H. DARMAWI WARDHANA ZALIK ARIS, Koordinator Lembaga Ketahanan Ekonomi Desa Nasional [LKED Nas] menilai Sawit bisa tumbuh subur di lahan pasir, tapi tetap saja memiliki tantangan karena kurang unsur miniral.
"Beberapa bulan ini warga di Riau bergelut dengan sawit yang berada di lahan berpasir."
"Lahan tersebut memang lahan bukaan dari sisa lahan yang tergenang air "rawa" dari lahan utama. Tetapi ada pemberian tangkos dan perawatan gulma," kata Darmawi Wardhana yang dirinya juga diunjuk sebagai agen pupuk NPK 88 Plus di Riau oleh PT Sinar Nusa Indonesia.
Dia menilai, dengan menggunakan PC (eksavator) tanah di lahan itu dinaikan dan dibuat gundukan agar bisa ditanami sawit.
Kendati begitu ciri khas dari lahan itu tidak serta merta hilang, yaitu tetap tergenang, sedikit gambut dan berpasir. Sehingga tantangan yang dihadapi sama, yaitu masuk pada kategori lahan kritis dan kurang unsur mineral.
Setelah beberapa minggu dari masa pembongkaran dan tanah telah padat serta siap untuk ditanami.
Hasilnya, memang selama dua bulan sawit tidak menampakan perkembangan berarti, bahkan daun-daun sawit menguning dan cendrung kering.
Pertumbuhan tunas baru pun sepertinya stagnan (terhenti) bahkan perawatanya sama, "tetapi pupuk NPK bisa diberikan seperti di lahan sawit mineral."
Menanam sawit dilahan berpasir lalu bagaimana cara perawatnya?
Menurut Darmawi lahan berpasir/pasir bisa dikatakan tidak sama dengan lahan mineral yang kaya unsur hara dan organik tanah, sehingga perlu perlakuan khusus untuk perawatannya.
Jika ingin melihat perubahan ke arah yang lebih baik dan tumbuh dengan subur maka perlu dilakukan;
1. Pemilihan bibit
Bibit sawit yang ditanam dilahan sawit tidak boleh sembarangan, karena ketahan bibit sawit terhadap lahan pasir berbeda-beda, olehkarena itu bibit harus dipilih yang kuat dengan lahan kritis salah satunya bibit berlabel TN (atau tergantung pekebun).
2. Penanaman
Penanaman dilahan pasir tidak boleh sembarangan, dimana dilahan pasir harus diberi unsur organik yang lebih banyak di lubang tanam sebagai deposit hara untuk tanaman.
3. Pemupukan dengan unsur organik
Setidaknya setelah penanaman awal, sawit diberi pemupukan unsur organik dengan menaburkanya disekeliling pohon sawit, bahan organik itu bisa kotoran ayam dalam bentuk lempengan atau tangkos sawit.
4. Pemupukan sistem benam
Pemupukan di lahan berpasir paling bagus dilakukan dengan sistem benam, karena sifat tanah pasir yang lepasan atau mudah tererosi sehingga bila dipupuk sistem permukaan mudah melepaskan unsur hara pupuk yang terkandung di dalamnya.
5. Perawatan gulma
Selain cepat melepaskan unsur hara, lahan pasir juga sulit menahan air atau menangkap air, sehingga perlu pemeliharaan gulma yang bermanfaat untuk menjaga kelembapan perakaran sawit yang dilakukan dengan semprot pilih bukan bumi hangus, selain itu, gulma juga bisa menahan erosi tanah yang terjadi pada lahan berpasir.
Namun Darmawi kembali melihat kalau penggunaan pupuk NPK 88 Plus bisa dilakukan karena manfaatnya bisa meremajakan struktur tanah, menghemat biaya pemupukan, membuat tanaman lebih subur dan cepat besar juga meningkatkan hasil panen hingga 50 persen, hasil panen lebih sehat dikonsumsi yang ramah lingkungan. (*)
Tags : lembaga ketahanan ekonomi desa nasional, lked nas, sawit bisa tumbuh subur di lahan pasir, lked nas nilai tantangan tanam sawit di lahan berpasir,