SEJARAH - Pada 6 Mei 2023, Charles III akan dimahkotai di atas Batu Scone yang suci – simbol kuno kedaulatan Skotlandia yang sejarahnya tercampur dalam kontroversi dan legenda.
Westminster Abbey adalah salah satu bangunan keagamaan paling terkenal di dunia dan salah satu tempat wisata utama London.
Dibangun oleh Raja Edward 'The Confessor' pada 1040, tempat ini telah menjadi tempat penobatan kerajaan atau koronasi sejak 1066.
Siapa pun yang menyaksikan pemakaman mendiang Ratu Elizabeth II pasti telah familiar dengan eksterior gotik bangunan ini yang elegan dan langit-langit berkubahnya yang megah.
Para pengunjung yang datang langsung ke Westminster Abbey juga disuguhi pemandangan makam-makam dan tugu peringatan dari sejumlah seniman dan penulis terkenal. Di antaranya Geoffrey Chaucer, Thomas Hardy, Rudyard Kipling, Shakespeare, dan Bronte bersaudari.
Tahun ini, jelang penobatan raja Inggris terbaru, Charles III, publik telah memberikan sorotan khusus pada Kursi Penobatan, kursi yang menjadi tempat raja Inggris dimahkotai sejak 1308.
"Anda dapat menemukannya disimpan di balik kaca di Kapel St George, tepat di dekat Pintu Utama Barat dari Westminster Abbey. Dia ada di samping potret Raja Richard II," kata Sue King, seorang pemandu wisata yang tersertifikasi dengan Blue Badge untuk London dan Westminster Abbey.
"Apa yang Anda lihat adalah sebuah kursi kayu cokelat tua, tapi ada catatan yang menyebut kursi itu dilukis dengan gambar raja-raja, dedaunan, dan burung, kemudian disepuh dan dilengkapi dengan batu berharga. Itu mungkin perabot tertua yang masih digunakan di Inggris."
Meski sudah tua, kursi itu hanyalah sebagian kecil dari kisah penobatan.
Di bawah kursi itu, beberapa anak sekolah nakal dari Westminster School mengukir inisial mereka di atas platform kayu.
Platform ini sengaja dirancang oleh Raja Edward I untuk menampung Batu Penobatan, sebuah batu suci dengan asal-usul misterius yang dibawa dari Skotlandia pada 1296.
Platform ini sekarang kosong – tetapi sebelum koronasi pada 6 Mei nanti, batu itu akan dibawa dari Kastil Edinburgh (di mana benda itu sekarang ditempatkan, di samping Permata Mahkota Skotlandia) ke Westminster Abbey saat Charles III dinobatkan sebagai raja Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.
Batu Penobatan – juga dikenal sebagai Batu Scone atau Batu Takdir – adalah simbol kuno kedaulatan Skotlandia terkait dengan Irlandia dan Spanyol, yang dicuri oleh Inggris dan bahkan dikaitkan dengan kisah-kisah alkitabiah.
Namun, meskipun memiliki sejarah yang panjang (dan kontroversial), Batu Scone sebenarnya terlihat seperti batu yang biasa-biasa saja: lempengan persegi panjang dari batu pasir merah muda seukuran koper kecil dengan berat sekitar 152 kg.
Satu-satunya hiasan di permukaan batu adalah salib yang dipotong kasar. Di setiap ujungnya dipasang cincin besi.
Tidak ada yang tahu pasti kapan cincin-cincin dipasang atau apakah tujuannya adalah untuk membuat batu lebih mudah dipindahkan atau untuk mengikatnya di tempatnya.
Dan itu hanyalah satu dari sekian banyak misteri seputar Batu Scone.
Menurut legenda, ini adalah batu sama yang digunakan oleh tokoh alkitab, Yakub (bapak bangsa Israel), sebagai bantal ketika dia bermimpi tentang tangga yang mencapai surga.
Dari sini, salah satu putra Yakub dikatakan membawa batu itu ke Mesir, di mana ia melakukan perjalanan ke Spanyol dan kemudian ke Irlandia ketika putra raja Spanyol, Simon Brech, menyerbu pulau itu pada 700 SM.
Di sana, batu itu ditempatkan di Bukit Suci Tara dekat Skryne di County Meath dan diberi nama Lia Fail, atau "batu yang berbicara”.
Konon, batu itu akan mengeluarkan suara seperti mengerang jika penggugatnya berdarah bangsawan, namun tak mengeluarkan suara jika penggugatnya berpura-pura.
"Ada sejumlah Lia Fail dalam sejarah Irlandia kuno," kata David Hume, seorang sejarawan, jurnalis, dan penyiar Ulster Scots.
"Pada tahun 496 M, sebuah batu dimiliki oleh Raja Fergus Mór mac Eirc yang memerintah Dalriada, kerajaan yang membentang di Laut Irlandia dan menggabungkan bagian dari Skotlandia Barat,” dia berkisah.
Kata Hume, menurut cerita, Fergus membawa batu Lia Fail dari Irlandia ke Skotlandia ketika dia memindahkan kursi kerajaannya ke Dunnadd di Argyll pada 498 M.
Namun, tidak jelas seberapa banyak dari cerita itu benar. Bukti utama untuk itu ada dalam Deklarasi Arbroath Skotlandia pada 1320 M, yang ditandatangani oleh para bangsawan Skotlandia sebagai permohonan kepada Paus untuk mengakui kemerdekaan Skotlandia.
Mereka menyebutkan sebuah “benda kehormatan” telah melewati Laut Mediterania dan datang dari Israel.
Apa pun kebenarannya, kita tahu bahwa batu itu dibawa ke Biara Scone di Perthshire setelah Raja Kenneth I – yang menyatukan kerajaan Skotlandia dan Pictish dan dikenal sebagai Raja Skotlandia pertama – memindahkan ibu kota dari Skotlandia Barat ke Scone sekitar tahun 840 M.
"Batu Takdir" atau "Stone of Destiny" ini digunakan selama berabad-abad dalam upacara penobatan raja-raja Skotlandia.
Tetapi setelah kemenangannya di Pertempuran Dunbar pada 1296, Raja Edward I dari Inggris menuju ke utara, merebut batu itu dari Biara Scone dan memasangnya di platform kayu Kursi Penobatan yang dibuat khusus, di mana raja-raja Inggris dimahkotai di Westminster Abbey London sejak saat itu.
Namun, sejarah ini masih diperdebatkan.
Ada desas-desus bahwa para biksu di Istana Scone menyembunyikan batu penobatan yang asli di Sungai Tay dan menipu pasukan Inggris yang kemudian mengambil batu penggantinya.
Selain itu, sejumlah ahli geologi telah membuktikan bahwa batu yang disita oleh Edward I digali di sekitar Scone, bukan di Yudea dalam Alkitab.
Kemungkinan besar batu yang lebih kuno digunakan untuk memahkotai raja-raja Irlandia, dan ini lah yang mungkin pertama kali dibawa ke Antrim dari Tara dan kemudian ke Skotlandia oleh Raja Fergus.
Tetapi beberapa saat setelah itu, batu untuk upacara penobatan digantikan dengan yang digali di dekat Scone, yang kemudian dipakai sampai sekarang.
Meski begitu, tidak ada yang pernah menemukan batu yang konon disembunyikan itu dan, meskipun Skotlandia belum menjadi bagian dari Inggris Raya, batu yang diambil Edward secara simbolis memberikan kekuasaan kepada raja Inggris di masa depan atas Skotlandia.
Karena itu, representasi fisik dari kursi monarki yang sekarang ini, selama bertahun-tahun telah menjadikannya incaran para aktivis politik.
Pada 1914, pendemo meledakkan sebuah bom di bawah kursi penobatan.
Selama Perang Dunia Kedua, kekhawatiran bahwa Jerman akan melakukan pengeboman membuat batu itu disembunyikan secara diam-diam di bawah Biara Westminster, sementara Kursi Penobatan dipindahkan ke Katedral Gloucester sampai perang usai.
Tidak lama setelah mereka dikembalikan, sekelompok mahasiswa nasionalis Skotlandia memaksa masuk ke Biara pada Malam Natal 1950.
Mereka memindahkan batu itu, memecahkannya dalam proses (mungkin karena kerusakan yang disebabkan oleh bom sebelumnya) dan menyembunyikannya sampai diperbaiki.
Empat bulan kemudian, batu itu ditempatkan di altar tinggi di Arbroath Abbey yang sebelumnya juga hancur - sebuah bangunan yang telah lama dikaitkan dengan kemerdekaan Skotlandia.
Itu adalah aksi yang spektakuler, dan meskipun batu itu akhirnya dikembalikan ke Westminster, para siswa tidak pernah dituntut dan seruan untuk kemerdekaan Skotlandia terus berkembang.
Pada 1996, perdana menteri Inggris saat itu, John Major, mencoba membungkam seruan ini dengan tindakan aneh. Ia mengumumkan bahwa batu itu akan dikembalikan ke Skotlandia, dengan syarat batu itu dibawa kembali ke Westminster Abbey untuk digunakan dalam penobatan raja-raja Inggris di masa depan.
Mendapatkan izin agar hal ini terjadi hanyalah setengah dari pertempuran. Mengangkut batu itu sendiri adalah tugas yang sulit.
"Ketika Batu Takdir dikembalikan ke Skotlandia pada 1996, proses mengeluarkannya dari kursi membutuhkan kehati-hatian untuk memastikan baik kursi maupun batu itu terlindungi," jelas Kathy Richmond, kepala Koleksi & Konservasi Terapan di Lingkungan Bersejarah Skotlandia seperti dirilis BBC.
Operasi pengangkatan Batu yang lambat dan terencana dengan hati-hati dari Kursi Penobatan memakan banyak waktu. Para spesialis konservasi bekerja hingga dini hari.
Prosedur yang sama akan diulang akhir tahun ini, ketika batu itu dibawa ke London untuk penobatan Raja Charles.
Setelah batu itu diletakkan di bawah Kursi Penobatan, mereka akan dipindahkan dari tempatnya melalui Pintu Barat ke Teater Penobatan, sebuah area di tengah Westminster Abbey, tepat di tengah garis salib tempat biara dibangun.
Secara historis, kawasan ini dihiasi dengan lukisan dinding yang cerah. Saat ini fiturnya yang paling mencolok adalah lantai mozaik abad pertengahan yang tebal dan dikenal sebagai trotoar Cosmati.
"Di sini raja akan diurapi oleh Uskup Agung Canterbury," kata King. "Untuk bagian upacara yang pribadi ini, sebuah kanopi ditempatkan di atas kursi oleh empat Ksatria Garter.
"Raja saat itu akan menyerahkan Pedang Persembahan (yang kemudian akan dia serahkan kembali), lalu Tongkat Kerajaan, dan Bola Emas sebelum akhirnya raja dimahkotai dengan Mahkota Edward."
Barang-barang regalia penobatan ini adalah jantung dari koleksi Permata Mahkota yang dipajang di Menara London.
Tetapi pengunjung Menara London saat ini tidak akan melihat koleksi sebanyak biasanya.
Mahkotanya sedang diubah ukurannya agar sesuai dengan kepala Raja Charles III, dan banyak barang lainnya akan dipinjam untuk dikenakan oleh anggota keluarga kerajaan lainnya.
Westminster Abbey juga akan ditutup untuk umum pada hari-hari menjelang 6 Mei - seperti halnya Kastil Edinburgh ketika Batu Takdir dipindahkan.
Mengingat sejarah dan signifikansi batu itu, detail pasti tentang kapan dan bagaimana batu itu akan diangkut adalah rahasia yang dijaga ketat.
Bangunan-bangunan dan artefak-artefak kuno ini memang menjadi magnet bagi wisatawan ke Inggris, namun saat penobatan nanti, mereka akan berfungsi sebagai pengingat sejarah mereka - sejarah yang terkait dengan Kepulauan Inggris, dan mungkin keterkaitan mereka dengan darah Israel mereka. (*)
Tags : sejarah batu scone, batu scone sebagai kedaulatan skotlandia, batu scone tempat charles III dimahkotai, batu scone simbol kuno yang suci, inggris raya,