PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pinang secara bertahap dan berangsur terus turun ke harga terendah dan hampir menyentuh titik harga terendah yakni diangka Rp6.140.
"Penurun harga pinang secara brutal ini membuat petani mulai kewalahan."
"Setelah harga jual hasil pinang basah terjun bebas ke angka Rp. 4.000 perkilo, dan harga pinang kering diangka Rp. 8.000 perkilo yang dijual ke pengepul pinang," kata para petani yang berada di wilayah Tanjab Barat.
Padahal, saat jaya jayanya, harga pinang yang sebelumnya sempat menyentuh angka Rp 19.000 sampai Rp 20.000, membuat para petani bisa sumringah.
Tetapi petani di Tanjabbar mulai menjerit. Karena keutungan yang didapat sejak awal tahun 2023 menjadi sedikit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
"Harga pinang hari ke hari sejak beberapa bulan terakhir terus menurun. Biaya yang harus dikeluarkan saat panen dengan nilai jual hitungannya merugi," keluh Bowo, petani pinang di Desa Lumahan, Kecamatan Senyerang.
Tetapi dia kembali mengemukakan, belum lagi saat ini tanaman pinang sedang musim trek, sehingga buahnya pun sedikit.
"Kami berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa mencari solusi agar harga kembali normal," sebutnya.
Tidak seperti yang dirasakan petani sawit, para petani pinang di Provinsi Jambi juga mengeluhkan harga produk pertanian yang menurun.
"Saat harga kelapa sawit naik signifikan, pinang malah turun. Tapi yang penting masih bisa masuk pasar," kata Sarifah, seorang warga keluarga petani pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) Provinsi Jambi, dikontak ponselnya, Sabtu kemarin.
Meski ada penurunan harga jual komoditi ekspor itu, namun mereka optimistis produk pinang mereka tetap diminati karena termasuk komoditi khas di Provinsi Jambi sekaligus telah menembus pasar ekspor.
Untuk menyiasati harga di pasaran, para petani dan pelaku perdagangan pinang terus mencari peluang.
Seorang pelaku usaha pinang di Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, Juntak menyebutkan akibat harga kurang menarik banyak yang mengurangi penjualan atau suplay.
Kondisi itu sudah berlangsung dalam tiga bulan terakhir. Selain itu sortir untuk memastikan kualitas juga lebih ketat.
"Pinang sekarang turun dimana pengepul bisa mengirim pinang berton-ton pinang tiap bulan, kini hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjual ke pabrik," kata Juntak melalui ponselnya.
Hal itu dilakukan untuk menghindari kerugian akibat penurunan harga. Dalam tiga bulan terakhir, harga harga yang biasa nya Rp.24.000 per kilogram di tingkat pengepul, kini hanya Rp13.500 per kilogram untuk kelas terbaik.
Selain menampung pinang, ia juga menjadi pengepul biji kering kakao. Harga biji kakao cenderung stabil untuk 3 bulan. Sayangnya sedikit petani yang menanam kakao dibandingkan dengan pinang," katanya.
Ia menyebutkan di tingkat pengepul harga pinang turun sejak Desember 2021 hingga saat ini (2023).
Kalau 7 bulan terakhir, pinang jenis super seharga Rp13.500, per kilogram, di bawahnya asalan Rp12.000 per kilogram. Kemudian pinang rebus Rp.13.000 per kilogram, klotok asalan Rp12.000 per kilogram.
Pengepul biasanya mengambil dari petani. Meski mengalami penurunan harga untuk tanaman pinang namun tanaman berpohon berbuku-buku itu merupakan tanaman utama masyarakat di Provinsi Jambi. Sistem tanamannya yang mudah selain itu pinang juga dapat dengan mudah disemai.
"Di lahan pinang biasanya tumpangsari dengan kelapa, bila pinang tak dijual, maka penghasilan bisa dari kelapa," katanya menambahkan.
Merosotnya harga komoditi pinang sejak satu bulan terakhir juga terjadi di Riau, membuat petani pinang di daerah kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) juga mengeluhkannya.
Saat ini harga komoditi yang sudah dijadikan unggulan oleh petani di Inhil masih bertahan pada kisaran Rp 10 ribu per kilogram, kata Syafrion 45, petani pinang di Krintang, Inhil.
”Pinang sekarang sudah dijadikan sebagai pilihan untuk dikembangkan oleh petani di daerah ini. Sebab selain didukung oleh lahan yang luas, hasil panen dari ladang juga selalu ditampung oleh pedagang. Namun disayangkan sejak satu bulan terakhir harganya mengalami penurunan hingga menjadi Rp10 ribu hingga Rp11 ribu per kilogram,” katanya.
Dijelaskannya, penurunan harga komoditi pinang itu sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun 2022 lalu, namun penurunannya secara bertahap.
”Diawal tahun harga 1 kilogramnya Rp 19 ribu, kemudian turun menjadi Rp 17 ribu. Satu bulan lalu berada pada kisaran Rp 14 ribu, namun sekarang malah makin turun lagi menjadi Rp 10 ribu per kilogram,” jelasnya.
Harga Rp10 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram itu adalah sudah dalam kondisi kering, bukan dalam kondisi bawah. Dia menambahkan saat ini hasil panen pinang di kebunnya memang mengalami penurunan.
”Penurunan jumlah panen ini bukan karena pengaruh cuaca atau iklim, tapi memang berdasarkan siklus masa berbuahnya karena sudah melewati puncak. Namun ini akan kembali normal dalam tiga bulan ke depan,” jelasnya saat dihubungungi melalui ponselnya.
Tetapi para petani umumnya mengaku penurunan harga pinang sudah terjadi sejak 6 bulan terakhir, tapi secara bertahap.
Karena turunnya harga pinang ini, sebagian besar petani lebih memilih menyimpan daripada menjual. Sebab komoditi ini bila dikeringkan secara sempurna, bisa disimpan hingga satu tahun.
Dalam kondisi kering, pinang dihargai paling tinggi Rp 11 ribu, namun bisa Rp 10 ribu jika buahnya belum masak sempurna dan kecil-kecil.
Tetapi persoalan lainnya, walau yang dijual oleh petani dalam kondisi kering, tetap masih dikurangi dengan kadar air sebesar sepuluh persen. Pengurangan kadar air 10 persen itu bertujuan agar keuntungan sebesar Rp 2 ribu per kilogram bisa didapatkan.
Harga pinang di Riau cuma Rp6.140 per kg menurut data yang diberikan Dinas Perkebunan (Disbun) Riau.
Harga pinang kering di Provinsi Riau sendiri juga mengalami penurunan yang dihargai Rp6.140 per Kg berlaku sejak Kamis 23 Maret 2023.
"Harga pinang kering turun sebesar Rp1.527 sehingga harga pekan ini sebesar Rp6.140 per kilo," kata Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Riau, Zulfadli.
Ia menyebut, harga harga pinang kering (100%) tersebut berlaku di Kabupaten Kampar, Siak, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir (Inhil), dan Kepulauan Meranti.
Sementara itu, harga untuk produk komoditi perkebunan lainnya di Provinsi Riau, seperti kelapa butiran di Kabupaten Kuansing, Kampar dan Kepulauan Meranti untuk periode pekan ini sebesar Rp2.850 per Kg atau turun harga dari harga minggu lalu.
Untuk harga Bokar (Bahan Olahan Karet Rakyat) baik tingkat petani maupun di beberapa Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di Kabupaten/Kota ditingkat petani/KUB Kabupaten Kampar sebesar Rp9.725 per Kg.
Untuk harga kopra mutu kering (100%) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp5.350 Kg atau mengalami naik harga dari harga minggu lalu.
Sementar tepung sagu basah sebesar Rp2.300 per Kg di Kabupaten Siak, Indragiri Hilir, dan Kepulauan Meranti yakni tetap dari harga pekan lalu. (*)
Tags : petani pinang, harga pinang merosot, petani keluhkan harga pinang yang terus merosot,