UMAT ISLAM dianjurkan memiliki benteng pertahanan rohani yang kuat. Mengingat ada sembilan keturunan setan dengan tugas menggoda manusia di berbagai tempat dan keadaan.
Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam Nashaihul Ibad menukil penjelasan Sayyidina Umar bin Khattab Radhyalahu anhu tentang peran masing-masing setan itu dari yang bertugas di pasar, rumah tangga, hingga yang menggoda para pejabat agar berbuat zalim.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina Umar bin Khattab Radhyalahu anhu, "Sesungguhnya keturunan setan itu ada sembilan. Yaitu Zallaitoun, Watsin, Laqous, A'wan, Haffaf, Murrah, Masaouth, Dasim dan Walhan."
"Si Zallaitoun bertugas mengelola penggodaan di pasar-pasar, di sinilah ia mengibarkan panji-panji. Si Watsin bertugas mengelola penggodaan pada bencana (musibah)."
"Si A'Wan bertugas menggoda pejabat. Si Haffaf bertugas menggoda pemabuk. Si Murrah bertugas menggoda pada permainan seruling."
"Si Laqous bertugas menggoda Majusi. Si Masouth bertugas mengelola pengacauan pada berita-berita, sehingga para penerima berita tidak tahu lagi dari mana sumbernya."
"Si Dasim bertugas mengelola penggodaan di rumah-rumah, sehingga jika suami datang tidak memberikan salam serta tidak pula menyebut Asma Allah, lalu Dasim kobarkan api pertengakaran sampai akhirnya terjadi talak, khuluk atau tamparan oleh suami itu kepada istrinya."
"Si Walhan bertugas menimbulkan rasa was-was dalam wudhu, sholat, dan ibadah-ibadah yang lain."
"Dalam berwudhu terdapat setan yang menggoda, ia bernama Walhan, maka peliharalah dirimu (beliau berkata: Berhati-hatilah kamu)."
Dijelaskan bahwa yang dimaksud setan di atas adalah iblis dan anak keturunannya yang disebut Izazil.
Setan bernama A'Wan bertugas menggoda pejabat. Supaya para pejabat berbuat zalim.
Supaya pejabat berbuat dosa dan maksiat, misalnya berbohong kepada publik, korupsi, mengorbankan kepentingan publik demi kepentingan pribadi atau kelompok, tidak amanah, serakah terhadap dunia dan berbagai perbuatan dosa lainnya.
Dalam menghadapi godaan dan tipu daya setan, umat Islam dianjurkan memiliki benteng pertahanan rohani yang kuat.
Masih menukil kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Ka'ab Al Ahbar Radiyallahu anhu, seorang ulama tabi'in yang masuk Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab, meriwayatkan bahwa ada tiga benteng utama bagi orang beriman agar terjaga dari pengaruh setan, yakni masjid, zikir kepada Allah, dan membaca Alquran.
Pada awalnya, Ka'ab al-Ahbar beragama Yahudi kemudian menjadi Muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
Ka'ab al-Ahbar pindah dan tinggal di Madinah setelah menjadi Muslim. Ka'ab al-Ahbar adalah seorang ulama tempat mengadu orang-orang Yahudi yang beragama Islam.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa Ka'ab al-Ahbar meriwayatkan tentang tiga benteng diri dari godaan setan.
Diriwayatkan dari Ka'ab Al Ahbar Radiyallahu anhu, ia berkata, "Pagar (benteng) bagi orang-orang yang beriman dari godaan setan itu ada tiga, yaitu masjid, zikir kepada Allah dan membaca Alquran."
Pertama, masjid dapat digunakan sebagai pagar atau benteng, karena di dalamnya terdapat para Malaikat dan orang-orang yang beribadah.
Kedua, mengingat Allah atau zikrullah juga dapat digunakan sebagai benteng pertahanan terutama dengan membaca hauqalah.
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil azhīmi.
"Tiada daya upaya dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
Ketiga, membaca Alquran, terutama membaca ayat Kursi (Surat Al-Baqarah Ayat 255) yang nyata-nyata sangat mujarab.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. (QS Al-Baqarah Ayat 255)
Tags : keturunan setan, bahaya keturunan setan, sembilan nama keturunan setan dan tugasnya, tugas keturunan setan, setan dan tugasnya, tugas setan, tugas setan di bumi,