingga saat ini sudah mencapai 14 anak. Jumlah Balita di Riau yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 terungkap, Ia memperingatkan jangan anggap sepele.
Dari 14 kasus kematian Balita di Riau akibat terpapar Covid-19 tersebut 12 diantaranya adalah anak-anak yang masih Balita , sedangkan dua kasus lagi pada anak yang usianya antara 5 sampai 18 tahun. "Kalau kita lihat angka yang paling banyak sakit itu dikelompok usia 5 sampai 18 tahun, yang kelompok anak usia 0 sampai 5 tahun ini tidak banyak yang sakit. Tapi angka kematian justru yang tinggi pada kelompok anak 0 sampai 5 tahun," kata Citra yang sehari-hari bertugas di divisi respirologi dan alergi imunologi anak RSUD Arifin Ahmad, Provinsi Riau pada wartawan, Senin (12/7).
Menurutnya, untuk anak-anak kelompok usia 5 sampai 18 tahun, meski angka sakit banyak, namun angka kematian sedikit, hanya dua kasus. Kondisi ini disebabkan karena anak-anak usia 5 sampai 18 tahun ini gejala tidak berat. Angka kesembuhanya tinggi, bahkan sampai 99 persen untuk di Riau. "Artinya, mereka terpapar Covid-19 tapi bisa bertahan," ujar dr Citra.
Berbeda dengan kasus Covid-19 pada anak-anak usia 0 sampai 5 tahun justru lebih tinggi angka kematiannya, 12 kasus. Kondisi ini disebabkan karena sistem imum pada tubuh anak-anak Balita ini belum sepenuhnya bagus. Saat terpapar Covid-19 kondisinya akan cepat memburuk apalagi si Balita yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid. "Rata-rata mereka (anak-anak meninggal akibat Covid-19) ini dirawat kurang dari 48 jam. Jadi pasien ini dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah berat, kemudian diswab, kemudian meninggal, hasilnya swabnya belum keluar pasien meninggal dan ternyata setelah hasil swabnya keluar ternyata positif," katanya.
Melihat tingginya angka kematian akibat Covid-19 ini, dr Citra mengingatkan kepada orang tua agar tidak menganggap sepele kasus Covid-19 pada anak. Sebab banyak orang tua yang menganggap gejala ringan akibat Covid-19 yang dialami oleh si anak sebagai hal yang biasa, sehingga anak tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis. "Jadi jangan berpikir, ini gejala ringan, karena kalau itu dibiarkan bisa jadi berat, dan angka kematian itu akan semakin beresiko pada anak-anak yang punya komorbid dan usianya dibawa 5 tahun," ujarnya.
Selain mengancam si anak, kasus Covid-19 yang terjadi pada anak-anak juga bisa menularkan pada orang lain. Termasuk pada orang tuanya. "Jadi kalau ada gejala segera diswab, karena ada banyak kasus orang tuanya positif, kemudian anaknya ini tidak diswab lalu dititipkan di tempat nenek atau kakeknya dan itu Lansia, ini kan cukup beresiko. Padahal ini kan bisa dicegah dengan cara anak nya juga diswab saat tau orang tuanya positif," katanya.
Dr Citra mengungkapkan untuk angka kematian akibat Covid-19 di Riau total ada 14 kasus dan 12 diantaranya ada pada Balita dan 2 kasus lagi pada anak usia 2 - 18 tahun. Jika dilihat secara persentase angka kematian akibat Covid-19 di Riau memang rendah, yakni 0,1 persen. Namun orang tua tetap harus meningkatkan kewaspadaanya terhadap anak-anaknya dari paparan Covid-19. "Tapi kalau kita bicara soal kematian kan kita tidak lagi bicara soal angka, tapi ini nyawa, jadi satu nyawa itu sangat besar, apalagi ini pada kasusnya pada anak-anak, mereka inilah yang kedepan akan menjadi generasi penerus bangsa," kata Citra.
Jangan bawa balita ke kerumunan
Ketua Ahli Epidemiologi Riau, Dokter Wildan Asfan Hasibuan memperingatkan bagi kaum ibu, Ketua Ahli Epidemiologi Riau, Dokter Wildan Asfan Hasibuan menegaskan agar kaum ibu jangan bawa balita ke kerumunan, karena sudah ada sebanyak 2.639 balita di Riau terpapar Covid-19. Kepada orangtua yang memiliki bayi dibawah lima tahun atau balita agar tidak membawa anaknya ke kerumunan atau tempat keramaian.
Tempat keramaian atau merumunan yang rawan bali terpapar Covid-19 adalah pusat perbelanjaan, tempat wisata atau bahkan ke lokasi pesta pernikahan, pesan ini disampaikan Dokter Wildan menyusul tingginya angka kematian pada balita yang disebabkan akibat Covid-19. Tercatat, sudah ada 12 balita di Riau yang meninggal dunia akibat Covid-19. "Kalau anak-anak ini dibawa tempat kerumunan kan banyak yang cium-cium karena gemes, namanya anak bayi kan pasti banyak yang gemes pengen mencium atau menggendongnya," kata dr Wildan.
Namun tanpa disadari tindakan tersebut justru menjadi celah penularan Covid-19 kepada anak-anak khususnya balita. "Jadi kalau tidak penting kali jangan lah bawa balita itu keluar rumah, apalagi ke tempat keramaian, karena kalau sudah dibawa ke tempat umum, jumpa keluarga digendong kesana-kesini, dicium ini bahaya," ujarnya.
Wildan mengungkapkan, penularan Covid-19 pada balita sebagian besar memang disebabkan dari kluster keluarga. Untuk itu pihaknya meminta kepada orangtua agar memperhatikan protokol kesehatan saat orangtua pulang kerumah setelah beraktifitas di luar rumah. "Kalau anak-anak itu lebih banyak dari kluster keluarga, jadi ini harus menjadi perhatian orangtua," katanya.
Anak dan remaja akan divaksin covid-19
Sedangkan Asisten I Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru, Azwan mengajak para ibu-ibu dapat membawa anak-anak dan remaja segera vaksinasi Covid-19. Ada sebanyak 123 ribu lebih anak-anak dan remaja di Pekanbaru akan disuntik Vaksin Covid-19. Mereka yang akan menjalani Vaksinasi Covid-19 Anak-anak dan remaja di Pekanbaru itu merupakan anak-anak dan remaja yang berusia dari rentang 12 tahun hingga 17 tahun.
Mayoritas anak-anak dan remaja yang akan menjalani Vaksinasi Covid-19 Anak-anak dan remaja di Pekanbaru tersebut berstatus pelajar. "Jadi dari rapat awal 123 ribu orang anak-anak dan remaja bakal mendapat suntikan vaksin," jelas Azwan.
Menurutnya, jumlah anak-anak dan remaja yang terdata belum termasuk yang belajar di pondok pesantren. Tim nantinya akan mendata lebih lanjut jumlah anak-anak dan remaja yang bakal menerima suntikan vaksin. Azwan menyebut bahwa data awal bersumber dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pekanbaru.
Data bersumber dari jumlah peserta didik di Kota Pekanbaru dari masing-masing dinas yang menaungi satuan pendidikan diperoleh dari Dinas Pendidikan Pekanbaru, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pekanbaru dan Dinas Pendidikan Riau. "Jadi data sementara kita peroleh 123.053 orang, Jumlah ini belum termasuk peserta didik yang belajar di pesantren," paparnya.
Azwan menyebut jumlah anak-anak dan remaja yang memperoleh suntikan vaksin bisa bertambah. Pembahasan bakal berlanjut dalam rapat bersama Forkopimda terkait vaksinasi bagi anak dan remaja. (*)
Tags : Balita di Riau, Balita dan Remaja, Vaksinasi, Sorotan, Balita dan Remaja Bisa Terpapar Covid-19,